Konten dari Pengguna

Kesehatan Mental Di Era Media Sosial: Terutama Pada Remaja

Andi Tenri Bunga muslim
Mahasiswa di Universitas Negeri Makassar
21 Oktober 2024 15:14 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andi Tenri Bunga muslim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source: https://www.gettyimages.com/detail/photo/pumpkin-with-leaf-confetti-royalty-free-image/118251039
zoom-in-whitePerbesar
source: https://www.gettyimages.com/detail/photo/pumpkin-with-leaf-confetti-royalty-free-image/118251039
ADVERTISEMENT
Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan remaja dan anak muda. Dengan kemajuan teknologi dan akses mudah ke internet, platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter semakin mendominasi interaksi sosial. Namun, dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan media sosial dengan peningkatan kecemasan, depresi, dan masalah harga diri. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbandingan sosial, cyberbullying, hingga kecanduan terhadap validasi online dalam bentuk "like" atau "follower". Meskipun media sosial juga memiliki manfaat, seperti membangun komunitas dan memperluas jaringan pertemanan, penting untuk memahami bagaimana pengaruh negatifnya dapat memengaruhi kesehatan mental, khususnya pada kelompok usia yang rentan seperti remaja dan anak muda.
ADVERTISEMENT
Bayangkan dunia di mana setiap momen kehidupan remaja diabadikan dan dibagikan dalam hitungan detik. Di satu sisi, media sosial membuka jendela ke dunia yang lebih luas, memungkinkan remaja untuk terhubung, belajar, dan berbagi pengalaman. Namun, di sisi lain, dunia maya ini juga membawa tantangan yang tak terduga bagi kesehatan mental mereka. Dari tekanan untuk selalu tampil sempurna hingga risiko cyberbullying, bagaimana sebenarnya media sosial memengaruhi kesejahteraan psikologis generasi muda kita? Mari kita telusuri lebih dalam dampak-dampak ini dan cari tahu bagaimana kita bisa membantu mereka menavigasi dunia digital dengan lebih sehat dan bijak.

Dampak Media Sosial Terhadap Kesejahteraan Mental Generasi Muda

Media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis generasi muda. Di satu sisi, media sosial dapat memberikan manfaat positif seperti memperluas jaringan pertemanan, meningkatkan keterlibatan sosial, dan memberikan platform untuk mengekspresikan diri. Remaja dapat merasa lebih terhubung dengan komunitas mereka dan mendapatkan dukungan emosional dari teman-teman mereka secara online.
ADVERTISEMENT
Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat membawa dampak negatif. Paparan terus-menerus terhadap konten yang menampilkan kehidupan ideal orang lain dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi. Generasi muda sering kali membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial, yang dapat mengurangi rasa percaya diri dan memicu perasaan tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.
Selain itu, media sosial juga dapat menjadi sarana bagi perilaku negatif seperti cyberbullying, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental remaja. Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mengalami cyberbullying cenderung memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memantau penggunaan media sosial dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu remaja mengelola dampak negatifnya.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, media sosial memiliki potensi untuk mempengaruhi kesejahteraan psikologis generasi muda baik secara positif maupun negatif. Penting untuk menemukan keseimbangan dalam penggunaannya dan memastikan bahwa remaja mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjaga kesehatan mental mereka.

Beberapa Penelitian Tentang Dampak Media Sosial Terhadap Kesejahteraan Psikologis Remaja

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Nila Zaimatus Septiana dari IAIN Kediri menemukan bahwa penggunaan media sosial selama pandemi COVID-19 memiliki dampak positif dan negatif terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan sosial remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier sederhana dan MANOVA, dan melibatkan 257 responden berusia 12 hingga 19 tahun.
Penelitian lain oleh Melani Nur Cahya dan rekan-rekannya dari Sekolah Tinggi Agama Islam Kuningan menyoroti bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan dan depresi pada remaja. Studi ini juga membahas faktor-faktor moderasi seperti dukungan sosial offline dan regulasi penggunaan media sosial yang dapat mempengaruhi hubungan antara media sosial dan kesejahteraan psikologis remaja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penelitian dari Universitas Airlangga mengungkapkan bahwa media sosial dapat bermanfaat bagi perkembangan psikososial dan kesejahteraan psikologis remaja, tergantung pada motif penggunaan dan tingkat ketergantungan mereka. Penelitian ini menunjukkan bahwa harga diri dan motif penggunaan media sosial dapat berperan sebagai moderator dalam hubungan antara ketergantungan media sosial dan kesejahteraan psikologis.
Penelitian-penelitian ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana media sosial mempengaruhi kesejahteraan psikologis remaja dan pentingnya pendekatan yang seimbang dalam penggunaannya.
Meskipun ada yang berargumen bahwa media sosial memberikan platform untuk ekspresi diri dan dukungan sosial, manfaat tersebut tidak selalu sebanding dengan dampak negatifnya. Misalnya, dukungan sosial di media sosial sering kali bersifat sementara dan superfisial, sementara efek negatif dari perbandingan sosial dan cyberbullying bisa bertahan lama. Penelitian dari American Psychological Association juga menunjukkan bahwa perasaan "dukungan sosial" di media sosial sering kali lebih dangkal dibanding interaksi langsung di dunia nyata, yang lebih sehat bagi perkembangan emosional remaja.
ADVERTISEMENT

Apakah Ada Solusi Yang Konkret Untuk Mengurangi Risiko Kesehatan Mental Akibat Media Sosial?

Ada beberapa solusi konkret yang dapat membantu mengurangi risiko kesehatan mental akibat penggunaan media sosial. Langkah pertama adalah membatasi waktu penggunaan dengan menetapkan batas waktu harian, misalnya maksimal satu jam per hari, yang dapat membantu mengurangi dampak negatif serta memberikan lebih banyak waktu untuk aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Selain itu, melakukan detoksifikasi media sosial secara berkala, seperti mengambil jeda beberapa hari atau minggu, dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Selama periode ini, penting untuk fokus pada kegiatan offline yang menyenangkan, seperti berolahraga, membaca, atau berkumpul dengan keluarga dan teman.
Selanjutnya, penggunaan media sosial dengan penuh kesadaran juga penting. Perhatikan bagaimana perasaan setelah menggunakan media sosial, dan jika merasa cemas atau tidak puas, kurangi penggunaannya atau ubah cara memanfaatkannya secara lebih selektif. Prioritaskan interaksi tatap muka, yang lebih penting bagi kesejahteraan emosional, dan gunakan media sosial hanya sebagai pelengkap. Orang tua dan pendidik juga berperan penting dalam memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat serta mendukung remaja dalam mengelola dampak negatifnya. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, risiko kesehatan mental akibat media sosial dapat diminimalkan, sehingga generasi muda dapat menikmati manfaatnya tanpa mengorbankan kesejahteraan psikologis mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh yang dapat diambil adalah dari kasus viral seorang remaja di Amerika Serikat yang mengalami depresi berat setelah di-bully di Instagram. Meskipun dia memiliki ribuan pengikut, tekanan untuk selalu terlihat sempurna dan komentar negatif yang diterimanya membuatnya merasa tertekan dan tidak berharga. Ini menunjukkan bahwa validasi dari media sosial, yang sering diandalkan oleh remaja, justru bisa menjadi pedang bermata dua.
Media sosial, jika tidak digunakan secara bijak, bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan mental remaja. Dengan mempertimbangkan data yang ada, penting bagi orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak ini dan mendorong penggunaan media sosial yang sehat. Kita harus segera mengambil langkah untuk melindungi generasi muda dari risiko kesehatan mental yang mungkin tidak terlihat di permukaan.
ADVERTISEMENT