Nasib Nahas Danny Drinkwater Bersama Tim-tim Besar

Daniel Fernandez
Aset Bangsa. @L1_Segitiga
Konten dari Pengguna
21 April 2018 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Fernandez tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Drinkwater kala membela Leicester. (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Drinkwater kala membela Leicester. (Foto: Getty Images)
ADVERTISEMENT
Bermain di klub besar adalah salah satu mimpi dari seluruh pemain professional di luar sana. Gaji besar, bermain bersama pemain-pemain terbaik, dan kesempatan besar untuk meraih trofi juara, menjadi alasan banyak pemain berusaha sekuat tenaga untuk dapat bergabung bersama tim-tim besar di seantero dunia.
ADVERTISEMENT
Namun, perjalanan sesungguhnya baru saja dimulai ketika berhasil direkrut oleh tim-tim raksasa Eropa. Ada yang berhasil, ada juga yang hanya menjadi penghangat bangku cadangan.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang pemain ketika tergabung dengan tim yang jauh lebih besar. Tekanan tinggi, persaingan ketat, dan lingkungan baru adalah tantangan yang harus bisa dilewati sang pemain jika ingin menjadi andalan di tim barunya.
Tantangan itu juga yang menghambat karir Danny Drinkwater bersama timnya saat ini, Chelsea.
Daniel Noel Drinkwater lahir di Kota Manchester tepat 28 tahun yang lalu. Lahir dan tumbuh di Kota Manchester membuat dirinya menjatuhkan hati untuk mendukung Manchester United sejak kecil. Beruntung sedari kecil Danny sudah menunjukkan bakat sepak bolanya. Dirinya pun mendapat kesempatan untuk bergabung dengan akademi Red Devils.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Danny tidak pernah mendapatkan kesempatan bermain bersama tim utama Manchester United. Sir Alex Ferguson yang kala itu masih menjabat sebagai pelatih merasa bahwa Danny belum cukup baik untuk bermain di tim senior. Peminjaman pun menjadi opsi bagi Danny untuk mendapatkan menit bermain yang lebih banyak. Tercatat, ada 4 klub yang sempat disinggahi Danny pada masa peminjaman.
Setelah meminjamkan Danny ke berbagai klub, ternayta SAF tetap bergeming. Danny tetap dirasa belum siap atau bahkan belum pernah siap untuk mengisi satu tempat di lini tengah Setan Merah. Januari 2012, Danny memilih untuk bergabung dengan Leicester City secara permanen. Keputusan yang tepat mengingat dirinya mengecap pencapaian tertinggi bersama The Foxes.
Memang butuh waktu yang tidak sedikit untuk meraih kesuksesan bersama Leicester. Butuh 4,5 tahun untuk meraih gelar Liga Inggris kedua di sepanjang karirnya. Pakem 4-4-2 a la Claudio Ranieri dapat dieksekusi oleh skuad Leicester dengan hampir sempurna. Kombinasi N’Golo Kante dan Danny Drinkwater di lini tengah The Foxes menjadi bagian penting dalam kesuksesan Leicester pada tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Di awal musim 2017, N’Golo Kante akhirnya menerima pinangan Chelsea dan kembali mengangkat trofi di akhir musim. Sedangkan Danny Drinkwater harus berjuang bersama Leicester yang mengalami penurunan performa satu musim berselang.
Akhirnya, pada deadline transfer musim panas musim 2017/2018 Danny Drinkwater memutuskan untuk meninggalkan Leicester guna bergabung dengan Chelsea. Salah satu alasan Danny menerima pinangan Chelsea adalah karena Ia memiliki tekad untuk menaikkan level permainannya dengan bergabung dengan tim yang lebih besar. Kedatangan gelandang anyar seperti Victor Iborra dan Adrien Silva menjadi alasan lainnya.
Datang dengan keadaan cedera membuat proses adaptasi Danny cukup terhambat. Pemain bernomor punggung 6 ini harus absen selama 44 hari dan melewatkan 10 pertandingan bersama The Blues. Kondisinya pun tidak membaik setelah Ia kembali fit. Gelandang yang pernah bermain untuk Cardiff City ini masih kalah bersaing dengan Tiemoue Bakayoko dan Cesc Fabregas untuk menemani N’Golo Kante di lini tengah Chelsea.
ADVERTISEMENT
Segalanya tidak berjalan sesuai rencana Danny. Angan-angan akan kombinasi berkualitas bersama Kante sirna begitu saja setelah Danny tak kunjung menjadi pilihan Antonio Conte.
Gelandang tim nasional Inggris ini hanya bermain pada 12 pertandingan di Liga Inggris, dan 7 di antaranya sebagai pemain pengganti. Dari 22 pertandingan di seluruh kompetisi Danny mengupulkan menit bermain sebanyak 1151 menit. Jika dirata-ratakan, dirinya tidak sampai 1 jam berada di lapangan. Minimnya menit bermain ini membuat Danny tak betah dan ingin segera pindah dari Stamford Bridge.
Rasa frsutasi Danny memang cukup beralasan, harapan ingin menaikkan level permainan, kini karirnya seperti berjalan ke arah sebaliknya. Rumor bahwa Chelsea siap merekrut Jean Michael Seri pun membuat kondisi Danny semakin terjepit. Keluar dari Chelsea mungkin menjadi opsi yang masuk akal untuk menyelamatkan karirnya yang semakin tenggelam.
ADVERTISEMENT
Satu-satunya hal yang mungkin akan mengubah nasib Danny adalah kehadiran pelatih anyar di Chelsea. Sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan Conte dan Chelsea makin lama makin renggang. Kehadiran sosok anyar di kursi pelatih mungkin akan membawa peruntungan bagi pemain yang sudah mengoleksi 3 caps bersama tim nasional ini.
Namun jika memang Danny merasa waktunya sudah habis bersama Chelsea, West Ham siap menerimanya dengan senang hati. Leicester pun dikabarkan siap menampung sang mantan pemain. Satu hal yang pasti, Danny Drinkwater pantas mendapatkan tempat yang lebih baik dibanding Chelsea pada musim ini.
Tidak bisa dipungkiri Danny Drinkwater adalah salah satu gelandang tengah terbaik yang dimiliki Inggris setelah era Steven Gerrard dan Frank Lampard. Namun, minimnya menit bermain Danny pun membuat kesempatannya untuk mentas di Piala Dunia semakin mengecil.
ADVERTISEMENT
Padahal, dengan visi dan kualitas umpan yang dimilikinya, Danny Drinkwater layak menjadi andalan lini tengah skuad asuhan Gareth Southgate berdampingan dengan Jordan Henderson.
Danny mungkin belum cukup baik untuk menjadi bagian penting tim sebesar Chelsea, sama seperti ketika Ia masih muda dulu saat di Manchester United. Mungkin juga Danny hanya tidak cukup beruntung. Maka dari itu pindah menuju West Ham atau Leicester sepertinya akan memberikan prospek yang lebih baik untuk dirinya.