Konten dari Pengguna

Negative Football dan Sekelumit Cerita di Baliknya

Daniel Fernandez
Aset Bangsa. @L1_Segitiga
26 Oktober 2017 19:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Fernandez tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Messi dikelilingi pemain Sporting CP (Foto: REUTERS/Pedro Nunes)
zoom-in-whitePerbesar
Messi dikelilingi pemain Sporting CP (Foto: REUTERS/Pedro Nunes)
ADVERTISEMENT
Semua orang bersepakat, bahwa sepak bola itu perihal tim mana yang mencetak gol lebih banyak yang akan menjadi pemenang.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pertahanan pun adalah bagian yang tidak kalah penting dalam permainan setiap tim. Begitu pentingnya hal tersebut membuat salah satu pelatih terbaik sepanjang masa, Sir Alex Ferguson pernah berkata “Attack wins you games, defence wins you titles.” Itu pula menjadi alasan mendasar beberapa tim memilih strategi “parkir bus” atau negative football, meski resikonya adalah dihujat oleh banyak pihak.
Penonton sepak bola selalu merindukan pertandingan yang berjalan seru, adu serang antara kedua tim yang bertanding, dan bermuara dengan banyaknya gol yang tercipta dalam satu pertandingan. Sepertinya tak ada satu pun suporter yang rela melihat tim kesayangan digempur habis – habisan dan terlihat seperti tidak memiliki hasrat untuk memenangkan pertandingan. Kelelahan yang menjangkiti para pemain yang bertanding rasanya ikut tertular terhadap para penonton karena sepanjang pertandingan adrenalinnya terus menerus terpacu.
ADVERTISEMENT
Deskipsi sederhana dari negative football adalah sebuah strategi bertahan total yang melibatkan hampir seluruh pemain dari satu tim, banyaknya pemain yang ikut bertahan bertujuan untuk mengisi celah–celah pada wilayah pertahanan tim.
Bermain sepak bola negatif akan mengakibatkan tim lawan terus menguasai bola tanpa memiliki tujuan yang jelas. Hanya dua cara untuk mencetak gol dikala bermain sepak bola negatif yaitu melancarkan serangan balik secepat mungkin dengan cara mengumpan bola kepada pemain yang berada di garis depan dan memanfaatkan bola mati sebaik mungkin. Di kala secara umum taktik sepak bola bertujuan untuk mencetak gol dan meraih kemenangan, negative football justru kebalikannya dengan tujuan utama untuk mencegah gol dan mengambil celah sekecil mungkin untuk bisa menang.
ADVERTISEMENT
Perbedaan Kualitas dan Respon Kejadian di Lapangan
Momen paling membanggakan sepanjang karier kepelatihan, sekaligus menjadi kemenangan monumental Celtic. Itulah ungkapan rasa syukur Neil Lennon, pelatih Celtic di kala berhasil menundukkan salah satu tim terbaik di dunia Barcelona pada tahun 2011.
Neil Lennon sadar bermain terbuka melawan Barcelona bukanlah sebuah pilihan yang bijak. Apalah Celtic dibanding Barcelona pikir Lennon kala itu. Maka dari itu Lennon sadar diri, dan memilih untuk menginstruksikan para pemain untuk bertahan habis–habisan. Kemenangan 2 – 1 Celtic pun tak lepas dari penampilan apik Fraser Forster yang berhasil melakukan penyelamatan–penyelamatan heroik malam itu.
Celtic yang menumpuk hampir seluruh pemain pada pertandingan tersebut akhirnya berhasil membuat para pemain Barcelona frustasi karena terus–menerus gagal menembus barikade pertahanan The Bhoys. Frustasinya para pemain Blaugrana kala itu pun harus dibayar mahal dengan tereduksinya kualitas serangan Barcelona di depan kotak pinalti Celtic. Dari 23 percobaan yang dilakukan oleh Lionel Messi dan kolega, sembilan di antaranya melenceng dan hanya satu yang berhasil menjebol gawang Fraser Forster. Kemenangan itu pun terasa lebih spesial karena bertepatan dengan Celtic yang sedang merayakan hari jadinya ke–125.
ADVERTISEMENT
Tak lengkap rasanya membicarakan negative football tanpa menyinggung perjalanan Chelsea meraih gelar Liga Champions pertamanya pada tahun 2012. Untuk kedua kalinya, Barcelona kembali menjadi pesakitan dalam drama “parkir bus” yang kali ini berlangsung pada 25 April 2012. Modal kemenangan 1–0 dari Stamford Bridge terasa tidak berarti ketika harus bertandang ke Camp Nou. Sesuai prediksi sebelumnya, The Roman Emperor tak lagi memiliki hasrat untuk meladeni permainan terbuka Barcelona. Sayangnya, pertandingan semakin sulit untuk anak asuh Roberto Di Matteo karena John Terry harus diusir pada menit ke-37 akibat pelanggaran konyolnya terhadap Alexis Sanchez.
Meski bermain dengan sepuluh pemain, Chelsea menolak untuk menyerah. Mereka bertahan lebih dalam, kali ini tanpa ada seorang pemain pun di daerah pertahanan Barcelona karena Didier Drogba harus ikut turun untuk mengisi kekosongan yang ditinggal sang kapten. Sempat unggul dua angka lewat Sergio Busquets dan Andres Iniesta akhirnya Ramires bisa memperkecil ketinggalan setelah bisa mencetak gol lewat skema serangan balik yang hampir sempurna.
ADVERTISEMENT
Barcelona yang sedari awal pertandingan bermain dengan empat penyerang tak mengendurkan serangan di babak kedua. Lionel Messi dan kolega masih membutuhkan satu gol demi berlaga di partai final Liga Champions. Dan sekali lagi sepak bola negatif yang dilakukan secara baik akan selalu membuat lawan frustasi, kebingungan, dan akhirnya membuang banyak peluang.
Punggawa Azulgrana pun hilang kesabaran dalam membangun serangan ketika sudah berada di sepertiga akhir permainan. Pertandingan itu pun ditutup oleh gol Fernando Torres yang memanfaatkan kelengahan punggawa Barcelona yang terlalu fokus menyerang. Malam itu Roberto Di Matteo memberikan respon cerdas atas apa yang sedang terjadi di lapangan. Bermain 10 pemain, melawan Barcelona, dan mencetak dua gol dari skema serangan balik. Negative football at its best.
ADVERTISEMENT
Meski banyak cerita sudah membuktikan bahwa bermain sepakbola negatif mampu memberikan kemenangan bahkan gelar, masih banyak pandit, suporter, hingga pemain sepak bola itu sendiri yang menghujat dan merendahkan tim – tim yang bermain seperti itu.
Salah satunya adalah Cristiano Ronaldo yang mempertanyakan pilihan taktik Islandia kala mereka bersua di Piala Eropa 2016.
"Islandia tak mencoba apapun. Mereka hanya bertahan, bertahan, bertahan, dan mengandalkan serangan balik. Ini malam keberuntungan mereka. Kami seharusnya membawa pulang tiga poin. Dalam benak saya ini menunjukkan mentalitas negara kecil, dan mereka takkan mencapai apapun dalam kompetisi ini. Islandia punya dua kesempatan dan mereka tak coba mencetak gol." Seperti itulah komentar pedas Ronaldo setelah harus rela ditahan imbang sang negara debutan.
ADVERTISEMENT
Komentar-komentar jauh lebih kasar mungkin hadir dari mulut para suporter, memang pertandingan yang dimainkan secara tidak berimbang seringkali jauh dari kata seru. Tim – tim yang bermain bertahan total terpaksa membuat penonton bosan, mengantuk, dan akhirnya mengumpat.
Kritik pun terus mengalir dari pengamat sepak bola terhadap para pelatih yang tetap memilih taktik bertahan total. Tetapi Otto Rehhagel, pelatih yang membawa Yunani menjadi juara Piala Eropa 2004 dengan taktik bertahan total, membungkam para kritikus tersebut dengan berkata “Anda mengatakan bahwa strategi saya bukan sepakbola modern, tapi sepakbola modern adalah tentang kemenangan."
Pada akhirnya semuanya akan kembali pada hakikatnya, bahwa sepak bola itu tentang kemenangan bukan hanya soal keindahan.
@L1_segitiga
ADVERTISEMENT