Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pontianak, Kota Durian Runtuh
6 Oktober 2021 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Dani Darma Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Satu di antara kota yang menjadi destinasi bagi pecinta buah durian adalah Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Apabila sudah masuk musim buah tersebut, secara mendadak akan bermunculan pondok-pondok kayu yang secara spesifik hanya muncul di musim tersebut dengan tujuan untuk menjual buah durian semata. Mereka dapat kalian temui dengan mudah di jalanan utama Kota Pontianak dan daerah yang ramai dilewati pengendara, seperti pada Jalan Teuku Umar, Jalan Prof. M. Yamin dan Jalan Hos Cokroaminoto serta ruas jalan utama lainnya.
ADVERTISEMENT
Hari berganti hari, bukannya menjadi sepi, penjual buah durian malah semakin menjamur dan menjajakan dagangannya lebih luas. Penjual buah tersebut mulai muncul di jalanan yang sebelumnya jarang ditempati oleh para penjual buah durian sebelumnya. Salah satunya adalah pada ujung Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, tepatnya sebelum Jembatan Pal 3, Sui Jawi. Bagian jalan tersebut biasanya merupakan area yang sepi dan lumayan gelap. Jarang ada yang berjualan di sana, terlebih lagi mendirikan pondok kayu untuk berjualan buah.
ADVERTISEMENT
Tetapi, baru tahun 2021 di lokasi tersebut tepatnya di depan Gg. Al-hikmah 1, mulai bermuculan pondok-pondok kayu yang berjualan buah durian. Dalam waktu singkat area tersebut menjadi lebih terang dari biasanya, sehingga menarik perhatian para pengendara untuk menepi dan membeli buah. Hal itu memberikan suasana baru di daerah tersebut. Dari gelap menjadi terang, dari sepi menjadi ramai.
Salah satu penjaja buah durian bernama Dzulkarnain, dulunya adalah seorang pemborong durian dari berbagai tempat ketika musim durian tiba, lalu dijual kepada penjual-penjual lain. Dzulkarnain menuturkan, bahwa dirinya penasaran dan ingin mencoba untuk menjualnya sendiri. Sehingga, ia putuskan pada tahun ini untuk mengambil segala risiko dan memulai usaha barunya. Dengan modal awal berjualan durian sebesar 20 juta Rupiah. Keuntungan yang ia dapatkan bisa mencapai 7 juta Rupiah.
Dzulkarnain juga menuturkan bahwa bahan-bahan untuk membangun pondok miliknya, didapatkan dari tetangga yang kebetulan sedang merenovasi rumah, sehingga ada material yang tersisa. Tidak hanya itu, dalam proses pembangunan pondok tempat ia berjualan, juga mendapatkan bantuan dari tetangganya. Sebagai rasa terima kasih, Dzulkarnain memberikan buah durian kepada mereka secara gratis.
ADVERTISEMENT