Konten dari Pengguna

AI sebagai Pemangku Kekuasaan Baru dalam Media Massa: Analisis dan Implikasi

Darell Abhirama Abrar
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Malang
2 April 2024 10:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Darell Abhirama Abrar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/@santesson89
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/@santesson89
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan teknologi yang pesat telah mengubah cara kita mengakses dan membagikan informasi, menempatkan media tradisional seperti televisi, koran, dan radio dalam posisi yang kurang diminati oleh generasi muda dan mereka yang akrab dengan media. Era digitalisasi, yang ditandai dengan munculnya internet, telah memungkinkan media baru untuk menyebarkan informasi dengan lebih cepat dan mendukung komunikasi dua arah. Lebih lanjut, revolusi Society 5.0, yang dimulai dengan munculnya Kecerdasan Buatan (AI) pada tahun 1980-an, awalnya berfokus pada mesin dan perangkat lunak. Namun, seiring perubahan budaya konsumsi dan berita, AI telah berkembang menjadi teknologi yang merambah hampir semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan politik. AI kini tidak hanya merupakan replika kecerdasan manusia yang mampu mengenali pola dan membuat penilaian, tetapi juga telah menjadi bagian dari kehidupan sosial kita, dengan kemampuan seperti robot sosial dan penulisan otomatis.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, penggunaan aplikasi berbasis kecerdasan buatan seperti Google Assistant, chatbot, Notion, penerjemah, dan platform belanja online, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam dunia jurnalistik, teknologi ini juga telah mempengaruhi cara distribusi konten, dengan para jurnalis kini memanfaatkan situs web dan media sosial untuk menyebarkan berita. Media sosial, khususnya, telah menjadi alat penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan memenuhi kebutuhan lainnya, berkat kemudahan akses dan kemampuan untuk memberikan wawasan yang luas. Media sosial telah berkembang jauh melebihi fungsi awalnya sebagai alat sosialisasi dan komunikasi, bertransformasi menjadi pasar digital yang dinamis. Di masa awal, sekitar tahun 1999 hingga 2000-an, platform seperti Facebook dan KASKUS memulai tren ini, tetapi transaksi jual beli masih banyak dilakukan secara konvensional. Kini, dengan prioritas pada efisiensi, keamanan, layanan pelanggan, dan popularitas produk, e-commerce telah menjadi norma baru. Platform seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Blibli.com telah menjadi bagian dari rutinitas harian. Antarmuka yang menarik dan otomatisasi yang disediakan oleh AI telah meningkatkan kenyamanan dan kepuasan bagi pengelola, pembeli, pengguna, dan penjual dalam menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam industri jurnalistik, kemajuan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam proses produksi, penulisan, pengumpulan, pengeditan, penyebaran, dan evaluasi berita. Sebagai contoh, di stasiun televisi TVOne, sebuah artikel dari Universitas Padjajaran menyebutkan bahwa ide menggunakan presenter berbasis AI telah lama menjadi topik pembicaraan, dengan potensi untuk menggantikan peran visual manusia. Namun, meskipun AI dapat mengambil alih beberapa fungsi, masih diperlukan pengawasan manusia untuk mengatur dan menyediakan informasi, serta untuk mengembangkan logika AI. Penting untuk diingat bahwa penggunaan AI secara rutin dalam peran yang memerlukan tanggung jawab besar dapat berisiko. Meskipun demikian, penggunaannya sebagai elemen hiburan visual dapat diterima, mengingat perbedaan mendasar antara logika robot dan pemahaman kontekstual yang dimiliki manusia. Memang benar bahwa kehadiran AI telah memberikan kemudahan dalam berbagai pekerjaan manusia. Seperti halnya teknologi percetakan yang pernah tergantikan oleh radio, kemudian YouTube yang mengubah cara kita menonton televisi, AI saat ini berfungsi sebagai alat yang dapat meniru fungsi otak manusia, menjalankan tugas-tugas hanya dengan instruksi sederhana. Dalam konteks nilai-nilai jurnalistik, media konvensional memiliki keahlian yang teruji dalam menjalankan proses-proses jurnalisme secara menyeluruh. Sementara itu, AI mungkin tidak sepenuhnya menangkap nuansa
ADVERTISEMENT
manusia karena bekerja berdasarkan template yang telah ditentukan. Oleh karena itu, kehadiran manusia masih sangat penting dalam proses kreatif dan pengawasan produksi media massa untuk memastikan bahwa standar jurnalistik tetap terjaga. Keterlibatan AI dalam evolusi media telah menjadi fakta yang tak terbantahkan, mempercepat dan mempermudah aktivitas sehari-hari. Kecerdasan buatan membawa dampak ganda; secara positif, ia berpotensi memajukan lembaga dan negara, memberikan masyarakat kesempatan untuk merangkul teknologi terkini tanpa merasa ketinggalan zaman. Contohnya adalah transformasi media tradisional menjadi media hibrid yang mengintegrasikan AI, sambil tetap mempertahankan inti dari jurnalisme.