Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
KKN UNDIP Sosialisasikan Peran Dukungan Keluarga Bagi Pengidap Masalah Mental
15 Agustus 2024 11:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dandung Sadewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 12 Agustus 2024, Dandung Sadewa, salah satu mahasiswa psikologi yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro melaksanakan program penyuluhan ke beberapa rumah warga yang ada di Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Program ini bertujuan memberikan edukasi kepada keluarga yang memiliki anggota dengan masalah mental, terutama skizofrenia, mengenai cara mendukung proses pengobatan dan pemulihan mereka. Melalui kunjungan langsung ke rumah-rumah tersebut, mahasiswa memberikan pengetahuan berbasis penelitian psikologis tentang cara meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga dalam menghadapi tantangan ini.
ADVERTISEMENT
Dalam program kerja ini, mahasiswa menjelaskan pentingnya peran keluarga dalam mendukung pemulihan pasien skizofrenia. Mahasiswa memberikan informasi tentang skizofrenia sebagai gangguan kesehatan mental yang dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan pemahaman yang baik tentang kondisi ini, keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan emosional dan praktis yang diperlukan oleh penderita untuk menjalani pengobatan dengan lebih efektif.
Salah satu fokus utama dalam penyuluhan ini adalah pentingnya dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga. Mahasiswa menekankan bahwa komunikasi terbuka dan empati sangat diperlukan untuk membantu pasien merasa didengarkan dan dipahami. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional yang baik dari keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi gejala depresi yang sering dialami oleh pengidap masalah mental.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa juga memberikan tips praktis untuk membantu keluarga memastikan pasien tetap disiplin dalam menjalani pengobatan. Mengingat pentingnya obat dalam pengelolaan skizofrenia, keluarga diharapkan dapat membantu pasien mematuhi jadwal minum obat dan berkomunikasi dengan dokter jika muncul efek samping yang mengganggu. Kepatuhan dalam minum obat merupakan salah satu faktor kunci dalam mencegah kekambuhan gejala skizofrenia.
Tidak hanya fokus pada pengobatan, mahasiswa juga mengajak keluarga untuk melibatkan pasien dalam aktivitas fisik yang rutin. Aktivitas seperti jalan kaki atau senam ringan dipercaya dapat membantu mengurangi gejala psikotik dan meningkatkan stabilitas emosional pasien. Melalui aktivitas ini, pasien diharapkan dapat merasa lebih baik secara fisik dan mental, yang pada akhirnya mendukung proses pemulihan mereka.
Selain dukungan langsung dari keluarga, mahasiswa juga mendorong pasien untuk terlibat dalam komunitas atau kelompok dukungan yang positif. Dukungan sosial dari teman dan lingkungan dapat memberikan rasa memiliki dan membantu pasien mengatasi rasa kesepian. Partisipasi dalam komunitas juga dapat meningkatkan kemandirian pasien dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa juga menyadari bahwa merawat individu dengan masalah mental sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga. Oleh karena itu, mahasiswa memberikan informasi tentang cara menjaga kesehatan mental keluarga pengasuh. Mahasiswa mengajak keluarga untuk tetap mencari dukungan, baik dari kelompok pendukung maupun konseling, guna mengurangi stres yang mungkin muncul selama proses perawatan.
Program penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi keluarga yang merawat anggota dengan masalah mental di Desa Widodaren. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran mereka dalam mendukung pengobatan dan pemulihan, keluarga diharapkan dapat meningkatkan motivasi, kualitas hidup, serta kesejahteraan pasien. Program ini juga bertujuan untuk mengurangi gejala depresi dan psikotik pada pasien, sekaligus memperkuat ketahanan keluarga dalam menghadapi tantangan ini.
ADVERTISEMENT