Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Generasi Z & Financial Freedom: Tren atau Tekanan?
7 April 2025 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Danisa Febri Asyifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam satu dekade terakhir, Indonesia menyaksikan perubahan yang signifikan dalam pola pikir generasi mudanya, terutama Generasi Z, terhadap keuangan dan masa depan. Jika dahulu investasi identik dengan orang dewasa dan membutuhkan modal besar, kini anak muda sudah mulai melirik berbagai instrumen investasi sejak usia belasan atau awal dua puluhan. Di balik fenomena ini, muncul pula semangat yang kuat untuk mencapai financial freedom—suatu kondisi di mana seseorang tidak lagi bergantung pada penghasilan aktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini muncul bersamaan dengan kemajuan teknologi finansial (fintech) yang memudahkan siapa pun untuk berinvestasi hanya dengan ponsel pintar dan modal minim. Akses terhadap informasi keuangan juga semakin terbuka melalui media sosial, podcast, hingga komunitas daring. Tak sedikit pula influencer yang membagikan kisah sukses investasi mereka, yang semakin memicu semangat anak muda untuk ikut berpartisipasi.
Namun, di balik gelombang positif ini, terdapat sejumlah tantangan yang perlu dicermati. Pertama, tidak semua informasi yang tersebar di internet dapat dipertanggungjawabkan. Banyak Gen Z yang terjebak dalam fenomena FOMO (Fear of Missing Out), di mana keputusan investasi diambil hanya karena ikut-ikutan tren tanpa pemahaman yang memadai. Hal ini diperparah dengan maraknya skema investasi bodong dan aset berisiko tinggi yang sering kali dipasarkan secara agresif.
ADVERTISEMENT
Kedua, obsesi terhadap financial freedom sering kali menimbulkan tekanan mental tersendiri. Media sosial menciptakan standar keberhasilan yang semu, di mana seseorang merasa gagal jika belum memiliki rumah, aset investasi, atau penghasilan pasif di usia muda. Padahal, kondisi finansial setiap individu berbeda, dan perjalanan menuju kebebasan finansial seharusnya bersifat personal, bukan kompetisi.
Di sisi lain, fenomena ini juga menunjukkan peluang besar bagi negara dalam mendorong literasi keuangan sejak dini. Generasi Z merupakan aset masa depan yang apabila dibekali dengan edukasi finansial yang kuat, akan mampu menciptakan masyarakat yang lebih mandiri secara ekonomi. Peran sekolah, lembaga keuangan, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk membimbing mereka agar tidak hanya cerdas berinvestasi, tetapi juga bijak dalam mengambil keputusan finansial.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, investasi di kalangan Generasi Z dan semangat menuju financial freedom adalah tren yang patut diapresiasi. Namun, perlu ada keseimbangan antara ambisi dan edukasi. Kebebasan finansial bukanlah hasil instan, melainkan buah dari proses panjang, disiplin, dan pengetahuan yang matang. Dengan pendekatan yang tepat, Generasi Z bukan hanya menjadi investor masa kini, tetapi juga arsitek ekonomi masa depan.