Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Memaknai Puisi Ajaran Hidup karya Sapardi Djoko Damono
22 November 2021 13:16 WIB
Tulisan dari Danu Darpito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap puisi pasti memiliki kesan dan makna. Tidak sedikit penulis puisi yang selalu berbicara tentang makna hidup. Salah satunya adalah Sapardi Joko Damono yang sudah dikenal sebagai penyair Indonesia. Tidak hanya sebagai penyair, ia juga seorang dosen, pengamat, kritikus, dan pakar sastra. Ia lahir pada 20 Maret 1940 di Surakarta, Jawa Tengah. Sapardi Djoko Damono menerima gelar PhD dalam Studi Sastra pada tahun 1989. Dia telah memenangkan Australian Government Cultural Award, SEA Writing Award, dan penghargaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Puisi Sapardi Djoko Damono berjudul "Ajaran Kehidupan" mengandung makna bahwa hidup tidak hanya memiliki aturan, tetapi juga etika yang harus dipatuhi. Hidup butuh dorongan dan motivasi agar kamu tidak tersesat di tengah. Kata-kata yang ditulis Sapardi Joko Damono dalam puisi ini sangat sederhana, namun tidak mengurangi kesan khidmat pesan yang mereka sampaikan. Selain itu, sementara puisi kehidupan ini melakukan yang terbaik untuk mencapai apa yang kita inginkan, perwujudan dari semua pengalaman memberi tahu pembaca bahkan jika itu belum tercapai atau belum tercapai sama sekali. Pergilah. Pelajaran untuk kehidupan kita di masa depan.
Puisi Ajaran Hidup
Hidup telah mendidikmu dengan keras
agar bersikap sopan
misalnya buru-buru melepaskan topi
ADVERTISEMENT
atau sejenak menundukkan kepala
jika ada jenazah lewat
Hidup juga telah mengajarmu merapikan
rambutmu yang sudah memutih,
membetulkan letak kaca matamu,
dan menggumamkan beberapa larik doa
jika ada jenazah lewat
Agar masih dianggap menghormati
lambang kekalahannya sendiri.
Tentu saja, subjek puisi Sapardi Joko Damono "Ajaran Kehidupan" berkisar pada kehidupan. Puisi ini juga membuat kita berpikir tentang apa arti hidup itu sendiri. Lebih dari itu, puisi ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kita nikmat hidup. Dalam hidup kita mungkin harus menerima kekalahan. Dengan begitu, Anda bisa sedikit berpikir, mundur selangkah, berlari, dan mengambil langkah selanjutnya. Seseorang harus menjadi sombong dan lebih dekat dengan Tuhan dari pada sebelumnya, karena dia adalah tempat segala kelemahan.
ADVERTISEMENT