Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pendapat Saya Tentang Jalur Zonasi dan Nilai Akademik pada PPDB SMA/SMK
6 Juli 2022 14:34 WIB
Tulisan dari Danica Iman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah lulus dari bangku SMP, sebagian siswa bahkan orang tua akan bingung dengan pilihan antara SMA/SMK, namun ada juga yang sudah menargetkan akan memilih SMA/SMK baik negeri maupun swasta impiannya. Seperti yang kita tahu, jika ingin masuk ke sekolah negeri yang diinginkan kita harus mengikuti seleksi PPDB dari masing-masing daerah. PPDB merupakan singkatan dari Penerimaan Peserta Didik Baru, dimana PPDB ini diperuntukkan bagi mereka yang ingin masuk ke sekolah negeri yang memiliki tanggungan lebih sedikit dibanding dengan swasta. Dalam PPDB sendiri sudah dibuka berbagai jalur pendaftaran pun untuk mempermudah siswa/i masuk kedalam sekolah yang sedang mereka incar.
ADVERTISEMENT
Namun yang terkadang masih menjadi permasalahan beberapa orang adalah jalur dari PPDB itu sendiri yaitu jalur zonasi dan nilai akademik. Mengapa kedua jalur tersebut bisa menjadi sebuah permasalah? Mari kita bahas.
Seperti yang kita tahu, dulu sebelum ada sistem zonasi siswa/i masih menggunakan sistem nilai UN atau bisa disebut danem. Selain danem aja juga istilah 'sekolah favorit' atau 'sekolah komplek'. Alhasil dengan adanya istilah ini pemerataan pendidikan menjadi kurang efektif karena anak yang memiliki nilai bagus tentu akan memilih sekolah yang bagus, bagitupun dengan anak yang memiliki nilai pas-pas an, mau tidak mau mereka harus mencari sekolah yang sekiranya memiliki calon peserta didik dengan nilai yang pas-pas an juga, dan berakhir dengan saling menggeser satu sama lain. Dan jika mereka tidak masuk ke sekolah negeri dengan nilai terendah yang ada, maka otomatis mereka harus mencari sekolah swasta yang membutuhkan biaya lebih daripada sekolah negeri.
ADVERTISEMENT
Setelah itu muncul lah kebijakan baru yaitu jalur zonasi, banyak masyarakat yang senang dan banyak juga yang kurang senang. Masyarakat senang karena anak mereka bisa sekolah di sekolah yang bagus atau biasa disebut sekolah favorit tadi tanpa perlu melihat nilai UN seperti dulu, sedangkan masyarakat lainnya kurang senang dengan adanya jalur ini karena berpendapat bahwa rumah mereka memiliki jarak yang jauh dari kebanyakan sekolah dan menyayangkan jika anak mereka tidak diterima sekolah hanya karena jauh dari sekolah. Namun tidak perlu khawatir karena selain adanya zonasi ada juga jalur yang menggunakan nilai akademik (sebelum UN dihapus menggunakan nilai UN, setelah UN dihapus menggunakan nilai rapor), sehingga orang tua tidak perlu terlalu cemas jika anaknya tidak masuk ke sekolah negeri.
ADVERTISEMENT
Jadi setelah melihat, menelaah, dan memahami masalah tersebut lebih lanjut, kita bisa menyimpulkan bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari masing-masing jalur tadi.
Kelebihan Jalur Zonasi.
Jalur zonasi dirasa lebih efektif dalam memeratakan pendidikan karena siswa yang dirasa kurang pintar bisa masuk ke sekolah kawasan/favorit, dimana sebelumnya di sekolah tersebut hanya berisi siswa yang memiliki nilai bagus dan sebelum masuk harus tes terlebih dahulu. Jadi dengan adanya zonasi ini mau tidak mau julukan 'sekolah kawasan' yang terkenal hanya bisa dimasuki anak-anak harus hilang demi pemerataan pendidikan yang lebih baik. Selanjutnya siswa bisa meminimalisir biaya transportasi karena jarak rumah dan sekolah yang bisa dibilang dekat. Selain minim biaya, penggunaan kendaraan bermotor pun sedikit berkurang dan bisa sedikit mengurangi polusi udara akibat kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Kekurangan Jalur Zonasi.
Jika jarak antara rumah dan sekolah melebihi jarak terjauh dari ranking siswa yang mendaftar maka otomatis kita tidak akan diterima melalui jalur zonasi meskipun nilai yang dimiliki sebenarnya lebih baik daripada anak-anak yang sudah diterima pada jalur zonasi.
Kelebihan Jalur Nilai Akademik
Jika dirasa tidak memiliki daftar sekolah yang dekat dengan rumah untuk masuk dalam jalur zonasi, namun memiliki nilai yang bagus maka jalur nilai akademik ini bisa menjadi solusi. Namun pemilihan sekolah pun perlu dilakukan dengan teliti, agar dengan nilai yang dimiliki kita bisa diterima masuk sekolah melalui jalur ini.
Kekurangan Jalur Nilai Akademik
Karena sebelumnya kita memilih sekolah yang sekiranya bisa menampung nilai kita, maka meskipun jarak yang ditempuh dari rumah ke sekolah cukup jauh mau tidak mau kita harus menerimanya, atau masih mending jika kita masuk ke sekolah swasta yang lebih dekat dengan rumah? Pilihan tadi tergantung masing-masing individu ya. Kekurangan selanjutnya yang paling ditakuti oleh semua orang tua dan anak adalah jika anak sudah tidak diterima melalui jalur zonasi dan nilai yang dimiliki ternyata tidak bisa mengalahkan nilai-nilai terendah dari calon peserta didik yang mendaftar, maka pilihan terakhir adalah dengan mendaftar pada sekolah swasta dengan biaya yang bisa dibilang cukup mahal tergantung dari sekolah mana yang ingin dimasuki. Saran saya, jika dirasa rumah bapak/ibu cukup jauh dari sekolah negeri, usahakan anak bapak/ibu memiliki nilai yang baik mengingat susahnya mendaftar ke sekolah negeri.
ADVERTISEMENT
Adapun satu solusi yang terlintas di pikiran saya adalah saya harap pemerintah bisa membangun gedung sekolah sedikit lebih banyak atau mungkin lebih banyak lagi agar perbandingan antara infrastruktur dan siswa yang ingin mendaftar ke negeri bisa sedikit lebih seimbang. Untuk kalian yang sudah diterima di sekolah negeri manapun itu, entah dari jalur zonasi maupun nilai akademik saya harap kalian tidak menyia-nyiakan kesempatan bersekolah di sekolah negeri, lakukan yang terbaik dan jaga nama baik sekolah tempat kalian belajar saat ini agar sekolah negeri tidak dipandang sebelah mata, semangat.
Sekian artikel yang bisa saya buat, jika ada kata/kalimat yang salah dan menyinggung para pembaca saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Salam