Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Pesantren Modern Sebagai Wadah Pendidikan Kepemimpinan Pemuda
31 Desember 2022 10:04 WIB
Tulisan dari Musyafa Danish Alfitra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menurut Asrori (2021), pesantren modern atau biasa juga disebut dengan istilah khalafiyah, 'ashriyah atau al-haditsiyyah memiliki arti pesantren yang mengikuti perkembangan zaman dan teknologi, serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai islam.
ADVERTISEMENT
Setiap pesantren memiliki sistem yang berbeda-beda dalam proses pembelajaranya. Ada pesantren yang biasa dinamakan salaf, yang lebih condong ke pembelajaran kitab-kitab kuning. Berbeda dengan pesantren modern, yang tidak terlalu mendalami kitab kuning namun lebih menekankan sistem pendidikan islami didalamnya.
Jika kita berbicara mengenai “pesantren modern” tentunya tak luput dari komentar orang tua yang mengatakan “untuk apa memasukan anak ke pesantren? Memang tidak sayang dengan anaknya?” Kalimat tersebut tentu sudah tak asing lagi di telinga kita, karena menyekolahkan anak ke pesantren, pastinya sebagai orang tua sudah siap apabila anaknya ditinggal dan dididik oleh pesantren. Setiap orang tua memiliki pandangan yang berbeda terhadap pesantren, ada juga orang tua yang cenderung khawatir bila jauh dari anaknya.
ADVERTISEMENT
Berbagai pendapat dilontarkan mengenai pesantren modern, khususnya bagi wali santri yang baru pertama kali menyekolahkan anaknya ke pesantren. Sebagian orang tua mengutarakan bahwa dengan menyekolahkan ke pesantren, sang anak akan terjaga dari pergaulan bebas di dunia luar dan ada pula yang berpendapat dengan memasukan anak ke pesantren sang anak dapat sukses di dunia maupun di akhirat kelak.
Semua pendapat itu benar adanya. Namun tidak hanya itu, sang anak akan mendalami lebih jauh apa yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya yaitu “Pendidikan Kepemimpinan”.
Pendidikan kepemimpinan seringkali kita temukan di sekolah-sekolah umum seperti (OSIS) Organisasi Siswa Intra Sekolah. Namun berbeda halnya dengan pendidikan kepemimpinan yang ada di pesantren modern.
Murid atau biasa disebut “Santri” di pesantren, sudah diajarkan untuk memimpin dirinya sendiri sejak dini ketika pertama kali menginjakan kaki di pesantren dengan ditanamkannya “Panca Jiwa Pondok” dalam diri santri, yaitu landasan untuk gerak kehidupan pondok pesantren. Adapun isi dari panca jiwa pondok sebagai berikut :
ADVERTISEMENT
1. Keikhlasan
Keikhlasan menjadi landasan utama bagi kehidupan santri di pesantren. Ikhlas disini berarti melakukan sesuatu bukan karena ingin dipandang orang lain, melainkan semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Keikhlasan juga berarti membersihkan seluruh panca indra dari perbuatan-perbuatan tercela.
2. Kesederhanaan
Kata kesederhanaan dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) berarti bersahaja atau tidak berlebih-lebihan. Kesederahanaan dapat diartikan dari cara bertutur, cara berprilaku yang melatih seseorang untuk dapat menghadapi segala realitas dengan apa adanya.
3. Kemandirian
Kemandirian atau sering disebut juga dengan kata "berdikari" (Berdiri diatas kaki sendiri) adalah kesanggupan untuk menolong diri sendiri. Dapat berpegang teguh pada diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain, atau disebut juga mandiri.
ADVERTISEMENT
4. Ukhuwwah Islamiyyah
Ukhuwwah Islamiyah adalah hubungan yang dijalanin oleh rasa cinta dan didasari oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu bangunan yang kokoh.
Ukhuwwah mengartikan bahwa kita seorang muslim memiliki ikatan satu sama lain. Islamiyyah mengartikan bahwa kita memiliki ikatan yang didasari dengan aqidah yang sama yaitu berdasarkan nilai-nilai islam.
5. Kebebasan
Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar dirinya. Jiwa bebas ini akan menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan.
Maka itulah 5 landasan yang menjadi pedoman hidup santri sejak dini, agar mereka dapat menjalani kehidupan dengan baik, sekaligus menjadi bekal mereka ketika suatu saat nanti dihadapkan dengan kerasnya kehidupan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pesantren modern biasanya menerapkan sistem ketua kamar ketika kita beranjak kelas 4 atau kelas 1 SMA jika di sekolah umum. Para guru mempercayakan kita karena dianggap telah cukup dewasa untuk mengayomi adik-adik kelas. Hal ini mengajarkan kita sebagai santri untuk dapat bertanggung jawab dalam skala kecil yaitu kebersihan kamar.
Kemudian ketika kita beranjak kelas 5, kita mulai diamanahkan sebagai tangan kanan guru untuk mengayomi adik-adik kelas kita dalam skala besar (pengurus), yaitu menegakkan sistem-sistem yang ada dalam pesantren. Agar mempermudah dalam menegakan disiplin, kelas 5 memiliki struktur kepemimpinan yang dibagi menjadi banyak bagian, mulai dari ketua, sekretaris, hingga bagian-bagian lainnya.
Kepengurusan di pesantren modern setiap tahunya memiliki sistem yang berbeda-beda, maka kita sebagai santri dituntut untuk menerapkankan peraturan dengan cara kita sendiri. Hal ini mengajarkan kita untuk terus berkreatifitas dan memiliki inovasi baru dalam menegakan disiplin, dengan tujuan bagaimana agar santri dapat menaati peraturan yang ada, tanpa adanya rasa takut dan khawatir untuk menjalani kehidupan di pesantren.
ADVERTISEMENT
Dari segala sistem pendidikan di pesantren modern, seperti menanamkan jiwa kepemimpinan sejak dini, melatih pemuda untuk bertanggung jawab, hingga menjalankan amanah dengan baik, harapannya dengan semua pemaparan ini dapat membuka pola pikir orang tua untuk tidak salah perspektif mengenai pesantren.
Kehidupan pesantren itu indah, kita dapat belajar bersama dengan teman-teman, berjuang bersama, melewati suka dan duka bersama, dengan panca jiwa pondok yang selalu ada sebagai pedoman hidup kita, hingga lulus bahkan hingga terjun sebagai calon pemimpin di masyarakat nanti.
"Ini adalah pendidikan pesantren!" ujar K.H. Hasan Abdullah Sahal.
Kata-kata ini sekaligus menjadi pembuktian ketika para orang tua belum memahami bagaimana pendidikan islam di pesantren modern lebih dalam, selain bertujuan untuk mempelajari ilmu-ilmu keislaman, pesantren modern juga bertujuan untuk melahirkan akademisi islam yang bermoral dan bermanfaat bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT