Konten dari Pengguna

Temu dan Dugaan Praktik Persaingan Usaha Tidak Sehat: Ancaman Bagi UMKM Lokal?

Dandy Meidilla Fahri
Saya adalah Mahasiswa S1 Prodi Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Juli 2024 11:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dandy Meidilla Fahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi UMKM Sepatu lokal yang mulai sepi pengunjung (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/rakyat-pria-mengunjungi-pasar-7629676/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi UMKM Sepatu lokal yang mulai sepi pengunjung (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/rakyat-pria-mengunjungi-pasar-7629676/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aplikasi belanja daring asal Tiongkok, Temu, tengah menjadi sorotan di Indonesia. Selain popularitasnya yang meroket, Temu juga menuai kontroversi terkait dugaan praktik persaingan usaha tidak sehat. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keberlangsungan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) lokal yang merasa terancam oleh gempuran produk impor murah dari Temu.
ADVERTISEMENT
Dugaan Praktik Persaingan Usaha Tidak Sehat
Beberapa praktik yang diduga dilakukan Temu antara lain:
Predatory Pricing: Menjual produk dengan harga sangat rendah, bahkan di bawah harga produksi, untuk mematikan pesaing lokal.
Dumping: Membanjiri pasar dengan produk impor murah untuk menguasai pangsa pasar.
Diskriminasi Harga: Memberikan harga yang berbeda-beda kepada konsumen, yang berpotensi merugikan konsumen dan UMKM lokal.
Perjanjian Eksklusif: Memaksa penjual untuk hanya menjual produk di platform Temu, sehingga membatasi pilihan konsumen dan UMKM.
Dampak Terhadap UMKM Lokal
Praktik-praktik tersebut, jika terbukti benar, dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi UMKM lokal:
Penurunan Penjualan: UMKM kesulitan bersaing dengan harga produk Temu yang sangat murah.
Penutupan Usaha: UMKM yang tidak mampu bertahan terpaksa gulung tikar.
ADVERTISEMENT
Hilangnya Lapangan Kerja: Penutupan UMKM berdampak pada pengurangan lapangan kerja.
Ketergantungan pada Impor: Konsumen semakin bergantung pada produk impor murah, yang merugikan perekonomian nasional.
Tanggapan dan Tindakan
Pemerintah Indonesia telah menyatakan akan menyelidiki dugaan praktik persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan Temu. Kementerian Perdagangan juga telah meminta Temu untuk mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia.
Di sisi lain, beberapa asosiasi UMKM telah menyerukan boikot terhadap Temu. Mereka juga mendesak pemerintah untuk memberikan perlindungan lebih bagi UMKM lokal.
Pentingnya Regulasi yang Ketat
Kasus Temu ini menjadi pengingat akan pentingnya regulasi yang ketat untuk melindungi UMKM lokal dari praktik persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh perusahaan asing. Pemerintah perlu memastikan bahwa semua pelaku usaha, baik lokal maupun asing, bermain dengan aturan yang sama.
ADVERTISEMENT
Dukungan bagi UMKM Lokal
Selain regulasi, pemerintah juga perlu memberikan dukungan yang lebih besar bagi UMKM lokal, seperti pelatihan, pembiayaan, dan akses pasar. Dengan demikian, UMKM lokal dapat meningkatkan daya saingnya dan bertahan di tengah persaingan global.
Kesimpulan
Dugaan praktik persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan Temu menjadi ancaman serius bagi UMKM lokal. Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.