Konten dari Pengguna

Rokok Elektrik vs Rokok Konvensional, Mana yang Lebih Baik?

Dadang Iskandar
Dadang Iskandar, mahasiswa Prodi Bisnis Digital di Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Lahir pada tanggal 09 Desember 2002 di Kota Pemalang.
19 Januari 2022 12:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dadang Iskandar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rokok elektrik vs rokok konvensional (sumber: www.shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok elektrik vs rokok konvensional (sumber: www.shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Rokok elektrik dilegalkan pada tahun 2018 lalu, membuat peredaran rokok elektronik di Indonesia semakin luas ke berbagai daerah. Dilegalkannya rokok elektrik ini menggiring pola pikir masyarakat, menganggap bahwa rokok elektrik lebih aman dibanding rokok konvensional. Hal ini jadi faktor mudahnya peredaran rokok elektrik ke tangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Rokok elektrik (Electronic Nicotine Delivery Systems atau e-cigarette) atau yang biasa dikenal sebagai vape/vapor adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok konvensional menjadi rokok yang modern. Seperti halnya dengan rokok konvensional, rokok elektrik juga mengandung nikotin, namun kadarnya lebih rendah dibanding rokok konvensional. Meskipun begitu, rokok ini tetap menimbulkan perasaan candu dan berbahaya bagi perkembangan otak anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
Jika dibandingkan dengan rokok konvensional, rokok elektrik punya penampilan yang jauh lebih menarik. Cara kerjanya adalah dengan memanaskan cairan pada kapas yang terlilit coil di dalam tabungnya dan mengubahnya menjadi uap. Uap yang dihasilkan lebih banyak dari rokok konvensional. Maka dari itu, banyak orang juga merasa terganggu karena uap rokok elektrik yang begitu melimpah. Terlebih, uap rokok elektrik mengandung banyak zat berbahaya, salah satunya adalah diacetyl (bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru).
ADVERTISEMENT
Rokok konvensional adalah rokok yang masih berbentuk gulungan kertas yang di dalamnya terdapat tembakau dan berbagai kandungan lainnya. Tampilannya kurang menarik. Cara kerja rokok konvensional ini dengan cara membakar ujung rokok hingga terbakar lalu menghisapnya. Risiko yang diakibatkan oleh kandungan maupun asap rokok konvensional ini bisa meningkatkan risiko terkena berbagai macam penyakit paru-paru atau penyakit tubuh yang lainnya, seperti penyakit jantung, stroke, gangguan pada paru-paru, dan lain-lain.
Rokok elektrik tidak memiliki kandungan tembakau utuh seperti rokok konvensional. Akan tetapi, rokok elektrik menggunakan nikotin yang diambil dari kandungan tumbuhan tembakau tersebut yang tentunya memiliki kadar nikotin yang jauh lebih rendah dibanding rokok konvensional. Poin ini menjadi bukti kalau rokok elektrik masih lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional. Namun, apa hal tersebut juga berarti bahwa rokok elektrik juga jadi lebih baik? Tidak, sama sekali.
ADVERTISEMENT
Tetap saja, kedua jenis rokok ini sama-sama memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Rokok konvensional dapat menyebabkan risiko infeksi dan timbulnya penyakit serius. Rokok elektrik pun memiliki kandungan berbahaya pada uap yang dihasilkannya. Dalam jangka panjang, kedua jenis rokok ini menyebabkan peningkatan risiko penyakit, terutama paru-paru, sekalipun rokok elektrik terbilang lebih aman dibanding rokok konvensional. Bahkan, sering kita lihat bahwa dampak dari merokok juga digambarkan pada bungkus rokok konvensional itu sendiri. Tapi, masih banyak orang yang masih merokok karena tidak merasakan dampak tersebut.
Menurut saya adanya inovasi rokok elektrik ini membuat rokok menjadi lebih praktis dan modern. Fungsi dari rokok elektrik pun dapat membantu para perokok konvensional yang ingin mencoba berhenti merokok dengan langkah awal yaitu menggunakan produk rokok elektrik ini. Rokok elektrik menawarkan kandungan yang tidak berisiko tinggi dengan fungsi yang sama. Banyak anak muda yang mengkonsumsi rokok elektrik juga karena varian liquid yang beragam dan tentunya tidak membuat cepat bosan.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi, bahaya dari uap rokok elektrik maupun asap dari rokok konvensional tetap ada dan berbahaya, juga tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif. Rokok ini juga berbahaya bagi perokok pasif, yaitu orang lain yang ikut menghirup asap atau uap dari kedua jenis rokok ini.
Kandungan rokok elektrik memiliki kadar kadar nikotin yang lebih sedikit. Secara tidak langsung, kandungan tersebut juga memperkecil risiko penyakit. Meskipun demikian, tidak ada rekomendasi yang menyatakan bahwa rokok elektrik lebih sehat atau lebih baik dibandingkan dengan rokok konvensional. Tidak ada yang lebih baik di antaranya, tetapi bisa memakainya dengan cara yang aman untuk meminimalisasi dampak dari mengkonsumsinya. Masing-masing jenis rokok mempunyai akibat sendiri dan tingkat risiko tertentu bagi penggunanya. Jadi, para perokok pun harus bijak dalam mengkonsumsi rokok.
ADVERTISEMENT
Dadang Iskandar, mahasiswa prodi Bisnis Digital di Institut Teknologi Telkom Purwokerto.