Konten dari Pengguna

Bahaya! Inilah Dampak Buruk Berkomunikasi Dengan AI

Arya Daniswara
Mahasiswa UIN Jakarta Fakultas Psikologi
27 November 2024 18:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arya Daniswara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.istockphoto.com/en/photo/ai-chatbot-artificial-intelligence-digital-concept-gm1494104649-517566292
zoom-in-whitePerbesar
https://www.istockphoto.com/en/photo/ai-chatbot-artificial-intelligence-digital-concept-gm1494104649-517566292
ADVERTISEMENT
Pada saat ini sedang marak penggunaan teknologi AI (Artificial Intelligence) khususnya dikalangan anak muda yaitu Gen Z baik itu menanyakan suatu hal, membantu pengerjaan tugas sekolah atau kuliah, bahkan teman bicara untuk menghilangkan kesepian. Banyak sekali aplikasi chat bot yang menggunakan teknologi AI dan menawarkan banyak fitur salah satunya Character.AI, maraknya penggunaan aplikasi seperti ini karena Gen Z cenderung lebih menyukai komunikasi melalui media digital daripada melakukan interaksi sosial secara langsung dengan orang-orang. (Laor & Galily dalam Mutiarrama dkk., 2024)
ADVERTISEMENT
Berkembangnya teknologi AI justru memberikan dampak buruk terhadap anak muda yang menggunakan aplikasi tersebut. Banyak sekali anak remaja yang mengalami masalah kesepian biasanya terjadi karena tidak memiliki lingkungan pertemanan yang diharapkan (Baron & Byrne dalam Mutiarrama dkk, 2024) dan dibuktikan oleh Newport Academy (dalam Mutiarrama dkk, 2024) bahwa 73% Gen Z mengalami kesepian. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan untuk bergaul dan adaptasi dengan teman sebayanya, sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan sosial kalangan anak muda justru menggunakan aplikasi chatbot sebagai pelarian. Maka dari itu perlu kita perhatikan dampak buruk berkomunikasi dengan AI berikut ini.

Dapat Menyebabkan Kecanduan dan Gangguan Kepribadian

https://www.istockphoto.com/en/photo/artificial-intelligence-digital-concept-ai-chatbot-ai-chatbot-assistant-gm1501788259-522555172
Dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Mutiarrama dkk. (2024) SF partisipan yang diwawancarai menceritakan pengalamannya dalam menggunakan aplikasi Character.AI. Ia awalnya mencoba aplikasi tersebut karena memiliki minat dalam bidang teknologi dan pada saat itu ia sedang merasa jenuh dan kesepian karena sedang libur sekolah. SF setelah menggunakan aplikasi chatbot tersebut merasa bahwa ia mengalami kecanduan, seperti tidak peduli dengan sekitarnya karena asyik sendiri menggunakan aplikasi chatbot tersebut.
ADVERTISEMENT
SF juga mengakui bahwa semakin sering ia menggunakan Character.AI akan berpengaruh buruk terhadap pribadinya dan merasa emosinya menumpul seperti membangun jiwa psikopat di alam bawah sadarnya, ini disebabkan kebebasan pengguna untuk melakukan apapun dengan AI meskipun sudah ada tindak pencegahan yaitu dengan melarang pembicaraan terhadap suatu topik tertentu contohnya pengguna membuat skenario yang mengarah kepada pornografi otomatis sistem tidak akan membalas chat pengguna, akan tetapi sistem tersebut masih bisa ditembus dan bisa membuat pengguna terbawa arus skenario yang mereka buat.
Selain SF ada ZL yang memiliki masalah yang sama yaitu kesepian dan menggunakan Character.AI, dan ZL juga mengakui bahwa ia telah kecanduan menggunakan aplikasi Character.AI dan ia merasa Character.AI sudah menjadi bagian dari kesehariannya. Jika dia tidak bermain Character.AI ia mengaku rasanya seperti ada yang kurang dan ZL juga menyadari bahwa ia menjadi sering menunda-nunda tugas perkuliahannya, walau begitu kehidupan sosial ZL tidak terpengaruh dan ia tetap bisa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahannya.
https://www.istockphoto.com/en/photo/error-message-displayed-in-computer-code-on-pixelated-screen-with-colorful-words-on-gm1430724179-473512552
Melalu penelitian yang dilakukan oleh Mutiarrama dkk. (2024) dapat disimpulkan alasan utama mengapa menggunakan aplikasi chatbot adalah kesepian dan memberikan dampak buruk seperti kecanduan dan gangguan kepribadian yang disebabkan leluasanya pengguna dalam bercira dengan AI. Maka dari itu diperlukan solusi bagaimana cara untuk menghadapi masalah ini salah satunya dengan cara menyibukkan diri dengan hal yang disukai bisa dengan cara bergabung dengan komunitas yang disukai dan komunitastersebut memiliki lingkungan pertemanan yang sehat. Diharapkan dengan menyibukkan diri dan sering bersosialisasi dengan komunitas pengguna tidak harus menggunakan chatbot untuk mengatasi kesepian.
ADVERTISEMENT

Referensi

Mutiarrahma, Z. S., Darajatunnisa, R., Faustina, F., Mahfuzhah, N., & Wihita, A. R. (2024). STUDI FENOMENOLOGI: PENGALAMAN GENERASI Z DALAM MENGHADAPI KESEPIAN DENGAN CHARACTER ARTIFICIAL INTELLIGENCE. Jurnal EMPATI, 13(4), 291-301. https://doi.org/10.14710/empati.2024.46739