Melawan Korupsi: Pendekatan Terpadu untuk Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Mahasiswa Universitas Paramadina:

Argie Nazila Ramadhan (123108127); Danang Kurniawan (123108048); Lusiana Claudi Erlita Mandayu (123207092); Muhammad Annafi Huda Arsyiannuur (123207052); Muhammad Rafly Yoga Satya (123207065); Rafly Ahzami Imaduddin (123101098)

Sumber: Foto dari Danang Kurniawan

Korupsi telah lama menjadi penyakit sosial yang merusak struktur masyarakat dan perekonomian negara. Dampaknya tidak hanya dirasakan secara lokal, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi, menurunkan kualitas layanan publik, dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. Untuk memberantas korupsi secara efektif, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi, yang menggabungkan strategi penal dan non-penal guna mencapai hasil yang optimal.

Strategi Penal: Hukum sebagai Alat Pemberantasan

Salah satu pendekatan utama dalam memerangi korupsi adalah melalui sistem hukum yang tegas dan efektif. Strategi penal ini meliputi:

Strategi Non-Penal: Pencegahan Lebih Baik dari Pemulihan

Selain strategi penal, pendekatan non-penal juga memiliki peran penting dalam pemberantasan korupsi. Beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah:

Mengatasi korupsi bukanlah tugas yang mudah, namun dengan mengombinasikan strategi penal dan non-penal serta melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga penegak hukum, sektor swasta, dan masyarakat sipil, dampak negatifnya dapat dikurangi secara signifikan. Langkah-langkah ini tidak hanya penting untuk memulihkan kepercayaan publik dan membangun tatanan yang lebih baik, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang dalam pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan pembangunan yang inklusif. Dengan kerja keras dan komitmen bersama, kita dapat mengatasi masalah sosial yang merusak ini, menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berintegritas