Konten dari Pengguna

Memahami Apa itu Terorisme dan Perkembangannya

Danang Surya Muhammad
universitas pembangunan nasional jatim surabaya fakultas ilmu sosial dan ilmu politik jurusan hubungan internasional
28 Desember 2020 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Danang Surya Muhammad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://id.pinterest.com/pin/599963981589354498/
zoom-in-whitePerbesar
https://id.pinterest.com/pin/599963981589354498/
ADVERTISEMENT
Terorisme kini menjadi perhatian penting dan menjadi sebuah ancaman oleh public karena karakternya yang dramatis dan pergerakannya yang tidak bisa di prediksi. Dampak adanya terorisme mengakibatkan gangguan dan ancaman bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, dunia internasional kini telah berupaya untuk memerangi aksi terorisme dan juga kini negara-negara banyak yang telah menjalin kerja sama baik bilateral, regional bahkan internasional dalam tujuan untuk memerangi aksi terorisme yang telah terjadi. Pengertian dari terorisme pertama kali dibahas dalam European Convention on the Suppresion of Terrorism (ECST) di eropa pada tahun 1977. Terjadi perubahan paradigma dari terorisme, yang semula Crimes Againts State menjadi Crime Againts Humanity. Kini terorisme bukan hanya menyangkut permasalahan antar negara, akan tetapi isu terorisme telah mencakup sejumlah aspek internasional. dimana aksi terorisme merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau menimbulkan efek ancaman yang berbahaya bagi kehidupan masyarakat, dan tindakan tersebut melanggar hukum pidana yang telah ditentukan (Ganor, 2002:130).
ADVERTISEMENT
Factor- factor penyebab mengapa aksi terorisme dapat terjadi diantaranya muncul diakibatkan adanya factor kemiskinan, kesenjangan dan juga didasari pada era globalisasi, factor ini menjadi masalah sosial yang sangat penting bagi manusia, dengan adanya permasalahan tersebut menimbulkan adanya gerakan terorisme yang disebabkan karena pelaku yang terlibat merasa tidak adanya keadilan dan bantuan dalam keberlangsungan kehidupan. Radikalisme Agama secara ekstrim, factor penyebab biasanya terjadi akibat doktrin yang salah yang diberikan oleh para tokoh dan memunculkan kesalahpahaman pada penganutnya. Hal ini yang biasa dikatakan sebagai bentuk jihad dimana mereka menganggap bahwa jihad dalam artian mereka itu sebagai symbol berperang. Yang terakhir biasanya menjadi factor penyebab munculnya aksi terorisme yang dikarenakan adanya rasa putus asa. Kondisi psikologis pada seseorang sangat berpengaruh untuk di provokasi karena biasanya psikologis seseorang yang mudah diprovokasi disebabkan karena pada lingkungannya ia merasa terabaikan di lingkungan masyarakat atau seseorang yang menjadi korban kebanyakan menderita secara sosial dan ekonomi. Hal yang berkaitan dengan marjinal menyebabkan dengan mudahnya tersugesti, karena seorang korban akan berusaha meluapkan kemarahan dan keresahan yang dialaminya. Kebanyakan aksi yang dilakukannya adalah tindakan kekerasan yang bertujuan supaya memperoleh perhatian masyarakat atau pemerintah yang berkuasa.
ADVERTISEMENT
Motif dan tujuan munculnya aksi terorisme tidak luput dengan adanya unsur politik, politic goals dari aksi terorisme memiliki perbedaan dengan kejahatan lainnya. Tujuan politik yang dilakukan pelaku teroris menggunakan motif penculikan kepada orang yang berpengaruh di negara, motif yang dilakukan tidak lain supaya kebijakan negara dapat dirubah atau bahkan berubahnya pola kepemimpinan yang diharapkan oleh para pelaku aksi terorisme. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku teroris selain melakukan penculikan, mereka juga menggunakan peledakan bom/pengeboman sebagai taktik yang paling sering digunakan oleh para teroris, aksi tersebut juga bertujuan dalam melancarkan politic goals yang di harapkan oleh para teroris agar pemerintah yang diserang segera menanggapi serius bahwa aksi yang dilakukan teroris tidak semata-mata hanya melakukan dengan mengancam akan tetapi juga dapat di realisasikan oleh para kelompok teroris. Atau dalam melancarkan politic goalsnya, para teroris juga melakukan pembunuhan dengan melakukan serangan bersenjata. Serangan senjata yang dilakukan oleh teroris sudah menjadi hal yang popular dalam dunia terorisme. Karena dalam melancarkan aksinya serangan senjata dinilai bahwa goals politicnya bisa segera tercapai karena pemerintah akan secara tidak langsung merespon akibat kerusuhan yang telah dilakukan. Contoh kegiatannya adalah Teroris Sikh di india melakukan penghentian bus yang berisi penumpang didalamnya dan sekaligus membunuh semua orang baik anak-anak , orang tua dan orang dewasa yang berada didalam bus dengan menggunakan senapan mesin. Pesan yang di sampaikan aksi tersebut yaitu memperingatkan pemerintah india, bahwa pihak teroris dalam melakukan aksinya tidak akan memandang apapun gender dan umur dan dengan secara segan akan melancarkan aksinya apabila pemerintah tidak meresponnya.
ADVERTISEMENT
Dengan munculnya era globalisasi kini aksi yang dilakukan kelompok terorisme juga mengalami sebuah perkembangan yang di sebabkan oleh munculnya media internet membuat media komunikasi yang digunakan oleh para teroris menjadi semakin berkembang. Kini dengan adanya kemajuan teknologi membuat para teroris memanfaatkan peluang dengan berusaha untuk selalu beradaptasi dan meningkatkan kemampuannya. kini para teroris telah memperluas jaringannya hingga dimana-dimana dengan menggunakan media internet dan juga menggunakan media komunikasi sebagai alat untuk memberitahukan keberadaan para teroris di dunia. Media komunikasi dan internet yang digunakan oleh para teroris yaitu buku, majalah, surat kabar, film, music, software, media sosial dan games (Brenner, 2002:150). Kini dengan munculnya era globalisasi, mengakibatkan adanya transformasi dalam menggunakan media konvensional menjadi media baru (internet), yang dimana hal itu kini memunculkan fenomena cyber-terrorism. Cyber-terrorism kini menjadi pembahasan penting dan menjadi perhatian khusus dalam dunia internasional, karena dengan adanya cyber-terrorism menuntut semua negara kini harus meningkatkan dan mampu menguasai dunia internet agar dapat mengetahui taktik dan strategi yang akan dilakukan para teroris. Hal itu mengakibatkan semakin pesat perkembangan teknologi informasi tercipta, maka semakin canggih juga media yang digunakan oleh para terorisme dan akan semakin besar pula tindakan yang dilakukan oleh para kelompok terorisme. Dengan canggihnya media internet kini para teroris juga memanfaatkan dalam hal perekrutan anggota atau memperluas doktrin yang ekstrim, karena dengan adanya internet mempermudah langkah terorisme dalam perekrutan anggota dan juga penyebaran informasi dapat dilakukan secara cepat dan tidak mengalami resiko yang besar (Seib & Janbek, 2011:21).
ADVERTISEMENT
Referensi :
Ganor, Boaz. (2002). Defining Terrorism: Is One Man’s Terrorist Another Man’s Freedom Fighter?. Police Practice and Research: An International Journal, 3 (4), 287-304.
Brenner, Susan W. (2002). Cyber-terrorism: How real is the Threat?. Media Asia, 29 (3), 149-154.
Lutz, J. L. (2011). Terrorism: The Basic. New York: Routledge.
Seib, P. & Janbek, D.M. (2011). Global Terrorism and New Media: The post-Al Qaeda generation. New York: Routledge Taylor & Francis Group.