Konten dari Pengguna

Bagaimana Konten "BRAINROT" Dapat Merusak Generasi Bangsa

Danes Daffa Mulyaaryadi
Siswa - SMA - Citra Berkat Citra Raya - Tangerang
7 Januari 2025 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Danes Daffa Mulyaaryadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekarang kita sedang berada di zaman yang serba maju. Lebih tepatnya kita sekarang lagi ada di zaman menuju 5.0 bukan lagi 4.0, sudah sewajarnya teknologi akan semakin berkembang disekitar kita. Tidak luput dari media sosial, sekarang ada begitu banyak platform media sosial yang bisa kita akses dengan mudah, contohnya dari platform seperti; Tiktok, Instagram, FaceBook, Telegram, Youtube Dsb.
ADVERTISEMENT
Dengan kemajuan teknologi itu, munculah sebuah format konten yang menjadi bahan viral. Yaitu video singkat portrait yang bisa kita temui di aplikasi yang tadi saya sebutkan. Instagram dengan Reelsnya, Youtube dengan Shortsnya, dan Tiktok dengan video mereka. Kemudian apa yang salah dari munculnya video singkat seperti itu? Akan sangat bagus jika konten yang disebar penuh akan informasi dan ilmu pengetahuan, akan tetapi konten yang tersebar banyak adalah konten "BRAINROT"
Source from Freepik: https://www.freepik.com/free-photo/medium-shot-girl-with-phone_14960195.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=afc0e53d-e9f5-4293-9701-28c2faf9fe09
zoom-in-whitePerbesar
Source from Freepik: https://www.freepik.com/free-photo/medium-shot-girl-with-phone_14960195.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=afc0e53d-e9f5-4293-9701-28c2faf9fe09
Apa itu BRAINROT? Ini adalah sebuah bahasa gaul yang diadopsi dari luar negeri, dengan arti konten dengan kualitas rendah yang dikonsumsi secara terus menerus yang dapat menurunkan kemampuan kognitif otak. Konten BRAINROT ini mulai terkenal digunakan untuk memberikan video yang bertajuk meme/bahan lelucon. Contoh yang sering kita temui adalah penggunaan bahasa yang bisa dibilang aneh seperti; "Skibidi"(Mengacu pada sebuah tontonan di Youtube Shorts tentang animasi Skibidi Toilet), "Fanum Tax"(Mengacu pada streamer asal Amerika Serikat yang suka mengambil makanan milik temannya), "Rizz"(Mengacu kepada orang yang memiliki karisma), dsb.
ADVERTISEMENT
Konten BRAINROT ini benar-benar bahaya bagi generasi kita dan selanjutnya. Hal yang menjadi problema utama adalah karena konten ini dikonsumsi oleh anak muda. Kenapa berbahaya? Dikarenakan otak mereka pada saat masa bertumbuh akan dapat menerima informasi yang diberikan secara cepat, apalagi jika dalam kuantitas yang banyak. Melalui beberapa penelitian waktu yang digunakan oleh GEN Z dan GEN Alpha di media sosial minimal bisa 4 jam sehari, bayangkan seberapa banyak konten video singkat yang bisa mereka proses dalam waktu 4 jam itu. Ini adalah kondisi yang mengenaskan bagi seluruh dunia bukan hanya di Indonesia.
Terkait dengan peraturan penggunaan media sosial, negara Australia sudah memberlakukan peraturan baru yaitu memberikan batasan umur 16 tahun untuk baru bisa menggunakan media sosial. Ini adalah langkah yang bagus dan tepat dari pemerintah setempat untuk menjauhkan generasi penerus dari konten yang tidak bermanfaat. Dan pemerintah Indonesia juga sedang mengkaji apakah perlu untuk melakukan pembatasan umur terhadap penggunaan media sosial.
ADVERTISEMENT
Kalau dari pandangan saya sendiri, akan sangat perlu untuk adanya aturan yang menjaga generasi penerus kita untuk mengurangi penggunaan media sosial. Memang seharusnya anak muda diberi waktu untuk belajar dan membaca buku, bukan untuk mengonsumsi konten receh yang bersifat negatif.