Konten dari Pengguna

Apakah Siswa Perlu Sekolah pada Hari Sabtu?

Danish Azka Hernawan
Pelajar di SMA Pribadi
26 November 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Danish Azka Hernawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Leonardo.AI
zoom-in-whitePerbesar
Leonardo.AI
ADVERTISEMENT
Sekolah merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran siswa. Namun, apakah sekolah pada hari Sabtu benar-benar diperlukan? Jawabannya tidak sesederhana itu. Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), hari kerja dikhususkan untuk belajar, sementara akhir pekan seharusnya menjadi waktu berkualitas bersama keluarga dan teman. Namun, satu perspektif saja tidak bisa menjadi solusi universal.
ADVERTISEMENT
Hari sekolah biasanya berlangsung sekitar 8 jam, setara dengan jam kerja 9-5 bagi orang dewasa. Jika ditambah dengan hari sekolah pada Sabtu, siswa berisiko mengalami burnout akibat materi pelajaran yang terlalu banyak selama hari kerja. Masalah ini dapat memicu rasa malas akibat tekanan dari tugas yang menumpuk dan waktu yang tidak cukup untuk menyelesaikannya.
Di sebagian besar sekolah, hari Sabtu digunakan untuk program akademik dan non-akademik yang bertujuan meningkatkan pemahaman belajar siswa. Namun, siswa sering kali merasa program ini kurang efektif. Banyak yang berpendapat bahwa waktu pada hari Sabtu lebih baik digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat.

Apakah Sekolah Hari Sabtu Harus Opsional?

Hari sekolah pada Sabtu sebaiknya tidak menjadi kewajiban. Siswa perlu diberikan kebebasan untuk memilih apakah mereka ingin hadir atau tidak. Solusi ini dapat membantu mengurangi risiko burnout, sekaligus memberikan ruang bagi siswa yang membutuhkan waktu tambahan untuk belajar secara sukarela. Selain itu, siswa merasa bahwa 40 jam belajar dalam seminggu sudah lebih dari cukup untuk memperdalam pemahaman mereka. Menambah waktu belajar justru bisa mengganggu kemampuan otak untuk mengolah informasi dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT

Belajar dari Sistem Pendidikan Finlandia

Di Finlandia, siswa biasanya menghabiskan sekitar 20-30 jam per minggu untuk belajar. Ide bahwa waktu belajar yang lebih singkat dapat mempermudah pemahaman terbukti sukses. Rata-rata IQ orang Finlandia adalah 105, salah satu yang tertinggi di Eropa. Selain itu, siswa Finlandia diberikan lebih banyak waktu untuk mengembangkan minat pribadi dan kreativitas di luar sekolah. Menariknya, siswa di Finlandia tidak memiliki jadwal sekolah pada hari Sabtu.

Kesimpulan

Berdasarkan hal-hal di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah pada hari Sabtu seharusnya bersifat opsional. Kegiatan yang dilakukan pada hari sabtu sebaiknya berfokus pada kegiatan yang tidak terlalu berat. Burnout menjadi masalah utama yang mengganggu kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami materi, serta meningkatkan tingkat stres. Oleh karena itu, siswa membutuhkan waktu istirahat untuk menjaga keseimbangan antara pendidikan, kesehatan mental, dan kehidupan sosial mereka.
ADVERTISEMENT