Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Typing Ganteng Tidak Terlalu Penting
29 Juli 2021 12:55 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Arief Wahyu Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Internet dapat menjadikan orang-orang dekat satu sama lain. Media sosial adalah jalan ninjanya. Mengetik nama seseorang pun bisa keluar identitasnya dari A sampai Z. Bahkan, menjalin asmara dilakukan secara daring.
ADVERTISEMENT
Pihak pengembang aplikasi kian membesar. Pasalnya, konsumennya semakin banyak dan bertambah seiring dengan kemajuan teknologi. Mereka gencar melakukan pembaharuan dan fitur bagi para penggunanya. Aplikasi pencari jodoh maupun teman kencan mulai menjamur.
Membuat profil, memasang foto, menuliskan sebait tulisan di bio media sosial rasanya masih kurang. Hal tersebut hanya lah gambaran kasar terkait diri seseorang. Namun, diperlukan proses bercengkrama untuk menarik lawan jenisnya.
Cara mengetik atau typing seseorang banyak memiliki arti. Misalnya suka sekali menyingkat kata, bisa disimpulkan marah. Selalu menambahkan emoji dan stiker merupakan orang yang ekspresif. Tertawa dengan menuliskan ‘wkwkwk’ orangnya seru. Mungkin juga dengan melebihkan satu huruf di akhir kalimat agar terkesan tidak basi pada tiap bubble chat. Semuanya memiliki tafsiran yang berbeda dari tiap-tiap orang yang menerima.
ADVERTISEMENT
Tren typing ganteng bermula ketika ramai diperbincangkan rakyat Twitter. Entah apa definisi yang sah mengenai typing ganteng. Tetapi setelah diamati, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan cara seseorang menuliskan sama persis seperti orang tersebut berbicara. Hal ini tentu krusial bagi sebagian kaum hawa ketika berselancar di media sosial.
Typing ganteng dapat mendeskripsikan seseorang hanya dari cara seseorang mengetik. Justru ada juga perempuan yang kepincut laki-laki hanya karena typing ganteng. Memang terlihat membingungkan, tetapi berkaca dari realitanya sangat nyata.
Padahal penulisan secara baik dan benar adalah untuk mempermudah seseorang menerima maksud apa yang ingin disampaikan. Terkadang ketikan pun bisa berbeda maksud karena tidak tahu cara pelafalan, nada, ataupun volume. Semuanya bisa bias karena tidak biasa.
ADVERTISEMENT
Ketikan tidak melulu melayangkan sebuah cerminan seseorang. Kita tidak pernah tahu maksud dan tujuan orang menyingkat kata, memakai emoji dan stiker, menambah huruf lebih di akhir kalimat, ataupun hanya meninggalkan jejak dua centang biru pada bubble chat.