Mengapa Manusia Binatang Berakal Budi?

Danti Melani
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
18 Mei 2021 8:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Danti Melani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manusia termasuk jenis binatang dan Allah membedakannya dari binatang lain melalui kemampuannya dalam berpikir. Yaitu dengan akalnya dan dapat mengatur tindakannya secara tertib.
ADVERTISEMENT
Manusia juga memiliki rasa ke ingin tahuan yang tinggi, John Locke "Manusia terlahir seperti kertas putih, tabula rasa!" Manusia yang semula tidak tahu berusaha untuk tahu dan kemudian mencari tahu.
Sebelum manusia memiliki kemampuan ini, menurut Ibnu Khaldun, manusia sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan dianggap sebagai salah satu binatang. Untuk mendapatkan pengetahuan itu Allah pun menganugerahkan akal bagi manusia.
Kemampuannya untuk berpikir dan dengan persepsi manusiawinya dia terbimbing kepada objek, problem, argumen, dan metode pengajarannya.
Karena itu, kemudian dapat memahami perbedan antara yang benar dan yang salah di dalamnya berdasarkan pemikiran dan risetnya sendiri karena dia adalah manusia yang mampu berpikir.
Ciri khas yang membedakan antara manusia dengan semua makhluk yang lainnya adalah kemampuannya dalam berpikir atau menghadapi sebuah kehidupan dengan akal budi yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Akal sendiri memiliki arti sebagai salah satu peralatan rohani manusia yang berfungsi mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuatu benar atau salah.
Sedangkan Budi memiliki arti salah satu peralatan rohani manusia yang berfungsi untuk membedakan indah atau tidak (estetika atau nilai keindahan), baik atau buruknya suatu tindakan (etika atau nilai moral), serta sopan atau tidak sopan nya suatu perilaku (etiket atau tata krama berperilaku).
Mengapa manusia disebut sebagai hewan berakal karena berdasarkan cara pandang evolusiontik bahwa mereka dianggap berasal dari rumpun yang sama dengan hewan.
Jika manusia kehilangan kemampuan akal budinya maka akan menjadikan status manusia ke level binatang karena menggunakan akal merupakan hal penting bagi status manusia.
Oleh karena itu setiap manusia harus mau dan mampu berpikir. Tuhan juga menciptakan manusia dengan derajat yang lebih tinggi dan memiliki keistimewaan dan juga sudah dijelaskan dalam firman Allah yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS as-Sajadah [32]: 9).
https://pixabay.com/id/photos/orang-utan-monyet-dunia-lama-monyet-2136085/
Yang menyamakan manusia dengan binatang adalah keduanya sama sama diberi atau memiliki hawa nafsu.
Mengapa secara ontologis manusia tak bisa disebut atau digolongkan sebagai hewan yang berakal, itu karena utamanya kita melihat ada perbedaan di antara keduanya dalam hal perangkat spiritual nya. Karena memiliki perangkat akal lah maka manusia dapat menggapai peradaban tinggi dalam berbagai hal baik yang bersifat fisik seperti teknologi maupun dalam ilmu metafisis. Sedang hewan itu sejak dari zaman purbakala hingga hari ini tak memperlihatkan kemajuan apapun. Itu sebab filosofi atau cara pandang evolusionis yang menyebut manusia sebagai 'hewan berakal' dan oleh sebagian dianggap 'rumusan sainstifik' mesti digugat karena tidak berdasar fakta yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
“Manusia adalah binatang” justru membuka mata kita terhadap fenomena alam dan sosial yang terjadi diberbagai belahan dunia yang melibatkan manusia sebagai pelaku kekerasan, pembantaian, dan tindakan-tindakan lain yang di luar nalar. Berbagai kasus yang melibatkan siswa, guru, politikus, tokoh masyarakat, bahkan ustad yang berkelakuan keji. Masih banyak lagi perilaku manusia di zaman modernisasi ini yang tak sepantasnya dilakukan oleh manusia.
Tetapi terkadang manusia juga sangat berisik berakal budi tapi terkadang lupa kalo hidup di dunia hanya bertamu saja. Bicaralah secukupnya tak semua harus terucap.
Oleh sebab itu kita sebagai manusia harus berpikir dan menggunakan akal budi sebelum bertindak agar tidak seperti binatang.