Konten dari Pengguna

Mahasiswa KKN Tematik Undip Membuat Pupuk Organik Cair dari Minyak Jelantah

Daffa Edwin
A lifelong learner
15 Agustus 2023 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daffa Edwin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengukuran Dampak Lingkungan Terkait dengan Proses Produksi pada UMKM Keripik Tempe Bu Mu'awanah Menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) Sesuai dengan ISO 14040 dan 14044 beserta Perbaikannya
zoom-in-whitePerbesar
Pengukuran Dampak Lingkungan Terkait dengan Proses Produksi pada UMKM Keripik Tempe Bu Mu'awanah Menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) Sesuai dengan ISO 14040 dan 14044 beserta Perbaikannya
ADVERTISEMENT
Potensi terhadap dampak lingkungan dapat terjadi dalam proses produksi, tidak terkecuali proses produksi pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal tersebut dapat terjadi karena pada proses produksi, terdapat masukan (input) dan keluaran (output) yang berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan. Adapun salah satu alat yang dapat digunakan untuk menilai dampak terhadap lingkungan yakni dengan menggunakan life cycle assessment (LCA) atau penilaian daur hidup.
ADVERTISEMENT
LCA merupakan evaluasi dari masukan maupun keluaran dalam proses produksi pada daur hidupnya yang digunakan untuk menilai dampak terhadap lingkungan yang terjadi. LCA telah diatur dalam ISO 14040 dan 14044. Adapun empat fase pada studi LCA meliputi fase definisi tujuan serta ruang lingkup, analisis persediaan, penilaian dampak, dan interpretasi.
Salah satu UMKM yang terdapat di Kelurahan Karangsari, Kabupaten Kendal yakni UMKM Keripik Tempe Bu Mu'awanah. UMKM tersebut dalam proses produksi keripik tempenya, terdapat lima proses produksi, yakni penerimaan tempe murni, pembuatan adonan keripik tempe, pengirisan tempe murni, pemasakan keripik tempe, dan pengemasan keripik tempe.
Setelah dilakukan LCA pada UMKM Keripik Tempe Bu Mu'awanah, diperoleh bahwa dampak lingkungan terbesar yakni pada freshwater ecotoxicity (ekotoksisitas air tawar). Ekotoksisitas air tawar mengacu terhadap zat kimia yang dipancarkan terhadap lingkungan selama seluruh tahap daur hidup dari layanan, produk, dan sistem. Ekotoksisitas air tawar di sini berkaitan terhadap adanya minyak dengan skala besar pada proses pemasakan keripik tempe oleh UMKM Keripik Tempe Bu Mu'awanah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, diperlukan perbaikan berdasarkan hasil LCA tersebut. Perbaikan yang dilakukan yakni dengan melakukan daur ulang minyak jelantah menjadi pupuk organik cair. Pupuk organik cair merupakan pupuk yang dibuat secara alami dari proses fermentasi sehingga tidak berbahaya bagi tumbuhan. Di samping itu, adanya daur ulang tersebut juga turut mendukung green manufacturing (manufaktur hijau) pada UMKM Keripik Tempe Bu Mu'awanah.
Mahasiswa KKN Tematik Undip Melakukan Demonstrasi Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Minyak Jelantah di UMKM Keripik Tempe Bu Mu'awanah
Pembuatan pupuk organik cair ini tidaklah sulit karena material-material pelengkap dapat ditemui di pasaran dengan mudah. Adapun material-material yang digunakan yakni EM4, aqueous, bekatul, molase, air cucian beras, minyak jelantah, sodium bicarbonate (soda kue), dan aquadest. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk membuat pupuk organik cair dari minyak jelantah yakni plastik bekas, timbangan, sendok, serta botol bekas ukuran 600 ml dan 1500 ml.
ADVERTISEMENT
Pembuatan pupuk organik cair ini secara total memerlukan waktu selama 26 hari. Lima hari pertama merupakan fermentasi antara EM4 (dengan rasio 1:10 terhadap aqueous) dan molase. Adapun sisa harinya merupakan fermentasi antara bekatul, minyak jelantah, cairan EM4 yang sudah diaktivasi, air cucian beras, aquadest, dan sodium bicarbonate (soda kue).