HYBE Akuisisi SM Entertainment dan Peluang Monopoli dalam Kpop

Penggemar BTS, ARMY saat konser BTS di Staples Center, Los Angeles, California. Foto: Drew Angerer/Getty Images

Kesempatan praktik monopoli di industri musik Korea Selatan sebagai akibat dari rencana pengambilalihan saham SM Entertainment oleh HYBE Music sulit ditentukan dengan pasti. Sebab semua tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi pasar, peraturan pemerintah, dan tindakan perusahaan lain di industri tersebut.

Namun, perlu dicatat bahwa industri musik Korea Selatan sangat kompetitif. Ada beberapa pemain utama seperti YG Entertainment, JYP Entertainment, dan FNC Entertainment, selain HYBE Music dan SM Entertainment. Ini berarti bahwa sudah ada banyak perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar dan perhatian konsumen. Selain itu, pemerintah Korea Selatan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatur industri dan mencegah praktik anti-persaingan agar praktik bisnis lama yang berujung krisis seperti dekade tahun 90-an tidak terulang.

Misalnya, pada tahun 2020, pemerintah mengesahkan undang-undang yang bertujuan mencegah persyaratan kontrak yang tidak adil dan ketidakseimbangan kekuasaan antara perusahaan hiburan dan artis mereka.

Bahkan, kedua perusahaan telah menyatakan bahwa mereka berencana untuk terus beroperasi secara terpisah dan mengejar strategi mereka sendiri. Karena itu, penting untuk memantau situasi dengan cermat untuk memastikan bahwa setiap praktik monopoli potensial terdeteksi dan ditangani dengan tepat.

Lebih lanjut lagi, praktik monopoli dapat berdampak destruktif pada ekonomi dan bisnis dalam beberapa cara, seperti mengurangi persaingan. Ketika sebuah perusahaan memiliki monopoli dalam industri tertentu, itu menghilangkan atau membatasi persaingan, yang dapat mengakibatkan harga yang lebih tinggi, mengurangi kualitas produk atau layanan, dan lebih sedikit inovasi. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya pilihan bagi konsumen, membatasi kemampuan mereka untuk memilih produk atau layanan terbaik dengan harga terbaik.

Lalu monopoli juga dapat membuat inovasi bisnis menjadi lesu. Hal ini bermaksud dari yang semestinya pasar itu kompetitif dari perusahaan diberi insentif untuk berinovasi dan meningkatkan produk dan layanan mereka agar tetap berada di depan pesaing mereka. Tetapi monopoli, membuat motivasi untuk inovasi semakin berkurang karena tidak memiliki persaingan.

Hal ini dapat menyebabkan stagnasi dalam industri, memperlambat kemajuan dan perkembangan. Kemudian, inefisiensi ekonomi juga dapat disebabkan dari monopoli karena bisnis mungkin tidak beroperasi pada tingkat produksi yang optimal. Tanpa persaingan untuk mendorong mereka untuk meningkatkan bisnis, pengusaha mungkin menjadi cepat berpuas diri dan akhirnya mengarah ke biaya yang lebih tinggi dan output yang lebih rendah.

Monopoli juga membuat bisnis menjadi terhambat karena sulit bagi bisnis baru untuk memasuki pasar dan bersaing. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya bisnis baru dan lebih sedikit peluang bagi pengusaha dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Monopoli juga dapat mengeksploitasi konsumen karena dapat membebankan harga yang lebih tinggi untuk produk atau layanan bisnisnya.

Pengusaha yang monopolistik mengetahui bahwa konsumen tidak memiliki pilihan lain. Hal ini dapat menyebabkan price gouging dan mengeksploitasi konsumen. Secara keseluruhan, praktik monopoli dapat membatasi potensi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, mengurangi inovasi, dan merugikan konsumen. Penting untuk memiliki pasar yang kompetitif untuk memastikan bahwa perusahaan diberi insentif untuk berinovasi, menjaga harga tetap rendah, dan menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi.