Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Persepsi Mahasiswa Terhadap Kesenjangan Sosial Di Indonesia
27 Oktober 2024 3:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Andi As Shafa Isfahani21 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesenjangan sosial di Indonesia merupakan isu yang terus mendapat perhatian baik dari kalangan akademisi, pembuat kebijakan, hingga mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang diharapkan bisa membawa perubahan. Kesenjangan sosial, yang meliputi perbedaan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan ekonomi, merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh bangsa ini. Persepsi mahasiswa terhadap kesenjangan sosial dapat memberikan gambaran bagaimana generasi muda memandang dan merespons masalah ini, serta peran apa yang mereka mainkan dalam mengatasinya.
Artikel ini akan mengkaji persepsi mahasiswa terhadap kesenjangan sosial di Indonesia, dengan menggunakan data dan referensi dari tahun 2015 hingga 2024. Fokus utama dari artikel ini adalah untuk memahami bagaimana mahasiswa menilai isu kesenjangan sosial, kontribusi mereka dalam mengatasi masalah ini, serta tantangan yang mereka hadapi. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai peran mahasiswa dalam upaya mengurangi kesenjangan sosial di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pemahaman Mahasiswa tentang Kesenjangan Sosial
Mahasiswa, sebagai individu yang memiliki akses terhadap pendidikan tinggi, memiliki pandangan yang lebih kritis mengenai kesenjangan sosial. Mereka memahami bahwa kesenjangan sosial tidak hanya berdampak pada individu secara ekonomi, tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup, kesempatan pendidikan, dan mobilitas sosial masyarakat (Santoso & Wahyuni, 2020). Banyak mahasiswa mengidentifikasi bahwa akar dari kesenjangan sosial di Indonesia adalah distribusi yang tidak merata dari sumber daya dan kesempatan (Kompasiana, 2023).
Keterlibatan Mahasiswa dalam Pengentasan Kesenjangan Sosial
Banyak mahasiswa yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi yang berfokus pada pengurangan kesenjangan. Mereka memanfaatkan pengetahuan dan sumber daya yang dimiliki untuk mengadakan program-program yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan (Wahyuni et al., 2018). Misalnya, program pengajaran sukarela di daerah terpencil atau pendampingan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian lokal.
ADVERTISEMENT
Peran Pendidikan dalam Mengurangi Kesenjangan
Mahasiswa beranggapan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengurangi kesenjangan sosial. Dengan pendidikan yang baik dan merata, setiap individu memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan taraf hidupnya. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai program untuk meningkatkan akses pendidikan, namun mahasiswa masih melihat adanya kesenjangan signifikan dalam kualitas pendidikan di berbagai wilayah (Sutopo, 2016).
Penggunaan Teknologi sebagai Alat Pemberdayaan
Sebagai digital natives, mahasiswa melihat teknologi sebagai alat penting untuk mengatasi kesenjangan sosial. Teknologi dapat digunakan untuk memperluas akses terhadap informasi dan pendidikan, serta sebagai platform untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja baru (Raharja et al., 2022). Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi teknologi dalam berbagai aspek kehidupan, yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi kesenjangan.
ADVERTISEMENT
Meskipun banyak mahasiswa yang berperan aktif dalam mengatasi kesenjangan sosial, terdapat pandangan skeptis mengenai efektivitas dan keberlanjutan usaha mereka. Beberapa kritikus berpendapat bahwa keterlibatan mahasiswa sering kali bersifat sementara dan tidak berkelanjutan. Program sukarelawan yang dijalankan mahasiswa sering kali hanya berfokus pada bantuan jangka pendek tanpa solusi jangka panjang yang nyata (Academia.edu, 2018).
Selain itu, ada juga anggapan bahwa mahasiswa tidak selalu memiliki pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas kebijakan publik dan ekonomi yang diperlukan untuk mengatasi kesenjangan sosial. Mereka cenderung idealis dan kurang memahami hambatan struktural yang ada, seperti korupsi dan birokrasi yang menghambat distribusi sumber daya yang merata (Indrawati & Haryanto, 2019).
Menanggapi argumen ini, penting untuk diingat bahwa meskipun usaha mahasiswa mungkin terlihat kecil dan sporadis, mereka tetap berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih besar. Energi dan semangat mahasiswa dapat menjadi katalisator penting dalam mendorong perubahan kebijakan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengatasi kesenjangan sosial. Pendidikan yang mereka terima membekali mereka dengan alat-alat untuk berpikir kritis dan inovatif dalam mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Persepsi mahasiswa terhadap kesenjangan sosial di Indonesia menunjukkan bahwa mereka menyadari isu ini sebagai salah satu tantangan utama yang harus diatasi untuk mencapai masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Mahasiswa tidak hanya memahami dampak dari kesenjangan sosial tetapi juga aktif mencari solusi melalui pendidikan, teknologi, dan keterlibatan sosial.
Walaupun terdapat tantangan dan kritik terhadap peran serta mahasiswa, pandangan dan aksi mereka tetap menjadi bagian penting dari upaya kolektif untuk mengurangi kesenjangan sosial di Indonesia. Dalam jangka panjang, memberikan dukungan terhadap pendidikan yang berkualitas dan mendorong partisipasi mahasiswa dalam diskusi kebijakan publik dapat menjadi langkah strategis dalam memberantas kesenjangan sosial.
Melalui artikel ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami persepsi dan kontribusi mahasiswa dalam isu kesenjangan sosial serta terinspirasi untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan perubahan yang lebih baik di masyarakat.
ADVERTISEMENT