Konten dari Pengguna

Apakah E-commerce Menghancurkan Toko Offline?

Daniel Yonathan Immanuel, Fam
Siswa SMA Citra Berkat Tangerang
15 Januari 2025 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Yonathan Immanuel, Fam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Dikutip dari oyindonesia.com, "E-commerce adalah sebuah website yang menawarkan produk dari brand tertentu. Barang yang dijual beragam tapi hanya dijual oleh satu penjual saja, yakni pemilik website itu sendiri. E-commerce juga sering disebut dengan istilah toko online."
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri ada beragam platform E-commerce yang populer seperti Tiktok, Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, Bukalapak, dan masih banyak yang lainnya. Dengan adanya E-commerce ini, semua orang dapat melakukan transaksi jual beli dari manapun dan dimanapun menggunakan media perangkat elektronik mereka masing-masing.
Sehingga, munculah pertanyaan seperti apakah E-commerce ini dapat menghancurkan toko offline? Berikut adalah dampak negatif dan dampak positif E-commerce terhadap toko offline:
Dampak Negatif E-commerce terhadap Toko Offline:
1. Persaingan Harga yang Ketat.
2. Banyak Bisnis yang Gulung Tikar.
3. Berkurangnya Pelanggan yang Berbelanja Secara Langsung di Toko Offline.
4. Jam Operasional.
5. Berkurangnya Pengalaman Belanja Fisik.
Dampak Positif E-commerce terhadap Toko Offline:
1. Jangkauan Pasar yang Lebih Luas.
ADVERTISEMENT
2. Peluang Kerjasama dengan Platform E-commerce.
3. Memperluas Pilihan Konsumen.
4. Peningkatan Innovasi agar Toko Offline Tetap Bertahan.
5. Pengurangan Keterbatasan Lokasi.
Maka dari itu, secara tidak langsung E-commerce menghancurkan toko offline dengan berbagai dampak negatif yang diberikan seperti persaingan harga yang ketat, berpindahnya pelanggan offline ke online, hingga gulung tikarnya beberapa bisnis yang tidak dapat beradaptasi. Namun, dengan adanya E-commerce ini juga dapat memberikan peluang baru seperti memadukan pengalaman belanja fisik dan online (omnichannel).
Intinya adalah toko offline harus dapat beradaptasi dengan E-commerce ini dan bukan sekadar melihat e-commerce sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang baru untuk tetap berkembang.