Konten dari Pengguna

Manusia di Persimpangan Jalan: Kerusakan Alam juga Merenggut Hidup kita

Mohd Damar Afda Dipura
Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
22 Juli 2024 9:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohd Damar Afda Dipura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alam itu sangat indah. Selain dari keindahannya, alam menyimpan jutaan Cadangan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber kehidupan yang dihasilkan oleh alam mempunyai fungsi yang begitu vital, sebagai bahan untuk membangun rumah, membuat makanan, dan berbagai pondasi untuk tempat tinggal manusia planet bumi ini.
ADVERTISEMENT
Ketersediaan sumber yang diberikan alam mampu menjadi sumber peningkatan kualitas kehidupan manusia dan sebagai konfigurasi alami pengatur iklim global untuk mendukung kehidupan manusia.
Hubungan manusia dengan manusia lainnya, bisa menghasilkan pranata-pranata dan pondasi kehidupan. seperti institusi, kebijakan, hukum, pendidikan, dan peradaban. namun revolusi pengetahuan tetap tidak bisa menggeser posisi ketergantungan manusia terhadap alam. Sebagaimana yang disampaikan oleh Vinsensius, dkk (2021:45) Manusia adalah makhluk ekologis yang tidak bisa hidup dan berkembang menjadi manusia seutuhnya tanpa lingkungan alam karena manusia itu sendiri bergantung pada alam, seperti air, udara, tanah, hutan, laut, flora dan fauna.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ketersediaan yang begitu spektakuler sangat memadai pembentukan peradaban kontemporer seperti saat ini. namun dengan kemegahannya alam serta isinya sebagai penopang kehidupan tidak pernah benar-benar diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
ADVERTISEMENT
Seiring berkembangnya peradaban modern, perkembangan teknologi, kegiatan ekonomi yang tidak ramah lingkungan, dan kegiatan-kegiatan pertambangan serta industri yang massif. persoalan-persoalan mengenai alam dan lingkungan hidup justru muncul secara massif pula.
(Yan Yusuf Subu, 2018) berpendapat bahwa, Kemajuan pola pikir manusia dan teknologi industri mempengaruhi pola tindakan manusia terhadap alam. Alam harus menjadi sumber untuk kesejahteraan hidup. Di sini pandangan hidup manusia mulai didasarkan pada utilitarianisme, pola tindakan manusia harus memberikan keuntungan bagi dirinya. Maka manusia mulai mengeksploitasi alam demi kepentingan dirinya.
Permasalahan yang dapat dilihat dari berbagai perkembangan tersebut, yaitu:
Forest Watch Indonesia menyebutkan, selama periode 2000-2017, Indonesia kehilangan hutan sekitar 23 juta ha atau setara 75 kali luas provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. lalu, laju deforestasi tahun 2017-2021, dengan nilai rata-rata 2,54 juta ha atau setara dengan 6 kali luas lapangan sepak bola. ancaman nyata yang terjadi juga di pulau-pulau kecil disebabkan oleh industri ekstraktif.
ADVERTISEMENT
Polusi udara juga menjadi salah satu permasalahan di Indonesia. polusi udara berdampak buruk terhadap masyarakat itu sendiri. masyarakat yang terkena polusi udara dapat terdampak penyakit berupa: asma, penyakit jantung, infeksi pernapasan, dan penyakit paru. polusi udara terjadi karena sampai saat ini indonesia masih tetap melaksanakan PLTU Batubara yang sejatinya penyumbang besar bagi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.
Kedua poin di atas merupakan dua contoh dari segudang masalah yang menimpa lingkungan di indonesia.
Manusia dan Ketersediaan alam/ Sumber: Dokumentasi Pribadi
laju persoalan tersebut akan semakin meningkat seiring dengan laju peradaban dan laju industri. yang harus disadari paling dasar adalah bahwa alam memiliki batasan sumber yang selalu dikonversi menjadi sumber daya ekonomi dan sosial. dengan keterbatasannya, maka nasib manusia di ujung tanduk. kita harus sadari dengan benar hal demikian sebagai awal pondasi menciptakan kesadaran ekologis. bahwa kita bukanlah raja dari alam semesta. sebagaimana yang disampaikan oleh Veronika (2023:95) sebagai manusia, kita harus bertindak sebagai pengelola dan penjaga alam, bukan sebagai pemilik atau penguasa yang merusak lingkungan hidup. Sebagai makhluk yang cerdas dan memiliki kemampuan teknologi yang semakin maju, manusia memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan kelangsungan hidup berbagai spesies di planet ini.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Dengan kesadaran ekologis dan memahami secara seksama korelasi kita dengan alam, maka kita akan menemukan cara-cara hidup yang tidak melampaui kebutuhan dan tidak mengorbankan alam serta masyarakat adat di wilayah-wilayah sumber pangan tradisional mereka. anomali lingkungan terjadi saat industri penyebab krisis dipertahankan habis-habisan.
Berbincang dengan petani mengenai produksi dan kekayaan alam/ Sumber: Dokumentasi Pribadi