Konten dari Pengguna

Awas! Gorengan Berita Garing

DADANG BUDI SETIAWAN
ASN pada Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Tuban
21 Maret 2022 10:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DADANG BUDI SETIAWAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Freepik
ADVERTISEMENT
Perkembangan informasi saat ini berjalan sangat cepat, tidak dalam hitungan jam, tetapi bisa dalam hitungan detik. Berkembangnya internet dan dibarengi dengan menjamurnya media online dan perkembangan media sosial yang luar biasa menggeser paradigma lama masyarakat dalam menerima informasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara demokrasi yang mengagungkan kebebasan pers, di Indonesia pers dinilai sebagai salah satu penegak demokrasi. Bersama lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif, pers menjadi pilar keempat yang menopang tegaknya demokrasi di Indonesia. Selain itu peran pers sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi publik memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi kepada masyarakat dalam bentuk pemberitaan, sekaligus menyalurkan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
Tantangan berat saat ini bagi pers adalah keberadaan media sosial. Saat ini posisi dan peran media massa bahkan terkesan sudah kalah oleh media sosial dalam penyampaian informasi. Sebab, perkembangan teknologi dan tingginya minat masyarakat menggunakan media sosial membuat peran media massa tak lagi sekuat dahulu.
Inilah yang harus menjadi perhatian bersama, karena tentulah berbeda antara media sosial dan media massa terutama dari keakuratan isi informasi yang disampaikan. Media sosial merupakan tempat berbagi penggunanya, yakni berbagi informasi, pemikiran, dan perasaan. Sedangkan media massa merupakan tempat pelaporan wartawan, yakni melaporkan peristiwa berupa berita dimana ada unsur 5W+1H yang harus terpenuhi dan dapat dipertanggungjawabkan.
ADVERTISEMENT
Pemahaman akan literasi masyarakat Indonesia yang masih terbilang kurang ditambah semakin abu-abunya kedudukan media massa dan media sosial mengakibatkan banyak disinformasi dan misinformasi di masyarakat bahkan banyak yang menjurus kepada informasi hoax. Beragam informasi bahkan seperti bom waktu yang siap-siap meledak dan menjadikan ’geger’ satu indonesia.
Mungkin masih ingat beberapa informasi yang beredar akhir-akhir ini, seperti masalah hak asuk anak salah satu artis yang meninggal saat kecelakaan, permasalahan langka dan mahalnya minyak goreng, pengaturan toa masjid, ditangkapnya afiliator trading, pergantian logo halal, tampilnya ayam geprek di ajang Paris Fashion Week bahkan yang masih hangat adalah tentang pawang hujan di ajang Moto GP Mandalika.
Sumber Freepik
Tidak jarang gorengan berita garing menjadi semakin familiar kita jumpai dan bahkan menjadi tranding dimana-mana, berita yang sebenarnya biasa menjadi terkesan bombastis dan harus dikonsumsi seluruh masyarakat Indonesia, apalagi dibumbui komentar dari para tokoh politik, influencer, youtuber dan tampilnya ahlinya para ahli. Akhirnya pro kontra terjadi dimana-mana, terutama bila dilihat di akun-akun media sosial, seperti terbelah dua, warganet selalu adu argumen dan merasa saling benar sendiri. Sama dengan makan gorengan yang tidak boleh berlebih karena bisa mengakibatkan kolesterol, mengkonsumsi berita yang terlalu digoreng secara berlebihan juga tidak baik.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal demkian ini tentulah literasi digital masyarakat Indonesia harus ditingkatkan. Masyarakat pengguna digitalisasi diharapkan memiliki kemampuan komunikasi dan keterampilan analitik yang melibatkan media digital dalam mencari dan menggunakan informasi yang didapat secara bijak, untuk menunjang kehidupan sehari-harinya.
Sebagai masyarakat yang hidup diera pesatnya media massa dan media sosial saat ini, agar tidak cepat terpancing tentang sebuah informasi yang beredar. Sebelum cepat memberikan komentar atau menyebarkan informasi, kita harus cek dulu akan kebenarnya. Jangan mudah terpikat akan judul berita yang biasanya hanya bermuatan clickbait, menarik tapi tidak sesuai isi beritanya. Bacalah sebuah informasi dengan menyeluruh untuk dapat menyimpulkan, bukan hanya dari judul saja. Tidak mudah percaya terhadap satu sumber saja, tapi pastikan ada informasi pembanding dari sumber lain yang lebih terpercaya. Mari tingkatkan literasi digital kita dan semakin bijak dalam bermedia sosial.
ADVERTISEMENT