Konten dari Pengguna

Cerita Duka Nanggala dari Bumi Wali

DADANG BUDI SETIAWAN
ASN pada Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Tuban
28 April 2021 11:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari DADANG BUDI SETIAWAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mugiono bersama Bupati Tuban
zoom-in-whitePerbesar
Mugiono bersama Bupati Tuban
ADVERTISEMENT
Duka terlihat masih enggan sirna dari bumi pertiwi, satu persatu kejadian memilukan terjadi mulai dari awal tahun 2021. Rentetan peristiwa dari jatuhnya pesawat, banjir bandang, meledaknya kilang minyak dan yang terbaru adalah tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402.
ADVERTISEMENT
Dari kabar hilang kontak pada Rabu (21/4/ 2021) besar harapan KRI Nanggala masih dapat ditemukan dengan tanpa korban jiwa, hal ini menjadi harapan dari seluruh keluarga awak kapal yang dibuat di tahun 1978 ini.
Namun kenyataan berkata lain, Pada Sabtu (24/4/2021), TNI secara resmi menyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam (subsunk) dan akhirnya saat jumpa pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021) petang, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan 53 prajurit terbaik Hiu Kencana itu telah gugur dalam penugasan di perairan utara Bali.
Keberadaan 53 awak kapal selam bersejarah itu pun dinyatakan 'On Eternal Patrol', sebuah istilah dalam kemaritiman yang berarti pergi untuk tugas patroli selamanya dan tidak akan kembali. Dilansir dari Kompas.com bahwa pada Harian Kompas, 22 Oktober 1981, memberitakan, KRI Nanggala merupakan kapal yang lebih tahan berada di bawah permukaan air. Karena tugasnya yang berat itu, kapal ini memiliki motto "Tabah Sampai Akhir".
ADVERTISEMENT
Raditaka Margiansyah
Kabar gugurnya para kusuma bangsa ini menjadi pukulan berat bagi keluarga, tidak terkecuali Mugiono, warga Dusun Kesamben Timur RT 05 RW 01, Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, Tuban. Putra kebanggannya, Raditaka Margiansyah merupakan salah satu prajurit yang gugur bersamaan dengan tenggelamnya kapal memiliki berat selam 1,395 ton ini.
Dengan mata berkaca-kaca saat didatangi oleh Bupati Tuban, H. Fathul Huda, Mugiono bercerita bahwa Raditaka akan pulang setelah lebaran Idul Fitri 2021 nanti dan berencana melamar gadis pujaan hatinya. Sebelum berangkat Radit juga sempat membelikan ibunya mukena.
Alumni SMAN 1 Widang tersebut dimata orang tuanya adalah anak yang penuh tanggung jawab dan sayang terhadap keluarga, setelah masuk TNI, Radit menjadi tulang punggung keluarga untuk membantu biaya hidup keluarganya.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang diingat Mugiono sebelum keberangkatan bertugas (6/4/2021) lalu, Radit berpesan agar keluarganya, lebih menjaga kesehatan terlebih ibunya dalam kondisi sakit. “Radit sudah enam tahun mengabdi di TNI AL, Saya bangga kepada anak saya, dia prajurit terbaik. Mohon doanya untuk anak saya,” Ujar Mugiono dengan suara bergetar menahan tangisnya.
Mendengar semua cerita dari Mugiono, Bupati Tuban, H. Fathul Huda yang didampingi istri menyampaikan duka cita yang mendalam atas nama pribadi dan seluruh masyarakat Tuban Bumi Wali seraya berdoa semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik disisi Allah SWT. "Semoga keluarga diberi kesabaran dan ketabahan, serta yakin karena kematian secara tiba-tiba dalam menjalankan tugas itu InsyaAllah mati Syahid," ungkap Bupati dua periode itu.
ADVERTISEMENT