Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Masalah Obesitas di Kalangan Gen Z terhadap Kebiasaan Makan dan Body Image
17 Desember 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari DANIELA GHINA RAMADHANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi di era digital memberikan akses tanpa batas terhadap informasi, termasuk gaya hidup yang dapat memengaruhi kesehatan generasi muda. Gen Z yang tumbuh di lingkungan ini menghadapi tantangan besar untuk memilih informasi secara bijak, termasuk terkait pola makan dan aktivitas fisik, yang berkontribusi pada meningkatnya risiko obesitas (Muhid, 2021). Media sosial memengaruhi cara individu berkomunikasi, berpikir, dan menjalani kebiasaan sehari-hari, termasuk pola makan dan persepsi terhadap citra tubuh. Di Indonesia, meningkatnya prevalensi obesitas pada remaja dan dewasa muda disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji dan minimnya aktivitas fisik. Perubahan gaya hidup ini menunjukkan dampak signifikan dari pengaruh media sosial terhadap kebiasaan kesehatan masyarakat (Nababan, 2024).
ADVERTISEMENT
Dalam konteks sosiologi, masalah obesitas tidak hanya berkaitan dengan faktor individu, tetapi juga dengan struktur sosial, norma budaya, dan pengaruh media. Teori The Looking-Glass Self dari Charles Horton Cooley menjelaskan bahwa identitas individu terbentuk melalui refleksi interaksi sosial, di mana seseorang memandang dirinya berdasarkan bagaimana mereka percaya orang lain melihat dan menilai dirinya. Sementara itu, konsep habitus dari Pierre Bourdieu mengacu pada struktur disposisi internal yang terinternalisasi melalui pengalaman sosial, membentuk cara individu berpikir, bertindak, dan berperilaku, serta dipengaruhi oleh konteks sosial tertentu. Kedua teori ini memberikan kerangka untuk memahami bagaimana individu, termasuk penyandang disabilitas, membangun agensi dalam interaksi sosial dan struktur yang ada (Lutfiani, 2018).
Kebiasaan Makan dan Pengaruh Media Sosial
ADVERTISEMENT
Media sosial memengaruhi kebiasaan makan Gen Z melalui berbagai cara, seperti tren makanan viral, promosi influencer, dan iklan makanan cepat saji. Platform seperti Instagram dan TikTok sering menampilkan konten makanan yang estetis namun kurang sehat, sehingga mendorong konsumsi berlebihan. Dalam perspektif sosiologi, fenomena ini dapat dianalisis melalui teori konsumerisme, di mana media sosial menjadi arena yang mempromosikan gaya hidup konsumtif, termasuk dalam hal makanan. Selain itu, teori "Habitus" Bourdieu menjelaskan bahwa kebiasaan makan juga dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan budaya, yang dalam kasus Gen Z, sering kali dikonstruksi oleh norma dan tren digital (Purusottama et. al., 2022).
Body Image dan Stigma Sosial
Body image atau citra tubuh menjadi isu sensitif di era media sosial. Gen Z sering kali membandingkan tubuh mereka dengan standar kecantikan yang tidak realistis yang dipromosikan oleh selebritas atau influencer. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya rasa percaya diri, gangguan makan, atau bahkan depresi. Teori "The Looking-Glass Self" dari Cooley relevan dalam konteks ini, karena individu membentuk identitas diri berdasarkan bagaimana mereka percaya orang lain melihat mereka. Media sosial bertindak sebagai "cermin" yang menciptakan tekanan untuk memenuhi ekspektasi tertentu, meskipun sering kali ekspektasi tersebut tidak realistis (Darmayanti et. al., 2023)
ADVERTISEMENT
Dampak Sosial
Masalah obesitas dan body image di kalangan Gen Z tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Stigma sosial terhadap obesitas sering kali menyebabkan diskriminasi dan isolasi sosial. Dalam konteks teori interaksi simbolik, stigma ini muncul melalui label negatif yang diberikan oleh masyarakat kepada individu yang dianggap tidak sesuai dengan norma kecantikan atau kesehatan. Label ini, pada gilirannya, memengaruhi bagaimana individu memandang diri mereka sendiri dan berperilaku di lingkungan social (Siringo-Ringo, 2024).
Kesimpulan
Obesitas di kalangan Gen Z adalah masalah kesehatan yang kompleks, dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup modern, media sosial, dan norma budaya. Media sosial memainkan peran signifikan dalam membentuk kebiasaan makan dan citra tubuh generasi ini, melalui promosi makanan tidak sehat dan standar kecantikan yang tidak realistis. Teori "Habitus" Bourdieu mengungkapkan bahwa kebiasaan makan dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya, sementara teori "The Looking-Glass Self" Cooley menjelaskan bagaimana citra tubuh terbentuk melalui persepsi interaksi sosial. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental, dengan stigma sosial terhadap obesitas sering kali memicu diskriminasi, rendahnya rasa percaya diri, dan gangguan psikologis. Fenomena ini menuntut kajian mendalam dan pendekatan holistik untuk memahami akar masalah serta menciptakan solusi yang efektif.
ADVERTISEMENT
Referensi
Darmayanti, E., Yani, F., Kartika, F. B., Tarigan, E. K., Rosalina, M., Munte, R., & Ginting, P. (2023). Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Penegakan Hukum Dalam Body Shaming Di Kalangan Media Sosial Dari Hukum Pidana Dan Undang-Undang ITE (Studi Di Desa Puluhmanan). JUDIMAS, 4(2).
Lutfiani, I. (2018). Agensi Penyandang Disabilitas Dalam Memperjuangkan Lapangan Pekerjaan (Studi Kasus Tunanetra di Yayasan Mitra Netra) (Bachelor's thesis, FISIP UIN Jakarta).
Muhid, A. (2021). Heutagogi: memerdekakan mahasiswa belajar di era revolusi digital.
Nababan, M. B. (2024). IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SELF DIRECTED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SENAM IRAMA PADA SISWA. Pembelaiaran, 39.
Purusottama, A., Budihardjo, A., Elfriede, D. P., Ramadhanti, F., Honggo, H., Setiawati, I. B., ... & Hartono, Y. (2022). Fenomena Bisnis Ekonomi Terkini Seri 1: Capita Selecta Seri 1 2021-2022 (Vol. 1). Prasetiya Mulya Publishing.
ADVERTISEMENT
Siringo-Ringo, H. P. (2024). Hubungan Overweight dengan Body Image pada Remaja Putri Jurusan PSPTV di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan (Doctoral dissertation, Universitas Medan Area).