Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Anak Bunuh Satu Keluarga : Rendahnya Komunikasi Adalah Motif Utama
12 Desember 2022 15:56 WIB
Tulisan dari Harjito Damar Pinasti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Publik sempat digemparkan dengan pemberitaan pembunuhan berencana satu keluarga di kediaman mereka sendiri, di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pihak kepolisian bereaksi cepat menindaklanjuti perkara pidana tersebut. Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun menyebut terduga tersangka pembunuhan ternyata masih memiliki hubungan keluarga.
ADVERTISEMENT
Selang dua hari polisi mengungkapkan sejumlah fakta baru dan menetapkan anak kedua korban Dhio Daffa S (22) sebagai tersangka dalam kasus ini. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya, pelaku mengaku sakit hati karena diminta untuk menghidupi keluarga. Diketahui kedua orang tua pelaku, ayah Abas Ashar (58) ibu Heri Riyani (54) sudah memasuki masa pensiun dan kakak perempuan nya Dea Kairunissa (25) baru saja menyelesaikan masa kontrak nya di salah satu bank.
Mochammad Sajarod juga mengatakan bahwa tersangka DDS (22) sudah melakukan percobaan pembunuhan sebelumnya. Tersangka DDS (22) pernah melakukan upaya pembunuhan dengan mencampur racun arsenik dengan perantara es dawet. Namun percobaan pertama gagal karena dosis racun yang tercampur terlalu sedikit. Karena tidak berhasil tersangka mengulangi perbuatan keji tersebut dengan mencampur dua sendok teh racun arsenik yang ia beli secara online ke dalam teh dan kopi yang di mana kedua minuman tersebut selalu disajikan oleh ibu tersangka di setiap pagi. Berdasarkan penuturan tersangka, dirinya melakukan perbuatan keji tersebut setelah ibunya keluar dari dapur.
ADVERTISEMENT
Adanya kabar tentang perbuatan keji yang dilakukan DDS, Adrian sebagai sahabat karib tersangka merasa tidak percaya, ia mengaku selama ini DDS selalu dimanja oleh kedua orang tua nya. Bahkan Adrian mengenal baik DDS dan keluarganya sebagai keluarga yang kecukupan. Alasan tersangka melakukan hal keji tersebut didorong rasa sakit hati, DDS merasa orang tuanya lebih memperhatikan kakak perempuan nya.
Kurangnya komunikasi keluarga adalah fakta dari kasus pembunuhan ini. Tersangka merasa tidak diperhatikan oleh keluarganya sehingga timbul rasa iri, hal tersebut menyebabkan tersangka menyimpulkan sendiri permasalahan yang sedang ia hadapi dan menentukan jalan keluarnya sendiri. Lemahnya komunikasi interpersonal dalam keluarga adalah permasalahan yang perlu lebih di perhatikan. Menurut Dedy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2010) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar manusia secara tatap muka yang memungkinkan pesertanya menatap reaksi orang lain dengan langsung, baik secara verbal (dengan kata kata) dan non verbal (dengan bahasa tubuh).
ADVERTISEMENT
Jika kita melihat ke belakang, aspek komunikasi seringkali menjadi motif tindak pidana pembunuhan. Kriminolog Universitas Indonesia, Iqrak Sulhin mengatakan bahwasannya penyebab utama dari aksi pembunuhan terjadi, karena masalah interpersonal atau masalah antarpribadi. Bentuk masalah tersebut bisa saja dendam, sengketa, ataupun masalah lainnya. Dan biasanya pembunuhan yang di latarbelakangi oleh masalah interpersonal ini berujung pada aksi pembunuhan berencana.
Iqrak juga menyampaikan biasanya pelaku pembunuhan dengan motif masalah interpersonal merupakan seseorang yang baru pertama kali melakukan tindak pidana pembunuhan. Karena orang yang sudah pernah mendapatkan hukuman atau residivis jarang melakukan pembunuhan dengan motif tersebut. Dalam motif ini pelaku membuat penilaian sendiri dari permasalahan yang sedang ia hadapi, termasuk dengan penyelesaiannya. Jika komunikasi interpersonal dalam keluarga bisa terjalin dengan baik, maka sebenarnya permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan baik juga. Menurut iqrak saat ini pola komunikasi masyarakat telah mengalami perubahan, ia mencontohkan bahwa sering sekali proses komunikasi ini berjalan kurang baik karena kesibukan, yang menyebabkan interaksi cenderung formal dan seperlunya. Padahal frekuensi dan kualitas interaksi adalah hal sederhana yang dapat digunakan untuk berbincang dan masalah dapat diselesaikan dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Jika di analisis lebih dalam dalam konteks komunikasi interpersonal, teori FIRO sangat sesuai dengan kasus ini. FIRO adalah singkatan dari Fundamental Interpersonal Relations Orientation (orientasi dasar dari hubungan hubungan antar pribadi) teori ini dikemukakan oleh William C. Schutz pada tahun 1955. Teori ini pada dasarnya mencoba untuk menjelaskan bahwa perilaku perilaku antar pribadi, akan menciptakan orientasi (pandangan) tersendiri pada individu-individu lainnya. Pada kasus pembunuhan keluarga di daerah Magelang ini pada umumnya dapat dijelaskan kaitannya dengan tiga kebutuhan dasar antar pribadi, yaitu inklusif (keikutsertaan), kontrol, dan afeksi (kasih). Sejatinya kebutuhan ini terbentuk dari masa kanak-kanak dalam interaksinya dengan orang dewasa, yang dalam hal ini adalah orang tua. Pada masa dewasa, kebutuhan akan inklusif tergantung pada sampai di mana anak di integrasikan dalam kelompok keluarga. Jika anak tidak cukup diikutsertakan dalam keluarga, maka pada saat dewasa akan timbul perasaan tidak berarti dan tidak berharga (insignificiant). Orang tua seharusnya melibatkan anak dalam menentukan pilihan, jangan sampai memaksakan dan selalu memutuskan pilihannya sendiri. Kebutuhan akan kontrol ini nantinya tergantung pada pola hubungan orang tua anak, apakah menekankan kebebasan, pengarahan atau pengendalian.
ADVERTISEMENT
Kegagalan pemenuhan kebutuhan akan kontrol pada masa kanak-kanak nantinya akan menimbulkan perasaan ketidakmampuan incompetent pada masa dewasa. Kebutuhan akan afeksi berangkat dari kondisi pada masa kanak-kanak, apakah diterima atau ditolak oleh orang tuanya. Kekurangan dalam hal ini nantinya akan menimbulkan perasaan tidak dicintai unlovable. Dalam usahanya untuk mengatasi perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan, orang yang kurang terpenuhi kebutuhan kebutuhan dasarnya akan mengembangkan mekanisme pertahanan defence mechanism yang kemudian akan menentukan perilaku dalam hubungan antarpribadi. Ada dua pola perilaku yang mungkin terjadi, yaitu kompatibel atau non kompatibel. Jika kompatibel kedua orang dapat bekerja sama dengan baik, sedangkan dalam hubungan non kompatibel keduanya tidak dapat bekerja sama. Peran orang tua dalam komunikasi keluarga sangatlah penting. Jangan sampai dengan predikat sayang kepada anak, orang tua terlalu mengatur dan mengambil alih keputusan. Dengan demikian jika hal tersebut secara terus menerus terjadi, maka akan membuat anak merasa tidak dihargai kehadirannya dalam keluarga dan jika tidak didik untuk mengambil keputusan sejak kanak-kanak, pada saat dewasa membuat anak tidak bisa mengambil keputusan dengan tepat, karena terbiasa dipaksa dan hanya mengikuti keputusan orang tuanya.
ADVERTISEMENT