Konten dari Pengguna

Bisnis Online, Siapkah Anda Hadapi Pajak Digital?

Danandjaja Rosewika Toriq Budihardja
Seorang Mahasiswa di Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN), Prodi D4 Manajemen Keuangan Negara (Konsentrasi: Penerimaan Negara)
20 Januari 2025 11:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Danandjaja Rosewika Toriq Budihardja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Halaman Sampul (Sumber: Penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Halaman Sampul (Sumber: Penulis)
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda bahwa perkembangan ekonomi digital telah mengubah cara bisnis beroperasi di seluruh dunia? Namun, dengan kemajuan ini, muncul tantangan baru, salah satunya adalah penerapan pajak digital. Kebijakan ini berdampak pada berbagai pihak, mulai dari e-commerce besar hingga freelancer yang bekerja dari rumah. Lantas, apa sebenarnya pajak digital, siapa yang terpengaruh, dan bagaimana cara menghadapinya?
ADVERTISEMENT
Apa Itu Pajak Digital?
Pajak digital adalah kebijakan yang mengatur pengenaan pajak pada transaksi yang terjadi di dunia digital. Di Indonesia, kebijakan ini mulai berlaku sejak tahun 2020 melalui PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atas produk dan layanan digital yang dijual oleh perusahaan lokal maupun asing seperti langganan streaming video, layanan iklan online, hingga produk digital berupa aplikasi atau game.
Ilustrasi Pajak Digital (Sumber: Penulis)
Mengapa Pajak Digital Diterapkan?
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menciptakan keadilan dalam perpajakan. Dengan adanya pajak digital, bisnis tradisional dan bisnis online dikenakan aturan yang setara, sehingga tidak ada pihak yang diuntungkan secara tidak adil. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, penerapan pajak digital berhasil menyumbang pendapatan negara sebesar Rp31,05 triliun pada akhir bulan November 2024, yang menandakan adanya kontribusi signifikan bagi pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
Siapa yang Terkena Dampaknya?
Platform belanja online seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada kini wajib memungut PPN atas setiap transaksi. Hal ini mengakibatkan harga produk di marketplace mungkin sedikit meningkat untuk menyesuaikan pajak yang dibayarkan. Misalnya, produk yang awalnya seharga Rp100.000 dapat bertambah menjadi Rp110.000 setelah pajak diterapkan.
Freelancer yang bekerja di platform global seperti Fiverr, Upwork, atau menjual karya digital di Etsy juga terpengaruh. Mereka harus melaporkan penghasilan dari klien luar negeri dan membayar pajak yang sesuai. Sebagai contoh, seorang desainer grafis yang menerima pembayaran $500 dari klien luar negeri harus mencatat pendapatan ini dalam pelaporan pajaknya.
Startup teknologi yang menjual layanan berbasis aplikasi atau SaaS (Software as a Service) juga harus menyesuaikan diri. Sama halnya dengan perusahaan teknologi besar seperti Netflix dan Spotify yang telah mulai membebankan PPN kepada pengguna di Indonesia. Sebagai contoh, layanan streaming seperti Netflix menerapkan PPN sebesar 10% untuk pengguna di Indonesia. Sebelumnya, harga langganan bulanan sebesar Rp149.000 hanya mencakup biaya layanan, namun setelah penambahan PPN, total biaya yang harus dibayarkan pelanggan menjadi Rp164.000 (tarif pajak dan harga layanan hanya sebagai contoh atau ilustrasi). Hal ini menunjukkan adanya dampak langsung penerapan pajak digital pada konsumen.
Ilustrasi Pihak-Pihak yang Terkena Dampak Pajak Digital (Sumber: Penulis)
Dampak Positif Penerapan Pajak Digital
ADVERTISEMENT
Pajak digital menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi pemerintah untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik. Misalnya, sebagian dana ini digunakan untuk mendukung transformasi digital di sektor pendidikan dan kesehatan.
Kebijakan ini memastikan bahwa bisnis digital dan konvensional dikenai aturan yang sama. Hal ini mendorong persaingan yang lebih sehat di pasar.
Ilustrasi Dampak Positif Penerapan Pajak Digital Berupa Peningkatan Pendapatan Negara dan Keadilan Perpajakan (Sumber: Penulis)
Tantangan Penerapan Pajak Digital
Bisnis kecil sering kali kesulitan memahami aturan pajak digital, terutama jika mereka bertransaksi lintas negara. Hal ini dapat menjadi beban administrasi tambahan.
Pajak digital bisa meningkatkan biaya operasional bisnis yang pada akhirnya dapat memengaruhi harga produk atau jasa. Hal ini terutama dirasakan oleh UKM yang memiliki margin keuntungan kecil.
Ilustrasi Tantangan Penerapan Pajak Digital Berupa Kompleksitas Penghitungan dan Biaya Tambahan (Sumber: Penulis)
Tips untuk Mengelola Pajak Digital
ADVERTISEMENT
Jika Anda seorang pelaku bisnis online, berikut beberapa langkah praktis untuk mengelola pajak digital dengan baik:
Luangkan waktu untuk memahami peraturan pajak digital yang berlaku, termasuk tarif dan mekanisme pelaporannya. Kunjungi situs Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) untuk mendapatkan informasi resmi.
Alat seperti Xero, Jurnal.id, atau QuickBooks dapat membantu Anda mencatat transaksi dan menghitung pajak secara otomatis, sehingga mengurangi risiko kesalahan.
Jika bingung, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konsultan pajak yang berpengalaman. Mereka dapat membantu Anda memastikan kepatuhan dan menghindari sanksi administratif.
Cari cara untuk meningkatkan efisiensi operasional agar biaya tambahan akibat pajak tidak terlalu membebani bisnis Anda. Misalnya, fokus pada peningkatan volume penjualan atau diversifikasi produk.
Ilustrasi Pengelolaan Pajak Digital (Sumber: Penulis)
Bagaimana Negara Lain Menerapkan Pajak Digital?
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Prancis, Inggris, dan India telah menerapkan Digital Services Tax (DST) dengan skema yang berbeda. Misalnya, di Prancis, perusahaan teknologi besar dikenai pajak sebesar 3% dari pendapatan mereka yang dihasilkan di negara tersebut. Sementara itu, Indonesia mengadopsi pendekatan PPN yang dianggap lebih sederhana untuk diterapkan oleh pelaku usaha karena mekanisme pengumpulan pajaknya langsung diterapkan pada penyedia layanan digital. Hal ini memudahkan pengawasan dan memastikan bahwa pajak dapat dipungut dengan efisien, tanpa memerlukan skema pelaporan yang kompleks seperti di beberapa negara lain.
Kesimpulan: Sudahkah Anda Siap?
Pajak digital adalah langkah yang tak terhindarkan di era ekonomi modern. Meskipun menghadirkan tantangan, kebijakan ini juga membawa peluang untuk menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil. Sebagai pelaku bisnis, penting bagi Anda untuk mempersiapkan diri, memahami aturan, dan menjalankan kewajiban pajak dengan baik. Dengan begitu, Anda tidak hanya membantu negara, tetapi juga memastikan bisnis Anda tetap kompetitif di pasar yang semakin dinamis. Mulailah mengevaluasi transaksi digital Anda hari ini dan konsultasikan dengan ahli pajak untuk memastikan kepatuhan!
ADVERTISEMENT