Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Trading vs Investasi, Pilih Mana?
21 Mei 2018 17:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Nata Decoco tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aku masuk bursa saham dengan tujuan investasi. Tapi ketika saham sudah di tangan, gatel banget rasanya untuk melakukan jual-beli. Betapa sepetnya aku melihat porto yang merah membara. Meski untuk investasi dalam tempo tahunan, tapi rasanya melihat yang merah-merah kesel juga.
ADVERTISEMENT
Alhasil, aku siang ini memutuskan untuk menjadi trader saja. Bukan day-trader yang pagi beli, sore jual dan sebaliknya, tapi mungkin swing-trader. Kadang masuk, kadang keluar. Waktunya tidak tentu.
Itu sepertinya lebih menantang dan lebih membangkitkan adrenalin dibandingkan menjadi investor. Selain itu, mau tak mau terpacu untuk belajar.
Ketika awal aku masuk bursa dengan niat berinvestasi, maka aku kemudian membeli saham-saham berfundamental bagus alias bluechip. Ada BBCA, TLKM, BBRI, dan INDF.
Tapi sejak aku beli, semua saham itu spontan membuat portoku kebakaran. Semuanya minus, tidak ada hijau-hijaunya. Bahkan BBRI mencatat rugi -15 persen. TLKM juga cukup dalam, sekitar -10 persen.
Akhirnya hari ini aku bersih-bersih. Aku memutuskan cutloss dengan menjual murah sebagian BBRI dan semua TLKM. Sedang INDF sepertinya akan menyusul besok. Sementara BBCA sebenarnya cuma 1 lot sih :)
ADVERTISEMENT
Menjual rugi saham yang sedang bearish tentunya lebih baik dibandingkan terus memeliharanya tanpa tahu kapan akan kembali sehat. Aku kemudian menggantinya dengan saham yang diperkirakan bullish yaitu ANTM, PTBA, dan menambah WOOD.
Ini adalah pengalamanku sebagai pemula dan tentu saja aku harus mencatatnya untuk pelajaran ke depan. Sesungguhnya, pengalaman itu memang ada harganya. Dan cukup mahal.
Catatan:
Aku masuk bursa di bulan Mei 2018 saat pasar ternyata sedang kurang bagus dibandingkan bulan April. Mei bahkan memiliki "semboyan" --> Sell in May dan go away. Tapi kita harus tetap punya harapan bukan?
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/dana-asing-cabut-rp-999-miliar-ihsg-awal-pekan-terpangkas-49-poin