Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Menghadapi Krisis Literasi Remaja: Bagaimana Organisasi Literasi Berkontribusi?
11 September 2024 12:29 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Musyafa Danish Alfitra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Literasi menjadi salah satu aspek yang mampu memajukan kualitas sumber daya manusia khususnya remaja di Indonesia. Selain dapat meningkatkan prestasi akademik literasi juga dapat meningkatkan daya kritis remaja dalam mengelola setiap informasi yang didapat. Sehingga remaja dapat memperoleh pengetahuan luas yang nantinya berdampak pada masa depannya, mulai dari peluang kerja, partisipasi dalam publik dan kontribusi untuk menyejahterakan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lalu apa yang terjadi apabila remaja mengalami krisis literasi?
Remaja merupakan generasi yang ditanamkan untuk menghadapi dinamika kehidupan di masa yang akan datang. Kemampuan literasi tentu perlu dimiliki oleh masing-masing individu pada remaja agar mempermudah dalam memperoleh pengetahuan dengan baik. Maka dari itu, remaja dituntut untuk siap dalam segi kompetensi dan intelektual agar dapat memberikan daya saing di dunia kerja nanti.
Kurangnya kemampuan literasi mampu mempengaruhi lemahnya daya berpikir kritis, pengambilan keputusan serta pemecahan masalah, yang nantinya akan berdampak pada rentannya terpapar hoax, kurangnya daya saing, produktivitas yang rendah, dan naasnya dapat meningkatkan potensi kemiskinan karena ketidakmampuannya terhadap literasi dengan baik yang dapat mengurangi akses remaja terhadap pendidikan dan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Kurangnya Pemanfaatan Fasilitas Literasi
Kontribusi yang diberikan pemerintah sudah cukup banyak, tercatat Kemendikbudristek telah meluncurkan program merdeka belajar ke-23 yang telah dijalankan sejak tahun 2022. Program ini bertujuan untuk pengadaan dan distribusi buku ke wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Kemudian dilansir dari laman kemenkopmk.go.id, pemerintah juga menyediakan Program Literasi Satuan Pendidikan yaitu penyusunan panduan literasi dalam pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Tentu program-program ini dapat bermutu sekali dalam peningkatan literasi anak-anak remaja, karena mereka diberikan akses yang luas untuk membaca dan belajar hal-hal baru.
Program yang diberikan tentu memberikan dampak positif bagi kondisi literasi remaja di Indonesia. Nah, sekarang saatnya organisasi literasi mengambil peran untuk mengoptimalkan fasilitas pemerintah dan juga meningkatkan literasi anak-anak remaja di Indonesia,
ADVERTISEMENT
Selanjutnya penulis akan memaparkan beberapa kontribusi yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkatkan literasi remaja diantaranya yaitu :
1. Melakukan Advokasi Kepada Pemerintah Setempat
Setiap daerah tentu ingin memiliki sumber daya masyarakat yang literat. Dalam implementasinya, Pemerintah membutuhkan dorongan tak hanya dari pustakawan saja namun membutuhkan elemen masyarakat dalam mewujudkannya. Organisasi literasi hadir sebagai wujud kesadaran masyarakat terutama anak-anak muda dalam kepekaannya terhadap literasi.
Pemerintah memiliki kekuatan untuk memobilisasi masyarakat dan memberikan pendanaan untuk meningkatkan literasi di daerahnya. Maka advokasi kepada pemerintah setempat menjadi langkah strategis untuk meminta keikutsertaan di setiap kegiatan sosialisasi, memberikan lapak seperti taman bacaan masyarakat dan juga perpustakaan di wilayahnya.
Hal ini juga sejalan dengan UU RI nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 51 ayat 1 dan 2 tentang pembudayaan gemar membaca.
ADVERTISEMENT
2. Melakukan Kemitraan dengan komunitas, organisasi hingga perusahaan
Kemitraan dengan komunitas atau organisasi lain mampu menambah relasi kerjasama selain mendapatkan referensi dan ilmu-ilmu baru, menjalin kemitraan juga dapat mendukung keikutsertaan anak remaja untuk program-program seperti sosialisasi, seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menguntungkan satu sama lain.
Pengadaan kerjasama dengan perusahaan mampu meningkatkan brand awareness mereka di setiap kegiatan sehingga mereka tak segan untuk memberikan dukungan yang bermacam-macam, dapat berupa pendanaan, merchandise, bahkan mendatangkan narasumber yang kompeten di bidangnya.
Kolaborasi antar komunitas dan organisasi juga dapat memperluas pengaruh kepada masyarakat, sehingga dampak yang diberikan bisa mayakinkan pemerintah untuk memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap isu literasi di masyarakat.
3. Sosialisasi ke setiap sekolah-sekolah
ADVERTISEMENT
Turun langsung untuk sosialisasi di sekolah merupakan satu implementasi nyata untuk menyebarkan virus cinta membaca kepada remaja. Remaja adalah fase pencarian jati diri dimana mereka masih mudah menerima tanpa berpikir panjang, sehingga organisasi berperan dalam memberikan inspirasi dan motivasi atas pentingnya literasi bagi masa depan mereka.
4. Memberikan Metode Pengajaran yang menarik
Nah, langkah yang perlu diperhatikan teman-teman organisasi dalam sosialisasi adalah metode pengajaran yang menarik. Mengapa demikian? karena remaja seringkali berpandangan bahwasannya membaca itu membosankan dan guru-guru terkadang juga kaku dalam pengajarannya.
Pengajaran yang menarik dapat dimulai dari apa yang mereka suka, dalam fase pencarian jati diri, mereka perlu mengenal diri mereka masing, hal ini bisa dilakukan dengan membuat gambar yang mencerminkan diri untuk memperkenalkan diri mereka ke teman-teman sekitarnya, hal ini dapat membangun kepercayaan diri. Kemudian tambahkan selingan ice breaking atau yel-yel agar mereka tidak merasa bosan, hal ini setidaknya mampu meningkatkan awareness kita dalam sosialisasi.
ADVERTISEMENT
Buku seringkali dianggap berat untuk dibaca, bedah buku dapat dilakukan ke sekolah-sekolah dengan metode yang menarik, bagaimana caranya? organisasi literasi membungkus acara bedah buku dengan kemasan yang menarik, dapat memaparkan dengan bahasa yang mudah dimengerti seperti bahasa sehari-hari yang tidak ilmiah, kemudian memberikan contoh-contoh dari kehidupan yang relate dengan mereka, sehingga bedah buku tidak terlihat membosankan.
5. Kegiatan yang menarik serta apresiasi
Pengadaan kegiatan yang menarik tentu dapat memberikan peningkatan awareness anak remaja terhadap literasi. Kegiatan-kegiatan seperti ajang pencarian duta baca, kompetisi tentang literasi, workshop bedah buku, club baca bahkan organisasi literasi dapat memberikan penghargaan untuk mereka sekaligus di fase pencarian pengalaman menuju dewasa ini mereka menganggap bahwasannya kegiatan ini bernilai untuk masa depan mereka.
ADVERTISEMENT
6. Pemanfaatan Teknologi dan media sosial
Remaja generasi Z terhitung merupakan generasi yang terlahir di era digital, sehingga kehidupan mereka tak terlepas dari teknologi seperti gadget. Media sosial seringkali menjadi sarana mereka dalam memperkenalkan diri dan bersosial, maka pemanfaatan media sosial seperti melakukan kampanye literasi di medsos, membuat konten-konten menarik hingga postingan literasi mampu berdampak karena diliat sehari-hari oleh remaja.
7. Sosialisasi yang Inklusif
Setiap anak remaja di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang sama, sama halnya dengan pendidikan literasi, organisasi literasi harus mampu memberikan ruang pembelajaran bagi anak-anak remaja yang kurang mampu untuk dapat meningkatkan literasinya, sehingga mereka juga dapat menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Maka organisasi literasi harus cerdas dan adaptif dalam berkontribusi, kolaborasi dan dukungan dari pemerintah, organisasi, komunitas dan perusahaan dapat menjadi kunci dalam mengatasi krisis literasi yang dialami remaja.
ADVERTISEMENT