Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kisah Juru Masak Pesantren Takhassus Tegal
9 Maret 2023 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 17 Maret 2023 8:33 WIB
Tulisan dari Daarul Quran tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siang hari di salah satu sudut ruangan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Tegal terlihat seorang wanita tengah sibuk. Namanya Jubaedah, ia sedang mempersiapkan makanan untuk menu buka puasa para santri.
ADVERTISEMENT
Wanita 54 tahun itu merupakan ibu dapur di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Tegal. Ia mengabdikan diri dengan memasak makanan para santri setiap harinya. Bu Jub, sapaannya, banyak menghabiskan waktu di dapur sejak awal berdirinya Pesantren Takhassus.
Ada kebahagiaan tersendiri baginya ketika bisa menghidangkan makanan untuk para santri yang sedang menghafal Qur’an. “Seneng setiap hari bisa masakin anak-anak santri, biar anak-anak fokus dan nyaman ngafalinnya,” ujarnya dengan senyum dan tawa khas ibu-ibu Tegal.
Sebelumnya Bu Jub pernah membuka usaha warung Tegal atau sering disebut warteg di Jakarta. Namun, ia sempat kehabisan modal sehingga memutuskan untuk menjadi juru masak di pesantren.
Ia mengaku ingin menggunakan keahlian memasaknya untuk membantu para penghafal Qur’an. Harapannya, tenaga yang ia keluarkan untuk memasak menjadi pahala jariyah dan membantu lahirnya para penghafal Qur’an.
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk apresiasi atas pengabdiannya, PPPA Daarul Qur’an Cirebon memberikan bingkisan untuk Bu Jub dan para pejuang nafkah lainnya pada Ramadan 1443 H lalu. Diharapkan menjadi semangat para pejuang nafkah untuk menyambut Ramadan.
“Alhamdulillah, suwun yo, mba, langsung saya bawa iki ke rumah buat nanti keperluan buka dan sahur,” pungkas Bu Jub.