Konten dari Pengguna

Kasus Corona Rendah, Kepulauan Pasifik Preventif atau Terisolasi

Dama Rifki
mengamati sekitar
14 September 2020 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dama Rifki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepulauan Pasifik berhasil mengamankan penduduknya ketika dunia sedang berjuang menghadapi virus corona. Menurut data dari Bank Dunia (World Bank), terdapat 2,3 juta populasi di Kepulauan Pasifik yang tersebar dengan Fiji dan Papua Nugini dengan populasi terbesar yang mencapai lebih dari 900 ribu. Secara geografis, Kepulauan Pasifik cukup terisolasi sehingga penyebaran corona yang telah menginfeksi lebih dari 24, 3 juta penduduk bumi tidak langsung mencapai Kepulauan Pasifik. Sebagai kawasan yang terisolasi, Kepulauan Pasifik tidak terpengaruh secara langsung oleh goncangan eksternal kawasan meskipun terdapat keterbatasan sumber daya alam, ekonomi, dan jauh dari pasar besar internasional. Akan tetapi, untuk penanganan virus corona kebanyakan pelayanan dan fasilitas kesehatan publik di Kepulauan Pasifik tidak memadai sehingga menyebabkan lima negara Kepulauan Pasifik masuk kedalam daftar 20 negara teratas yang sangat rentan seperti Vanuatu dan Tonga.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Kepulauan Pasifik mengakui keterbatasan kapabilitasnya dalam menangani virus corona. Terpukulnya negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China oleh virus corona menjadi mimpi mengerikan bagi Kepulauan Pasifik yang cenderung menjadi kawasan yang bertumpu pada pengaruh dan bantuan negara-negara besar. Pada april lalu, terdapat 119 kasus corona yang telah dikonfirmasi oleh Kepulauan Pasifik diikuti dengan kesadaran bahwa potensi di komunitas-komunitas yang berhubungan erat dengan pusat-pusat kota tergolong fatal apabila kapasitas pelayanan kesehatan minim sumber-sumber daya. Sejumlah negara-negara seperti Papua Nugini, Fiji, Federasi Mikronesia, Kepulauan Cook, dan Vanuatu telah mengambil langkah pencegahan dengan memberlakukan karantina wilayah yang ketat hanya setelah virus corona pertama kali dilaporkan oleh China. Pengalaman buruk negara-negara Kepulauan Pasifik mengenai malaria, tuberkulosis yang resistan terhadap obat, dan demam berdarah menjadi salah satu pemicu yang menyebakan Kepulauan Pasifik bertindak preventif dalam menghadapi virus corona.
ADVERTISEMENT
Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Corona
Virus corona (Covid-19) adalah penyakit yang berbahaya karena belum ditemukannya obat mujarab yang terbukti mampu menyembuhkan penderitanya. Tidak berhenti disitu, gejala virus corona tidak berbeda dengan flu dan demam pada biasanya dan juga tidak dapat langsung dideteksi kecuali menggunakan swab test. Fakta-fakta tersebut menjadi alasan bagi negara-negara Kepulauan Pasifik untuk mengutamakan upaya pencegahan penyebaran virus corona. Kepulauan Pasifik sudah memiliki jumlah penyakit tidak menular tertinggi seperti jantung dan diabetes serta penderita tuberkulosis yang lebih tinggi daripada negara-negara lainnya secara global. Minimnya ketersediaan fasilitas negara-negara Kepulauan Pasifik dalam hal laboratorium pengujian, alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis, dan fasilitas perawatan yang lebih intensif semakin mendesak Kepulauan Pasifik berfokus pada upaya pencegahan dari penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Kepulauan Pasifik mengambil tindakan pencegahan dengan melarang penerbangan internasional dan membatasi pergerakan masyarakat. Penolakan terhadap penerbangan internasional dan kunjungan kapal pesiar didasari dengan fakta bahwa kasus corona dibawa oleh pengunjung internasional atau turis dan warga setempat yang kembali dari luar negeri. Selain itu, Fiji telah menghentikan akses transportasi dari pusat kota ke bagian terluar pulau, Papua Nugini telah menghentikan penerbangan domestik dan berpergian antar provinsi-provinsi, dan warga ibukota Kepulauan Solomon pergi ke daerah-daerah rural. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tindakan preventif sejumlah negara-negara di Kepulauan Pasifik membantu meminimalisir penyebaran virus corona. Samoa Amerika, Kepulauan Cook, Kiribati, Kepulauan Marshal, Federasi Mikronesia, Nauru, Niue, Palau, Kepulauan Pitcairn, Samoa, Kepulauan Solomon, Tokelau, dan Tonga adalah sejumlah negara Kepulauan Pasifik yang tidak melaporkan adanya kasus corona dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Kawasan Terisolasi Bebas Corona?
Terisolasinya Kepulauan Pasifik menyebabkan negara-negara Kepulauan Pasifik lebih siap dalam mengambil tindakan pencegahan untuk penyebaran virus corona. Kenyataan bahwa Kepulauan Pasifik yang terisolasi tidak menghentikan virus corona masuk ke Kepulauan Pasifik tidak dapat terhindarkan. Kaledonia Baru telah melaporkan 23 kasus corona, Polinesia Prancis turut melaporkan 415 kasus corona, dan Guam telah melaporkan kasus corona tertinggi sebanyak 1120 kasus. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mendapatkan laporan kasus corona dari Fiji dan Pulau Mariana Utara walaupun jumlah kasusnya cenderung lebih kecil dari Polinea Prancis dan Guam. Penyebaran virus corona yang terjadi di Kaledonia Baru datang dari kunjungan internasional turis Eropa dan kunjungan pasangan Australia sedangkan Guam melaporkan kasus corona yang diduga berasal dari perjalanan internasional dari warganya ke Filipina.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, dengan populasi total yang mencapai 2,3 juta populasi, Kepulauan Pasifik dapat dianggap berhasil meminimalisir penyebaran virus corona. Hal ini dapat terlihat dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan bahwa virus corona baru mencapai angka 1.660 kasus. Belajar dari negara-negara besar di dunia yang terpukul dalam banyak aspek dan jatuhnya banyak korban menjadikan virus corona momok bagi Kepulauan Pasifik sehingga upaya pencegahan menjadi fokus utama kawasan.
Kawasan Kepulauan Pasifik
Upaya pencegahan yang tidak diikuti dengan eksekusi yang baik tentu tidak menjamin keberhasilan pencegahan virus corona. Banyak pendapat dari para pengamat mengenai berhasil atau tidaknya Kepulauan Pasifik dalam mengantisipasi penyebaran virus corona terutama di negara-negara yang tidak melaporkan kasus corona. Mereka berpendapat bahwa tanpa pengujian (rapid test dan swab test) maka keberhasilan Kepulauan Pasifik masih dipertanyakan.
ADVERTISEMENT