Ilmuwan Indonesia di Amerika Prihatin tentang Ancaman Politik Dinasti RI

Darynaufal Mulyaman
Dosen Prodi HI UKI Jakarta dan Research Fellow di INADIS
Konten dari Pengguna
6 November 2023 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Darynaufal Mulyaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Demonstrasi Rakyat Indonesia (Prananta Haroun/Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Demonstrasi Rakyat Indonesia (Prananta Haroun/Unsplash)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekelompok ilmuwan Indonesia yang berbasis di Amerika Serikat telah mengeluarkan pernyataan yang menyuarakan keprihatinan mendalam mereka atas perkembangan politik terkini di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini, disampaikan di berbagai kota di Amerika Serikat, menyoroti kekurangan yang dirasakan dalam proses demokratisasi menjelang pemilihan umum dan kontestasi presiden mendatang.
Perkembangan politik terkini bertentangan dengan 25 tahun prinsip demokrasi yang telah dipegang teguh. Para elit mengkonsolidasikan kekuasaan tanpa rencana konkret untuk kebutuhan rakyat. Fokus mereka adalah pada kontes kepemimpinan, hubungan keluarga, dan warisan, mengaburkan proses transparansi dan pencapaian terukur.
Goenawan Mohammad, sastrawan senior Indonesia dan Nieman Fellows Harvard University, memberikan komentar bahwa politik dinasti Presiden Joko Widodo, dengan menjadikan putranya menjadi calon wakil presiden adalah bentuk pengkianatan terhadap demokrasi Indonesia.
Kontroversi seputar pencalonan putra presiden lainnya sebagai calon wakil presiden menimbulkan kekhawatiran terhadap peran dan profesionalitas Mahkamah Konstitusi. Pakar hukum UGM, Zainal Mokhtar, memperingatkan bahwa mengganggu demokrasi dapat membahayakan penegakan hukum. Ia juga mempertanyakan kewenangan pengadilan untuk mengesampingkan prinsip-prinsip dasar demokrasi. Situasi ini, terutama terkait Pemilu 2024, sangat mengkhawatirkan katanya.
ADVERTISEMENT
Jadi kami ilmuwan Indonesia di Amerika ingin memberikan penghargaan kepada para pemimpin, akademisi, politisi, dan jurnalis yang membela demokrasi. Kami berharap lebih banyak putra-putri Indonesia akan bergabung dalam mendukung nilai-nilai dasar demokrasi dan aturan-aturan yang menjaga negara kita tetap maju.
Suzie Sudarman, Yohanes Mean Duli, Walter Balansa, Hasnul Djohar, Elni Usoh, dan Rini Hasanah di antara yang lain, berada di garis depan panggilan ini untuk komitmen baru terhadap keberlanjutan pembangunan demokrasi. Mereka menekankan pentingnya mempertahankan semangat Reformasi, menjauhi praktik-praktik yang memperpanjang struktur kekuasaan dinastis. Yohanes Mean Duli mengutip kembali pernyataan peraih nobel bidang ekonomi-Amartya Sen, yang mengatakan bahwa hanya demokrasi yang mengantarkan sebuah negara menjadi lebih sejahtera.
Pernyataan ini diakhiri dengan menegaskan bahwa lanskap politik Indonesia seharusnya ditandai dengan komitmen terhadap Republik, memprioritaskan kesejahteraan dan representasi rakyat di atas segalanya.
ADVERTISEMENT