Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Membangun Hubungan Positif dengan Anak Melalui Gentle Parenting
17 November 2024 10:13 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari damayantiferina1 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, metode pengasuhan anak terus mengalami perkembangan dengan berbagai macam pendekatan yang baru. Munculnya beragam pendekatan ini bertujuan untuk menyesuiakan cara mengasuh anak dengan perubahan zaman serta kebutuhan anak yang kompleks.
ADVERTISEMENT
Salah satu metode pengasuhan yang semakin kini banyak dibicarakan adalah gentle parenting. Lalu apa sebenarnya gentle parenting ini?
Apa itu gentle parenting?
Gentle parenting adalah pendekatan pengasuhan yang menekankan kasih sayang, empati, dan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak yang berfokus pada pengembangan kualitas yang Anda inginkan pada anak dengan bersikap penuh kasih sayang dan menegakkan batasan yang konsisten. Berbeda dari pola asuh otoriter yang menggunakan hukuman keras untuk mengendalikan perilaku anak, Gentle Parenting mengutamakan hubungan yang hangat dan terbuka, di mana anak merasa didengar dan dihargai. Pendekatan ini bertujuan untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial anak secara positif.
Memang mengasuh anak dengan penuh empati itu bisa jadi sulit, terutama dalam situasi stres atau ketika anak menunjukkan perilaku sulit. Butuh kesabaran dan konsistensi dari orang tua untuk tetap tenang dan memberikan pendekatan yang positif. Dukungan dari pasangan atau komunitas juga bisa membantu orang tua tetap teguh dalam menerapkan gentle parenting, terutama di saat menghadapi situasi yang menantang. Gentle Parenting ini tujuannya bukan hanya mendisiplinkan anak secara fisik. Tetapi juga tentang duduk di sana dan membiarkan anak untuk mengekspresikan emosi mereka dan membantu mereka mengekspresikannya dengan cara yang tidak merugikan diri mereka sendiri maupun orang lain.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, pada gaya pengasuhan tradisional jika anak-anak mencoret tembok, Ibu atau Ayah akan memarahi si Kecil. Alhasil, anak akan menganggap Ibu atau Ayah sebagai figure yang galak.
Namun pada orang tua yang menerapkan gentle parenting, Ibu atau Ayah tidak langsung memarahi anak yang dapat membuatnya merasa takut. Orang tua justru tetap tenang serta tegas memberikan sejumlah pilihan beserta konsekuensi baik atau buruknya.
Ibu atau Ayah yang menganut pola gentle parenting akan menjelaskan kepada anak, "waah, gambar kakak bagus sekali! Kakak gambar apa, ya, di dinding? Ini pasti lebih bagus lagi kalau misalkan kita simpan di dalam buku gambar supaya hasilnya bisa disimpan dan dilihat kapan aja. Gimana kalau sekarang kita cari buku gambar yang kosong untuk kakak, biar gambarnya bisa awet.”
ADVERTISEMENT
Melalui cara tersebut, orang tua dapat menunjukkan empati dan rasa hormat terhadap perasaan anak. Anak pun diberi kesempatan untuk memahami serta bertanggung jawab atas perilakunya sendiri atau bahkan mengubah perilakunya.
Apa sih manfaat dari menerapkan gentle parenting ini?
Gentle parenting tidak selamanya buruk. Pola asuh ini memiliki manfaat termasuk membangun kepercayaan yang penuh antara orang tua dan anak serta mendukung perkembangan emosional yang sehat.
1. Anak Belajar Berempati
Anak-anak yang dibesarkan dengan gentle parenting cenderung lebih peka terhadap perasaan orang lain. Mereka belajar menghargai dan memahami emosi, baik emosi mereka sendiri maupun emosi orang lain.
2. Membangun Hubungan yang Positif antara Anak dan Orang Tua
Dengan adanya komunikasi dua arah, anak merasa aman untuk berbagi perasaan dan pikiran mereka, yang menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak
Gentle parenting membantu anak mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Dengan pendekatan ini, anak diajarkan cara mengekspresikan perasaan secara sehat, mengurangi risiko ledakan emosi atau perilaku impulsif di masa depan. Mereka menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain, yang merupakan dasar penting bagi kecerdasan emosional.
Tips Menerapkan Gentle Parenting
Meski mungkin tidak mudah menetapkan gaya pengasuhan ini, Pola asuh ini tidak hanya berfokus pada pengendalian perilaku anak, tetapi juga pada pemahaman dan penghargaan terhadap perasaan mereka. Menerapkan gentle parenting memerlukan kesabaran, konsistensi, dan komitmen, namun hasil yang diperoleh akan sangat berharga bagi perkembangan emosional anak dan kualitas hubungan keluarga.
Melalui artikel ini, kami akan membagikan beberapa tips praktis untuk menerapkan gentle parenting dalam kehidupan sehari-hari. Tips-tips ini bertujuan untuk membantu orang tua mendidik anak dengan cara yang penuh kasih, tanpa mengabaikan kebutuhan untuk menetapkan batasan yang jelas.
ADVERTISEMENT
• Tetap tenang dan berfikir positif
Menerapkan gentle parenting memang memerlukan kesabaran ekstra, terutama saat anak mengalami tantrum atau menunjukkan perilaku yang menantang. Perubahan dalam perilaku anak tidak terjadi dalam semalam, dan ini membutuhkan waktu. Daripada merasa frustasi, cobalah untuk tetap tenang dan ingat bahwa Anda sedang mengajarkan anak cara yang lebih sehat dalam mengelola emosi mereka.
• Konsisten dalam menetapkan Batasan
Semakin Ibu dan Ayah konsisten, lama kelamaan anak akan memahami dan menghargai batasan yang dibuat.
• Menjadi contoh yang baik.
Anak-anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat, jadi orang tua perlu menjadi contoh yang baik dalam hal pengendalian diri, empati, dan sikap positif.
• Bangun bonding dengan anak.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dengan meluangkan waktu berkualitas Bersama anak seperti bermain, membaca buku, atau bisa memasak Bersama. Waktu yang dihabikan Bersama tanpa gangguan gadget akan membuat anak merasa dihargai dan didengar.
Ferina Damayanti, mahasiswa Universitas Pamulang.