Konten dari Pengguna

Bentuk Pemerintahan Otoriter Pelajaran Dari Negara-Negara Masa Lalu

Daffi Haidar
universitas pamulang
29 Oktober 2024 8:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daffi Haidar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: canva
zoom-in-whitePerbesar
sumber: canva
ADVERTISEMENT
Bentuk Pemerintahan Otoriter: Pelajaran dari Negara-Negara Masa Lalu
Pemerintahan otoriter adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada satu orang atau sekelompok kecil elit, yang memiliki kontrol mutlak terhadap seluruh aspek kehidupan negara. Dalam sejarah, banyak negara yang pernah menerapkan pemerintahan otoriter, memberikan kita pelajaran penting tentang dampak negatif dari kekuasaan yang tidak terbagi.
ADVERTISEMENT
Sistem otoriter sering kali didukung oleh militer atau aparat keamanan yang kuat dan represif, serta menggunakan propaganda untuk mempertahankan kekuasaannya. Contoh dari pemerintahan otoriter ini dapat dilihat dari beberapa rezim di masa lalu, seperti pemerintahan Adolf Hitler di Jerman Nazi, Joseph Stalin di Uni Soviet, dan Benito Mussolini di Italia. Meskipun dengan ideologi yang berbeda, ketiga pemimpin ini mengendalikan negara mereka melalui represi, sensor, dan kekerasan.
Pemerintah otoriter memiliki kontrol penuh atas lembaga-lembaga pemerintahan dan tidak ada check and balance yang efektif. Dalam banyak kasus, satu individu atau kelompok elit memegang kendali penuh atas seluruh cabang pemerintahan.
Kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan kebebasan berkumpul sering kali sangat terbatas dalam pemerintahan otoriter. Media massa biasanya dikendalikan oleh negara dan digunakan untuk menyebarkan propaganda yang mendukung rezim.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga stabilitas dan kekuasaannya, pemerintahan otoriter cenderung menggunakan kekerasan, intimidasi, dan penindasan terhadap pihak yang dianggap sebagai ancaman, termasuk kelompok oposisi politik.
Pemimpin otoriter sering kali membangun citra diri sebagai figur yang sangat karismatik atau bahkan "tak tergantikan." Mereka menggunakan propaganda untuk membangun kultus kepribadian yang menempatkan mereka di atas kritik.
Pengalaman dari negara-negara dengan pemerintahan otoriter memberikan kita pelajaran penting mengenai risiko konsentrasi kekuasaan. Dalam kasus Nazi Jerman, misalnya, kebijakan otoriter dan tindakan represif menyebabkan Holocaust dan kehancuran besar selama Perang Dunia II. Di Uni Soviet, pemerintahan Stalin bertanggung jawab atas pembersihan massal dan kelaparan yang menelan jutaan nyawa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, negara-negara yang menerapkan pemerintahan otoriter biasanya mengalami kemunduran ekonomi dan sosial dalam jangka panjang, karena kebebasan berinovasi dan berpendapat sangat dibatasi. Ketika pemerintahan otoriter jatuh, negara-negara tersebut sering kali menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali sistem politik yang lebih demokratis dan stabil.
Muhammad Daffi Haidar, Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Universitas Pamulang