Bank Indonesia sebagai Katalisator UMKM Indonesia

Ilustrasi (Sumber : Canva)

Bank Indonesia merupakan Bank Sentral yang dimiliki oleh Indonesia. Bank Indonesia bertugas untuk mengawasi sistem moneter Indonesia baik dari suku bunga yang berlaku maupun peredaran uang yang ada di Indonesia. Selain itu Bank Indonesia memiliki peranan lain yaitu sebagai pengembang UMKM yang ada di Indonesia. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari website milik Bank Indonesia, Bank Indonesia memberikan informasi terkait UMKM. Informasi yang diberikan yaitu penjelasan secara umum tugas Bank Indonesia secara umum terhadap UMKM Indonesia, skema pembiayaan yang diberlakukan Bank Indonesia untuk setiap komoditi UMKM, serta penelitian UMKM secara langsung.

Menurut buku Pemetaan Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, UMKM Indonesia diharapkan dapat bergabung dalam Global Value Chain atau GVC. Dalam buku tersebut dijelaskan bagaimana posisi UMKM Indonesia dalam pasar global (lingkup ASEAN). Indonesia memiliki komoditas UMKM utama yaitu sektor pertanian (sekitar 49% dari total UMKM yang beroperasi di Indonesia). Bank Indonesia merespon hal ini dengan menyiapkan pola pembiayaan yang mendukung setiap sektor UMKM antara lain perikanan, tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, industri, dan perdagangan.

Peningkatan standar UMKM dilakukan dengan tujuan agar UMKM dapat memasuki step UMKM go export. Bank Indonesia melakukan upaya peningkatan UMKM dengan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Program ini meliputi program strategis untuk mengembangkan perekonomian, pengetahuan masyarakat, serta tujuan sosial lainnya. Program Sosial Bank Indonesia dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pada pelaku UMKM serta bantuan modal untuk menunjang operasional UMKM. Program Sosial Bank Indonesia pada UMKM di Kota Palembang menunjukkan adanya manfaat lebih dari Program yang didatangkan oleh Bank Indonesia tersebut. Pelaku UMKM memberikan feedback positif atas program yang dilakukan Bank Indonesia yaitu terjadinya peningkatan omset harian, skill berupa saran penyajian, promosi dan branding produk.

Manfaat yang telah diterima diharapkan dapat meningkatkan produktivitas UMKM di masa yang mendatang dan akan berdampak pada perekonomian secara nasional , hal ini sejalan dengan pembahasan pada buku yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, dimana UMKM Indonesia pada tahun 2013 memberikan kontribusi sebesar 57,6% pada PDB Nasional dan menyerap tenaga kerja hingga 96%. Namun sangat disayangkan tingkat keterlibatan usaha kecil terhadap produksi global Indonesia masih tergolong kecil diantara negara ASEAN dan negara lainnya.

Bank Indonesia berharap UMKM yang ada di Indonesia dapat meningkatkan kualitasnya melalui pelatihan dan insentif yang diberikan. Hal ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan UMKM yang matang dari segi pengelolaannya dan kapasitas untuk memenuhi pasar global. Upaya Bank Indonesia dalam menyiapkan UMKM berorientasi global adalah langkah kecil yaitu penelitian daerah berupa KPJU atau Komoditi / Produk / Jenis Usaha yang dilakukan berdasarkan hasil penelitian atau research based.

Pengembangan UMKM di fokuskan untuk meningkatkan akses keuangan UMKM untuk mendukung stabilitas sistem keuangan serta mengendalikan inflasi atau tingkat volatilitas komoditas. Jika stabilitas keuangan lancar maka penyaluran kredit untuk UMKM diharapkan juga lancar. Seiring berjalannya waktu, Bank Indonesia terus melakukan pemantauan terhadap sinyal positif atau negatif terhadap UMKM terutama dalam sisi kredit UMKM.

Menurut saya syarat yang diterapkan oleh Bank Indonesia memiliki sisi positif dimana UMKM akan dipaksa untuk bersaing dan terus berkembang sembari mengembangkan usahanya di era pandemi. Kembali pada konsep pada pembahasan ini dimana UMKM berkontribusi besar pada PDB Nasional, jika UMKM mampu berkembang (terus memberi sinyal positif) disertai pembiayaan yang dikeluarkan Bank Indonesia maka Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi dan sejalan dengan agenda PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) Indonesia.