Konten dari Pengguna

Kenapa Desainer Grafis Masih Sering Kurang Dihargai?

Daniel Andy Pradana
Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya dari program studi Desain Komunikasi Visual
14 Desember 2023 8:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Andy Pradana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah tidak kalian membayangkan setelah bekerja setengah mati, tapi akhirnya hanya dibayar terima kasih? Pekerjaan sebagai desainer grafis pasti sudah tidak asing dengan pengalaman-pengalaman semacam ini. Mulai dari bayarannya yang sedikit dan menghadapi klien yang banyak maunya, karena banyak yang masih salah paham tentang profesi satu ini.
Ilustrasi seseorang menggunakan tablet dan laptop untuk mengolah gambar. Foto: freepic.diller/Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang menggunakan tablet dan laptop untuk mengolah gambar. Foto: freepic.diller/Freepik
Desain grafis adalah bidang profesi yang bisa dibilang masih baru populer di antara masyarakat Indonesia. Sebenarnya, desain grafis sudah ada sejak zaman dulu, biasanya hanya di bidang percetakan. Sesuai dengan perkembangan zaman dan gadget, seni desain grafis mulai banyak berpindah ke ranah digital. Desainer grafis terutama bekerja untuk kebutuhan komunikasi dan informasi perusahaan, contohnya membuat iklan promosi. Pekerjaannya bisa dibilang sangat fleksibel, dan tidak seperti pekerjaan kantor.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, masih disayangkan kalau banyak orang percaya bahwa desain grafis adalah tugas yang mudah dan oleh karena itu, desainer grafis sering kali diremehkan, terutama bagi yang baru memulai karir dalam desain grafis.

Kurangnya Pemahaman Masyarakat Tentang Desain

Kurangnya pemahaman akan desain bisa menimbulkan persepsi tertentu dan kurangnya penghargaan. Foto: jcomp/Freepik
Dikarenakan profesi desain grafis yang baru, banyak orang masih belum memahami pekerjaan sebagai desainer grafis sesungguhnya. Ada beberapa orang yang menganggap desainer grafis hanya sekadar memakai software dan copy-paste gambar.
Mereka tidak menyangka bahwa, sebetulnya desainer grafis harus bisa merancang sebuah ide baru, dan membuat tampilan visual yang bisa menarik perhatian banyak orang.

Salah Paham Soal Software

Zaman sekarang banyak software yang muncul dan mudah digunakan oleh banyak orang, contohnya seperti Canva yang cukup populer untuk membuat desain poster, brosur, dan presentasi.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang salah paham bahwa semua orang bisa membuat desain yang profesional dengan beberapa klik saja. Software desain memang dibuat semakin mudah digunakan supaya tidak rumit, tapi hal itu tidak bisa menggantikan seorang desainer handal yang bisa memakai berbagai alat-alat desain dengan efektif.
Banyak software yang digunakan juga tidak gratis, contohnya seperti Adobe Photoshop, software yang umum dipakai untuk mengedit gambar. Menurut situs resmi Adobe, Adobe Photoshop saja sudah membutuhkan biaya sekitar Rp125.785,00 per bulannya. Desainer juga pasti sudah menghabiskan waktu dan materi untuk belajar tentang software-software tersebut.
Contoh tampilan software Adobe Photoshop yang sedang mengerjakan sebuah proyek desain. Foto: Eftakher Alam/Unsplash

Bekerja di Belakang Layar

Orang-orang hanya melihat hasil desain yang sudah jadi. Mereka sering kali tidak melihat bagaimana desainer mengerjakan proses awalnya, seperti merancang konsep, sketsa, dan banyak lagi.
Pekerjaan desainer grafis disebut demikian karena di mana kontribusinya mungkin tidak terlihat secara langsung. Foto: ArthurHidden/Freepik
Karena sebagian besar desainer grafis bekerja "di belakang layar", orang-orang cenderung salah paham tentang apa yang sebenarnya mereka lakukan sehari-hari. Banyak orang beranggapan bahwa desain itu gampang-gampang saja, padahal sebenarnya desain membutuhkan banyak pemikiran kreatif dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
ADVERTISEMENT
Meskipun banyak orang mengira desain grafis adalah pelangi dan kupu-kupu, sebenarnya desain grafis adalah seni dan pemecahan masalah dengan cara yang tidak disadari oleh siapa pun.

Tekanan Kerja Gratisan

Permintaan untuk bekerja secara gratis menimbulkan rasa kurang menghargai sebuah usaha. Foto: rawpixels.com/Freepik
Kemudahan content sharing sudah menghasilkan sebuah harapan bahwa desainer bisa bekerja secara gratis atau dengan harga yang murah. Klien bisa saja meminta revisi tanpa henti atau mengharapkan desainer mengerjakan proyek-proyek tanpa bayaran.
Hal ini sangat mengurangi nilai waktu, keterampilan, dan keahlian yang sudah dimiliki desainer. Karena dengan meminta gratis, kita artinya tidak menghargai proses yang dilakukan desainer tersebut.

Penutup

Jadi, seperti itulah beberapa alasan kenapa masih banyak jasa-jasa seorang desainer grafis yang kurang dihargai. Tidak sedikit jumlah orang yang belum mengerti mengenai proses dibuatnya sebuah desain yang efektif. Kita dapat bekerja sama untuk mengubah kondisi ini dengan mengakui kontribusi penting yang diberikan oleh desainer grafis tentang nilai sebenarnya dari desain grafis dan mendukung kompensasi dan kondisi kerja yang adil kepada masyarakat dan ekonomi.
ADVERTISEMENT