Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sudah Siapkah Rejang Lebong Menyongsong Pendidikan Inklusif?
2 April 2023 5:35 WIB
Tulisan dari DANI FAZLI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan inklusif di Indonesia memiliki pendekatan yang mengakui keragaman siswa, termasuk generasi bangsa yang berkebutuhan khusus, dan menempatkan mereka di kelas yang sama dengan teman sebayanya. Tujuan pendidikan inklusif adalah untuk memastikan bahwa semua siswa, tanpa kecuali, memiliki akses ke pendidikan yang layak dan berkualitas.
ADVERTISEMENT
Pendidikan inklusif di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa setiap anak berhak atas pendidikan yang layak tanpa terkecuali. Selain itu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan dan pedoman untuk memastikan pelaksanaan pendidikan inklusif, seperti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Pendidikan Inklusif.
Namun, masih ada beberapa tantangan dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di Indonesia. Beberapa tantangan tersebut adalah kurangnya tenaga yang terlatih dalam pendidikan inklusif, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai, serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan inklusif.
Maka dari itu, berbagai upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia antara lain yaitu peningkatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pendidikan inklusif, peningkatan alokasi anggaran untuk sarana dan prasarana, serta penyadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan inklusif untuk semua anak.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya edukasi tentang pendidikan inkulsif di Kabupaten Rejang Lebong, Onschool Indonesia melaksanakan diskusi publik yang mengangkat tema pendidikan inklusif di Kabupaten Rejang Lebong. Walaupun beberapa tamu undangan penting belum berkesempatan hadir, itu tidak menyurutkan semangat generasi muda Indonesia untuk kembali menghadirkan suara argumentatif dalam misi pembangunan sumber daya manusia yang berkompeten dan bersaing pada era globalisasi.
Narasumber dalam kegiatan diskusi publik tersebut juga menyatakan dengan lantang bahwa mereka siap untuk mengawal isu pendidikan inklusif ini agar bisa menjadi perhatian lebih dari pemangku jabatan terkait.