Konten dari Pengguna

Sudah Diet dan Olahraga yang Sama, Bentuk Tubuh Kok Tetap Beda?

Dapurfit
Di Kumparan, kami berkomitmen untuk membuat konten yang 100% informasi, 0% marketing. Semua konten kami 100% evidence-based, dan akan disertai referensi jurnal ilmiah (studi/ penelitian).
18 Juli 2021 13:07 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dapurfit tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kalian mengikuti workout atau diet dari orang lain? Misalnya dari workout routine di youtube, atau diet log yang disebarkan oleh seseorang di internet. Tentu harapan dari melakukan itu adalah untuk mendapatkan bentuk tubuh seperti orang yang membagikan rutinitas tersebut. Namun, sering kali hasil yang kita dapatkan tidak sesuai atau dengan kata lain tubuh kita masih tetap tidak menyerupai tubuh mereka. Mungkin beberapa dari kalian ada yang bertanya, “kok, bisa udah diet dan olahraga dengan sama persis sama si A, tapi badannya tetap gak sama?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah, tentu bisa. Meskipun sudah olahraga dan makan sama persis seperti orang lain, tubuh setiap orang tetap akan bervariasi. Hal ini disebabkan terdapat 1 + 7 faktor yang mempengaruhi efek dari diet dan olahraga terhadap tubuh seseorang, baik itu pria maupun wanita. Yuk, kita bahas setiap faktornya!
Bahas faktor yang mempengaruhi hasil diet bersama Dapurfit (sumber: instagram Dapurfit)
zoom-in-whitePerbesar
Bahas faktor yang mempengaruhi hasil diet bersama Dapurfit (sumber: instagram Dapurfit)

Faktor Utama dan Terutama: Tinggi Badan

ADVERTISEMENT
Tinggi badan adalah faktor utama yang mempengaruhi pembakaran kalori harian setiap orang. Misalnya, A dan B sama-sama perempuan di umur 23 dengan berat badan 70 kg. Namun, tinggi A adalah 180 cm dan tinggi B adalah 150 cm. Jika keduanya diminta untuk makan 2000 kcal/hari, A akan mengalami weight loss sedangkan B akan mengalami weight gain (1).
Tinggi yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda (sumber: Space vector created by pikisuperstar via www.freepik.com)

7 faktor lainnya

Faktor pertama yang mempengaruhi perbedaan hasil adalah Resting Metabolic Rate (RMR). RMR adalah jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh untuk menjalankan fungsi dasar tubuh diluar kebutuhan energi untuk beraktivitas. Seperti kerja jantung dan aktivitas organ lainnya. Meski memiliki berat dan tinggi badan yang sama, RMR setiap orang tetap dapat berbeda (meskipun perbedaannya relatif kecil dan tidak signifikan) (2).
ADVERTISEMENT
Faktor kedua adalah respon tubuh terhadap weight loss/ weight gain. Tubuh kita cenderung menyukai kondisi yang stabil. Sehingga ketika terdapat perubahan yang kita lakukan terhadap tubuh, tubuh akan menyesuaikan perubahan tersebut melalui laju metabolisme (pembakaran kalori). Ketika kita menurunkan berat badan, tubuh akan menurunkan laju metabolisme. Sebaliknya, ketika kita sedang weight gain, tubuh akan meningkatkan laju metabolisme. Perubahan laju metabolisme, baik peningkatan maupun penurunan akan bervariasi pada masing-masing orang. Oleh sebab itu, pembakaran kalori dan hasil akhir tubuh setiap orang akan berbeda (3-8).
Faktor selanjutnya adalah aktivitas harian, yaitu aktivitas fisik diluar olahraga. Pada umumnya, manusia membakar lebih banyak kalori dari aktivitas fisik sehari-hari dibandingkan olahraga. Seperti yang kita ketahui, olahraga hanya dilakukan sesekali dan dengan durasi tertentu. Sedangkan aktivitas fisik seperti duduk, berjalan, main HP, dan masih banyak lagi, dilakukan sepanjang hari. Aktivitas harian ini sangat berbeda pada setiap individual. Misalnya, orang yang bekerja duduk di balik meja akan membakar kalori lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang bekerja dengan berdiri. Sehingga kalori yang dibakar dari aktivitas harian akan sangat bervariasi dan berbeda pada setiap orang (9).
Aktivitas fisik harian yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda juga (sumber: StartupStockPhotos from Pixabay)
Faktor keempat dan yang mungkin tidak terpikir adalah kalori yang terbuang dalam feses. Nutrisi (dan kalori) dari makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak semuanya dapat diserap oleh tubuh. Sebagian nutrisi dan kalori akan terbuang melalui BAB sebelum sempat diserap oleh tubuh. Jumlah kalori yang terbuang melalui feses ini dapat berbeda pada setiap orang (10).
ADVERTISEMENT
Kemudian faktor berikutnya adalah kemampuan dalam membentuk massa otot. Pada faktor pertama, telah disebut RMR juga mempengaruhi hasil dari diet dan gerak terhadap bentuk tubuh. Namun, RMR sendiri sangat dipengaruhi oleh perbandingan massa otot dan massa lemak (11). Perlu diketahui bahwa kemampuan setiap orang untuk membentuk otot berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi juga oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, tidur, pekerjaan, dan sebagainya. Sehingga, dengan latihan beban yang sama, tetap ada orang yang lebih mudah untuk membentuk otot dan ada orang yang lebih sulit membentuk otot.
Setelah faktor kemampuan membentuk otot, kemampuan dalam menjaga massa otot juga berpengaruh dalam hal ini. Jika kita melihat hasil individual – bukan hasil rata-rata – pada studi weight loss dengan ataupun tanpa latihan beban, maka dapat kita lihat bahwa penurunan massa otot setiap orang selalu berbeda-beda saat mereka weight loss dengan program yang sama. Oleh karena itu, efek dari otot terhadap penurunan RMR setiap orang juga bervariasi.
ADVERTISEMENT
Faktor terakhir adalah lokasi penyimpanan lemak dan lokasi otot. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap apa yang terlihat dari bentuk tubuh di akhir. Secara genetik, bagian tubuh yang terpengaruhi ketika weight gain maupun ketika weight loss setiap orang berbeda-beda satu sama lain. Ada orang yang pipinya membesar dahulu, atau paha atau lengannya dahulu yang membesar ketika weight gain. Kemudian ada pula orang yang perutnya dulu mengecil, atau dadanya dulu yang mengecil ketika weight loss. Bagian mana duluan yang membesar/ mengecil setiap orang juga bervariasi.
Begitu juga dengan pembentukan otot, letak dan jumlah sel satelit otot setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang mudah untuk membentuk otot punggung, ada orang yang sulit untuk membentuk otot bahu, dan sebagainya. Semua hal ini dipengaruhi genetik (12-16). Sehingga dalam kondisi yang tidak ekstrim, bentuk tubuh setiap orang akan berbeda-beda meskipun sama-sama kurus/ sama-sama normal weight/ sama-sama fit/ sama-sama gemuk. Hal ini dikarenakan lokasi massa lemak dan massa otot yang berbeda-beda. Kecuali pada kondisi ekstrim – baik itu “extremely thin” atau “extremely obese” – bentuk tubuh seitap orang akan terlihat serupa meskipun tidak sama.
Bentuk tubuh akan bervariasi selama tidak dalam kondisi ekstrim (sumber: People vector created by freepik via www.freepik.com)
Meskipun dengan pola makan dan olahraga yang sama persis sekalipun, perubahan BB dan bentuk tubuh seetiap orang akan tetap bervariasi. Hal ini disebabkan adanya faktor utama yaitu tinggi badan, dan faktor lainnya yaitu RMR, respon tubuh terhadap weight loss/ weight gain, aktivitas harian (aktivitas fisik diluar olahraga), kalori yang terbuang dalam feses, kemampuan membentuk massa otot, kemampuan manjaga massa otot (saat weight loss), serta lokasi penyimpanan massa lemak dan massa otot. Ketika orang berada pada kondisi yang extremely thin maupun extremely obese, semua bentuk tubuh akan terlihat serupa karena jumlah dan lokasi lemaknya sudah hampir sama semua (sudah hampir tidak ada pada orang-orang yang extremely thin, dan sudah terlalu banyak dan tersebar di seluruh tubuh pada orang-orang yang extremely obese). Namun, di luar kondisi extreme, bentuk tubuh setiap orang akan selalu berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Jadi, jangan minder dan menyalahkan diri sendiri jika bentuk dan berat badanmu tetap tidak sama dengan orang lain meskipun sudah menjalankan diet dan olahraga rutin yang sama. Karena setiap orang memiliki tubuh yang berbeda-beda. Dan yang paling penting untuk diingat adalah, tidak ada bentuk tubuh yang lebih baik maupun lebih buruk dibandingkan yang lainnya!
Jurnal Referensi