Mencoba Menjadi Keluarga Allah

Muflih Syamil
Mahasiswa fakultas Psikologi UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
13 Desember 2022 13:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muflih Syamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Galeri pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Galeri pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dari Anas Radhiyallahu’anhu berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah punya keluarga dari kalangan manusia”, Maka para sahabat pun bertanya, “Siapakah mereka Ya Rasulullah?”, Rasulullah SAW menjawab,“Ahlul Quran, mereka adalah keluarga-Nya Allah dan orang orang khusus-Nya” (HR. Ahmad).
ADVERTISEMENT
Siapakah Ahlul Quran?
Mereka adalah para penghafal Al-Quran. Bukan hanya menghafal saja, tetapi juga mengamalkanya dan kemudian juga menyebarkannya dengan mengajarkan kepada orang lain. Dan itu, sebagaimana yang Rasulullah SAW sebutkan, adalah salah satu golongan yang terbaik diantara manusia, yaitu para sahabat rasul. Maka tak dapat diayal, bahwa di zaman sekarang ini banyak dari kalangan kaum muslimin berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar Ahlul Quran agar termasuk dalam golongan keluarga Allah yang memiliki keutamaan banyak sekali dan kemudian menjadikannya sebagai motivasi untuk terus bersemangat dalam menghafal Al-Quran.
Lalu bagaimana sih menghafal itu?
Menghafal adalah salah satu proses untuk menjadi Ahlul Quran. Karena tidak ada cara lain untuk menjadi Ahlul Quran kecuali dengan menghafal Al-Quran. Yang namanya Ahlul Quran, pastinya harus hafal Al-Quran dong, minimalnya. Terus apakah menghafal Al-Quran itu gampang atau susah?
ADVERTISEMENT
Ada yang bilang menghafal itu susah, ada lagi yang bilang gampang, kemudian ada juga yang bilang susah susah gampang, Jadinya menghafal itu sebenarnya bagaimana sih? Gampang atau susah?
Menghafal itu tergantung bagaimana cara orang itu berpikir, atau istilah sekarang itu mindset. Orang yang ber-mindset menghafal itu susah, kedepannya akan mengalami kesusahan karena dia sudah salah ber-mindset. Begitu juga sebaliknya, orang yang ber-mindset menghafal itu gampang maka akan menikmati seluruh proses mengahafal yang dilaluinya.
Maka perbaikilah mindset kita terhadap Al-Quran. Salah satu cara agar dapat duduk berlama-lama dengan Al-Quran adalah dengan cara mencari motivasi. Cari atau buat lah kata semangat atau quotes, buatlah tujuan kita menghafal itu apa, lalu dikembangkan atau disingkat dengan kata-kata yang menyentuh, atau mungkin malah membuat kata-kata yang menusuk hati. Dan jadikan itu sebagai motivasi yang kuat.
ADVERTISEMENT
Contohnya ada di sebuah kelas di salah satu pondok pesantren tahfidz akan menghadapi ujian akhir tahfidz, yaitu ujian hafalan yang dimana para santri di wajibkan untuk menyetorkan hafalanya sebanyak 20 juz sebagai sayarat untuk pengambilan ijazah. Agar dalam proses persiapan ini semangat mereka membuat sebuah kata kata motivasi yang di tempel di dinding dinding kelas, di pintu kamar, lemari, dan di berbagai tempat lainnya agar menjadi doktrin bagi mereka. Kata-katanya kurang lebih seperti ini.
Sumber : Galeri Pribadi
Itu hanya salah satu contoh saja yang saya temukan ketika mampir ke pondok pesantren tersebut. Tentu saja masih banyak motivasi-motivasi lain yang bisa kita ambil. Misal dari ayat Al-Quran itu sendiri, atau dari hadits nabi, atau mungkin dari perkataan para sahabat ataupun para ulama. Ganti-ganti juga gak apa, sesuaikan saja dengan keadaan mood kita. Yang penting motivasi harus tetap ada dalam proses menghafal ini, karena -setidaknya- bisa membantu dan mengembalikan semangat kita untuk mencapai tujuan kita dalam menghafal.
ADVERTISEMENT
Niat.
Niat juga penting, atau bisa di bilang yang terpenting, karena niat akan menentukan apa yang kita dapat. Misalnya kita niat hafal buat dapet kerja, dapet beasiswa, dapet pasangan, dan seterusnya. Itu semua percuma jika tidak kita niatkan karena Allah, karena tidak ada yang menjamin bahwa setelah kita capai apa yang kita niatkan kita masih membaca alquran kecuali kalau kita niatkan karena Allah. Menghafal itu niatkan Lillahita'ala, Insya Allah semuanya nanti akan mengikuti.
Akhi, jika kita mengejar dunia itu gak akan ada habisnya, tetapi jika kita meninggalkan dunia dan berfokus pada Al-Quran maka dunia itu akan mengikuti. Dunia jika dirayu akan semakin pelit dan meninggi. Namun jika ditinggalkan maka dia yang akan merayu kita, maka dia akan memberikan semuanya.
ADVERTISEMENT
Yakin dengan Allah.
Oh ya yang terakhir itu jangan lupa. Kita harus yakin dengan Allah. Ketika berdoa minta diberikan kemudahan dalam menghafal Al-Quran, karena Al-Quran adalah milik Allah, firmannya Allah, maka kita harus percaya dan yakin 100% terhadap Nya. Tanpa dirasa, terkadang walaupun kita sudah berdoa kita masih saja mengandalkan kemampuan kita. Contohnya ketika kita berdoa ingin di mudahkan, kita malah minder karena ada yang bilang kita gak punya bakat, atau di dalam hati kita masih yakin bahwa dengan kemampuan kita pasti bisa menghafal Al-Quran.
Saya sendiri awalnya juga tidak menyadari hal tersebut, sampai ketika saya setoran dan saya membuat kesalahan dalam hafalan saya, ustadz saya pun menepuk saya dan berkata "Antum ini gimana, masih salah, Antum itu doa yakin gak?" Maka saya jawab "Yakin tadz", "Masih kurang, ingat bahwa Alquran itu milik Allah, punyanya Allah, maka yakinlah pada Allah ketika berdoa, Quran itu bukan punya kemampuanmu, bukan karena kemampuan otak mu kamu bisa hafal, tapi karena Allah yang berikan..."
ADVERTISEMENT
Menghafal itu perlu pertolongan Allah, jangan terlalu mengandalkan kemampuan yang kita miliki, andalkanlah Allah Yang Maha Memiliki.
Kesimpulannya, perbaikilah niat kita, perbaikilah mindset kita, perbaruilah motivasi kita dan semangat kita, dan jangan lupa tingkatkan lagi keyakinan kita terhadap pertolongan Allah. Insya Allah, Allah nantinya yang akan memudahkan kita dalam proses menghafal Al-Quran.