Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perbandingan Seijin Shiki dengan Upacara Dewasa di Seluruh Dunia
11 April 2024 11:26 WIB
·
waktu baca 9 menitTulisan dari Muhammad Risqy Madani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Seijin shiki, Upacara Kedewasan Mayarakat Jepang
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan hidup setiap manusia akan melewati berbagai tahapan kehidupan. Mulai dari masa kanak-kanak yang penuh dengan kepolosan hingga memasuki masa remaja yang penuh dengan tantangan. Memasuki masa dewasa yang ditandai dengan tanggung jawab dan kemandirian yang termasuk dalam satu momen penting dalam perjalanan kehidupan masyarakat Jepang. Pada masa ini sering kali terdapat upacara adat untuk merayakan masa dewasa tersebut. Jepang merupakan negeri yang terkenal dengan budaya dan tradisi yang kaya seperti halnya Jepang memiliki ritual khusus untuk menyambut para pemuda dan pemudi yang memasuki usia dewasa. Upacara tersebut kemudian dikenal dengan nama Seijin shiki (, Seijin shiki) yang secara harfiah berarti "Upacara Kedewasaan".
ADVERTISEMENT
Upacara ini menandakan transisi yang signifikan dalam kehidupan masyarakat Jepang, Seijin shiki menandai berakhirnya masa remaja dan dimulainya masa dewasa dengan segala tanggung jawab dan hak- hak yang menyertainya. Upacara Seijin shiki dirayakan setiap 15 Januari dan diperuntukkan bagi masyarakat di Jepang yang sudah berusia 20 tahun (Robertson, 2008). Upacara Seijin shiki diadakan setiap tahun pada hari Senin kedua di bulan Januari. Seijin shiki menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para remaja berusia 20 tahun. Upacara ini tidak hanya sekedar perayaan, melainkan juga berfungsi sebagai pengingat akan tanggung jawab baru yang akan mereka pikul sebagai anggota masyarakat yang dewasa dan produktif.
Telusur Budaya Upacara Kedewasaan Negara Lain
Setelah memahami esensi Seijin shiki dalam budaya Jepang, kita dapat mengeksplorasi bahwa tidak hanya negara Jepang yang memiliki upacara perayaan kedewasaan. Sejumlah negara lain juga memiliki tradisi serupa yang menandai peralihan penting dalam kehidupan individu mereka. Dalam esai ini akan dibahas secara singkat mengenai tradisi yang serupa dengan Seijin shiki yang dimiliki oleh negara Jepang seperti perayaan upacara kedewasaan seperti Gwallye di Korea, Jugendweihe di Jerman, Sweet Sixteen di Amerika Serikat, La Quinceaera di Spanyol, Podrostok di Rusia, dan Ritushuddhi di India yang menunjukkan kesamaan dalam proses perayaan kedewasaan. Esai ini juga akan memuat perbandingan dan menemukan persamaan di antara berbagai upacara dewasa di seluruh dunia sehingga kita dapat melihat bagaimana konsep-konsep universal tentang kematangan dan tanggung jawab diakui dan dirayakan secara berbeda di berbagai konteks budaya.
ADVERTISEMENT
Korea
Negara Korea memiliki upacara tradisional perayaan kedewasaan yang disebut "Gwallye" yang sering diselenggarakan ketika seorang anak laki-laki mencapai usia 16 atau 20 tahun, dan seorang gadis mencapai usia 15 atau 21 tahun. Ini menandai peralihan dari masa remaja ke dewasa. Dalam acara ini, remaja mengenakan pakaian tradisional, mengikuti serangkaian ritual, dan menerima ucapan selamat dari keluarga dan masyarakat yang hadir. Upacara ini merupakan simbol penting dari peralihan status sosial dan tanggung jawab yang datang dengan kedewasaan. Gwallye berasal dari tradisi Korea kuno yang dikenal sebagai "Gwangdae", yang merupakan upacara untuk menghormati dewa pelindung pertanian dan memberkati panen yang melimpah.
Namun, seiring berjalannya waktu, Gwallye berkembang menjadi perayaan yang menandai kedewasaan remaja. Ritual khususnya melibatkan pembacaan puisi oleh anak-anak yang akan menjadi dewasa, diikuti dengan menyantap makanan khas seperti mi tteokguk, sup mi dengan bulgogi. Makna budayanya adalah untuk merayakan peralihan dari masa remaja ke dewasa, serta menekankan pentingnya tanggung jawab sosial dan keluarga.
Jerman
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di Jerman, terdapat tradisi yang disebut "Jugendweihe" atau Hari Pemuda. Remaja yang berusia sekitar 14 tahun merayakan peralihan mereka ke kedewasaan dengan serangkaian acara, termasuk upacara formal dan perayaan. Ini seringkali melibatkan kursus pendidikan moral dan etika, di mana remaja diajari tentang tanggung jawab dan nilai-nilai moral yang terkait dengan kedewasaan. Upacara ini juga merupakan kesempatan bagi remaja untuk merayakan pencapaian mereka dan menerima dukungan dari keluarga dan komunitas.
Jugendweihe pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 sebagai alternatif sekuler terhadap konfirmasi Kristen. Asal-usulnya adalah untuk memberikan pendidikan moral dan etika kepada remaja di luar pengaruh agama. Ritual khususnya mencakup pengucapan sumpah kebijaksanaan, dimana remaja berjanji untuk menghargai kehidupan dan memperjuangkan perdamaian. Makna budayanya adalah untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi tantangan dan tanggung jawab dewasa, serta untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas.
Amerika Serikat
ADVERTISEMENT
Tidak jauh berbeda, di Amerika Serikat, "Sweet Sixteen" adalah perayaan yang signifikan, terutama di kalangan remaja perempuan, saat mereka merayakan ulang tahun ke-16 mereka, menandai transisi ke masa dewasa. Ini seringkali melibatkan pesta besar, sering kali dengan tema tertentu, serta pertunjukan, tarian, dan perayaan lainnya. Selain itu, remaja seringkali diberi hadiah-hadiah khusus yang memiliki makna simbolis, seperti mobil baru atau perhiasan. Meskipun tidak memiliki unsur-unsur tradisional yang sama dengan Seijin shiki, Sweet Sixteen juga menandai peralihan penting dalam kehidupan remaja Amerika Serikat.
Makna budayanya adalah untuk merayakan peralihan dari masa remaja ke masa dewasa, serta untuk menghormati pencapaian dan pertumbuhan pribadi sang remaja. Pesta Sweet Sixteen juga memberikan kesempatan bagi remaja untuk merayakan persahabatan dan hubungan dengan teman-teman mereka, serta mendapatkan dukungan dan cinta dari keluarga mereka.
Spanyol
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Negara Spanyol memiliki upacara tradisional perayaan kedewasaan yang disebut sebagai "La Quinceaera", sebuah perayaan penting yang merayakan ulang tahun ke-15 seorang gadis, menandai awal kedewasaan dalam budaya Latin. Pada hari ini, sang gadis biasanya mengenakan gaun formal yang megah dan mengadakan pesta besar dengan keluarga dan teman-temannya, sering kali dengan upacara keagamaan di gereja. Perayaan ini melibatkan tarian, musik, dan makanan, serta berfungsi sebagai simbol penting dalam pengakuan akan tanggung jawab dan peran baru yang diemban oleh remaja perempuan dalam masyarakat.
La Quinceaera memiliki akar yang dalam dalam budaya Meksiko yang berasal dari tradisi Aztek. Asal-usulnya adalah untuk merayakan kedewasaan seorang gadis dan memperkenalkannya kepada masyarakat sebagai anggota yang dewasa. Ritual khususnya mencakup pesta besar dengan vals, tarian khusus antara sang gadis dan ayahnya, dan penerimaan hadiah-hadiah simbolis. Makna budayanya adalah untuk menandai peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, serta untuk menghormati peran dan tanggung jawab baru sang gadis dalam masyarakat.
Rusia
ADVERTISEMENT
Kemudian di Negara Rusia juga terdapat tradisi yang dikenal sebagai "Podrostok", yang menandai peralihan dari masa remaja ke dewasa. Upacara ini biasanya diadakan pada usia 16 atau 17 tahun, di mana remaja menghadiri sebuah acara formal di mana mereka diberikan hadiah oleh orang tua mereka dan dihormati oleh keluarga dan teman-teman. Tradisi ini juga sering kali melibatkan pesta dan perayaan yang diadakan oleh keluarga untuk merayakan pencapaian dan kematangan anak mereka.
Podrostok memiliki akar dalam tradisi Rusia yang kuno yang dikenal sebagai "prikaz note slovo", yang merupakan serangkaian tes dan ujian yang harus dilewati oleh pemuda untuk dianggap dewasa. Ritual khususnya mencakup penerimaan kata-kata bijak dari orang tua, serta pemberian hadiah simbolis seperti jam tangan atau cincin. Makna budayanya adalah untuk menandai kematangan fisik dan sosial pemuda, serta untuk menghormati peran dan tanggung jawab baru dalam masyarakat.
INDIA
ADVERTISEMENT
Demikian pula, di India, terdapat upacara yang dikenal sebagai "Ritus Shuddhi", yang menandai peralihan dari masa remaja ke kedewasaan dalam budaya Hindu. Upacara ini melibatkan serangkaian ritual keagamaan yang bertujuan untuk membersihkan dan mempersiapkan remaja untuk menjalani peran baru dalam masyarakat. Ritual-ritual ini sering kali diikuti oleh pesta dan perayaan bersama keluarga dan teman-teman sebagai penghormatan terhadap peralihan penting ini dalam kehidupan individu. Ritus Shuddhi berasal dari tradisi Hindu yang kuno yang dikenal sebagai "Upanayana", yang merupakan upacara inisiasi untuk remaja pria.
Namun, dalam bentuknya yang lebih modern, Ritus Shuddhi mencakup aspek-aspek spiritual dan moral dalam rangka mempersiapkan remaja untuk peran dan tanggung jawab dewasa. Ritual khususnya melibatkan upacara penyucian tubuh dan pikiran, serta pengucapan mantra-mantra suci. Makna budayanya adalah untuk menandai peralihan dari tahap pendidikan ke tahap spiritual, serta untuk memperkuat koneksi individu dengan nilai-nilai agama dan budaya mereka.
ADVERTISEMENT
Pandangan terhadap Perbedaan Tata Cara Perayaan Kedewasaan
Seluruh upacara kedewasaan tersebut menunjukkan kesamaan dalam proses perayaan kedewasaan. Masing-masing upacara ini menjadi momen simbolis yang menandai peralihan penting dari masa remaja ke kedewasaan. Seluruh tradisi tersebut dalam pelaksanaannya, peserta mengenakan pakaian khusus yang sering kali memiliki makna tradisional yang dalam. Ritual dan acara perayaan diadakan dengan tujuan untuk menghormati dan merayakan peserta yang mencapai usia dewasa, seringkali meliputi pembacaan doa, penghormatan kepada orang tua, serta tarian dan musik. Selain itu, keluarga dan komunitas memainkan peran penting dalam setiap upacara, memberikan dukungan dan turut serta dalam perayaan. Lebih jauh lagi, selain merayakan pencapaian individu, upacara ini juga memiliki makna simbolis yang dalam, menghormati tradisi dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, serta menekankan tanggung jawab dan kewajiban yang datang dengan kedewasaan.
ADVERTISEMENT
Dalam penelusuran upacara kedewasaan di berbagai negara, kita melihat bagaimana masyarakat merayakan peralihan penting dari masa remaja ke dewasa dengan cara yang beragam namun memiliki kesamaan dalam esensi dan tujuannya. Dari Seijin shiki di Jepang hingga Gwallye di Korea, dari Jugendweihe di Jerman hingga Sweet Sixteen di Amerika Serikat, serta La Quinceaera di Spanyol, Podrostok di Rusia, dan Ritus Shuddhi di India, setiap upacara mengungkapkan penghargaan yang mendalam terhadap tradisi dan nilai-nilai budaya yang diberikan kepada generasi mendatang. Lebih dari sekadar perayaan, upacara ini adalah simbol penghormatan terhadap kematangan individu dan pengakuan akan tanggung jawab serta kewajiban yang datang dengan kedewasaan. Dengan demikian, melalui perbandingan ini, kita dapat memahami bahwa peralihan ke kedewasaan adalah pengalaman yang universal, yang merayakan keragaman dan kekayaan budaya di seluruh dunia, sambil menegaskan persamaan esensial dalam perjalanan kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Bhattacharyya, H. (2002). Education and the Social Order: Changing Identities in Northeast India. Orient Blackswan.
Kim, Y. (2010). Coming of age in Korea: The Gwallye celebration. Korean Studies, 34(1), 77-101.
Lee, J. (2005). The Korean-American dream: Korean Americans living in Los Angeles. International Journal of Intercultural Relations, 29(4), 443-466.
Lunn, D. (2003). Russian and Soviet Education, 1731-1989: A Multilingual Annotated Bibliography. Routledge.
Mller, J., & Schmidt, M. (2015). Jugendweihe in East Germany: A socialist ritual for non-believing youth. Religion, State & Society, 43(4), 393-409.
Robertson, Jennifer E. (2008). A companion to the anthropology of Japan. New Jersey: Wiley-Blackwell.
Smith, E. R. (2018). Sweet Sixteen Celebrations: Rituals of Transition in American Culture. Journal of Adolescent Research, 33(5), 576-596.
ADVERTISEMENT
Stavans, I. (2008). Mexican American literature: The politics of identity. ABC-CLIO.
Wolff, S., & Wiedemann, H. (2014). Jugendweihe--A Socialist Invention Between Christian Confirmation and Secular Maturity Rite. In Society and Religion in East Germany (pp. 147-174). Brill.