Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mendalami dan Meyakini Ketauhidan dari Lembaran Manuskrip
15 Desember 2020 5:31 WIB
Tulisan dari Dai Halham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Membaca adalah kegiatan yang dapat membuat kita memiliki pengetahuan baru, sudut pandang baru dan pemahaman baru akan sebuah hal. Tapi, bagaimana bila kita membaca sesuatu yang sudah hadir sejak ratusan atau mungkin ribuan tahun lalu? Apakah peninggalan naskah-naskah di masa lalu bisa kita jadikan sebuah ilmu dan bermanfaat di saat ini? Jawabannya, bisa. Naskah-naskah kuno tersebut dapat dipelajari dengan berbagai bidang fokus kajian ilmu seperti kodikologi, filologi dan paleografi.
ADVERTISEMENT
Ketiga kajian ilmu tersebut jelas sangat berbeda, namun memiliki satu hubungan yang saling melengkapi. Paleografi adalah ilmu yang meneliti perkembangan bentuk tulisan atau tulisan kuno, kodikologi ialah ilmu yang mempelajari bentuk atau fisik naskah-naskah kuno, sedangkan filologi adalah kajian ilmu yang lebih menitikberatkan pada isi naskah atau kandungan teks.
Naskah-naskah kuno atau manuskrip yang ada saat ini, seringkali atau bahkan sudah dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Manuskri-manuskrip tersebut hanyalah lembaran usang yang memenuhi rak-rak besar museum hingga perpustakaan. Padahal, keberadaan kita saat ini bukan tidak mungkin karena buah hasil pembelajaran nenek moyang kita demi generasi penerusnya melalui manuskrip yang telah di tulis di masa lampau.
Peradaban tulisan yang menjadi akar kemunculan manuskrip telah hadir di Yunani kuno sejak abad ke-8 SM. Bila berkaca pada sejarah, manuskrip di masa lampau telah dijadikan sebuah rujukan atau ilmu pengetahuan hingga diperjualbelikan. Manuskrip-manuskrip di masa tersebut juga menjadi perhatian penting dalam sejarah keilmuan dalam bentuk tulisan, namun masa kejayaan manuskrip harus terhenti sejak adanya mesin cetak di abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Ilmu pengetahuan atau apapun dapat dituliskan dalam manuskrip di zaman dahulu. Sejarah, catatan peristiwa, hikayat, ilmu agama, surat perjanjian hingga surat jual beli ditulis dalam lembaran manuskrip. Hal tersebut memungkinkan siapa saja dapat menulsikan apapun pada masa itu sesuai dengan keperluan dan kapasitasnya. Salah satu manuskrip yang menjadi pembahasan pada tulisan ini adalah ilmu agam tentang ketauhidan.
Manuskrip ini berjudul Al-Risalah Yang Panjang Pada Menyatakan ‘Ilmu Tauhid dan Zikir dan Hakikat Sembahyang. Ditulis oleh Haji Muhammad Saleh Jaw-al-Ramin bin Abdul Mukmin, dan disebut pula pemilik manuskrip ini adalah Haji Shalih bin Jawa-al-din Abdulwahab. Manuskrip ini selesai ditulis atau disalin pada tanggal 5 bulan Rajab 1305 Hijriah, atau pada 8 Maret 1888. Saat ini, manuskrip tersebut berada dalam pertanggungjawaban penuh Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dan dapat diakses di laman British Library.
ADVERTISEMENT
Ditulis menggunakan aksara Arab dengan bahasa Melayu, secara umum manuskrip ini membahas ilmu yang dalam Islam adalah hal paling mendasar, yaitu tauhid, zikir, dan ibadah atau sembahyang. Tauhid adalah sebuah hal yang dilakukan seseorang dalam meyakini keesan Allah SWT. Hal tersebut dapat diketahui melalui zikir yang seringkali disebut dalam beribadah, yaitu kalimat La ilaha Illallah yang berarti Tiada Tuhan selain Allah.
Salah satu pembahasan dalam manuskrip yang berkaitan tentang ketauhidan adalah surah Al-ikhlas. Bagaimana surah tersebut secara gamblang menjelaskan keesaan Allah secara ringkas namun padat. Turunnya surah al-ikhlas ialah ketika Nabi Muhammad baru mulai berdakwah untuk meyakinkan umatnya akan adanya Allah. Kemudian zikir yang berkaitan juga dengan ketauhidan guna memantapkan diri terhadap Allah Yang Maha Esa. Dan zikir juga menjadi sebuah amalan yang paling mudah dilakukan bagi umat Islam. Ibadah yang dilaksanakan bukan hanya salat 5 waktu, tetapi juga melakukan perbuatan-perbuatan yang disukai oleh Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Dengan begitu, ibadah yang dilakukan semakin memantapkan keyakinan diri atas keesaan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Keunikan manuskrip ini adalah sudah dalam bentuk buku beserta hardcover yang cukup menarik. Pada bagian cover depan terdapat sebuah bentuk seperti ukiran yang menghiasinya. Tulisan di dalam manuskrip tersebut menggunakan dua warna tinta yaitu merah dan hitam. Namun beberapa hal yang disayangkan adalah terdapat lembaran di dalam manuskrip tersebut sudah tidak dapat terbaca atau pudar, beberapa halaman yang telah robek, bentuk kertas yang tidak lagi terlalu baik karena faktor usia manuskrip tersebut sudah sangat tua.
Pembahasan manuskrip di Indonesia saat ini mungkin tidak begitu menjadi perhatian penting oleh khalayak ramai. Hal ini perlu menjadi tugas utama pemerintah dalam memelihara dan memperhatikan manuskrip yang saat ini tersebar di Nusantara. Memberi pengetahuan kepada masyarakat juga diperlukan, bagaimana pelestarian manuskrip adalah tugas bersama. Manuskrip di masa lalu bukan untuk diperjualbelikan, melainkan untuk dirawat dan dijaga agar dapat diteliti serta dipelajari oleh generasi saat ini dan generasi mendatang.
ADVERTISEMENT