Potret UMKM Bahari Desa Kusamba & Industri Digital: UMKM di Persimpangan

Darynaufal Mulyaman
Dosen Prodi HI UKI Jakarta dan Research Fellow di INADIS
Konten dari Pengguna
27 November 2023 15:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Darynaufal Mulyaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Abon Ikan Kusamba (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Abon Ikan Kusamba (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) bahari di Desa Kusamba, Klungkung, Bali terkenal dengan produksi garam organik, pemindangan ikan, dan produk bahari, seperti abon ikan. Kendati demikian hal ini sedang menghadapi sejumlah dilema yang memerlukan perhatian serius. Di satu sisi, sektor ini memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan pelestarian budaya laut. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.
ADVERTISEMENT
Pertama, sumber daya yang terbatas sering kali menjadi hambatan utama bagi UMKM bahari di Desa Kusamba, Klungkung, Bali. Keterbatasan modal, infrastruktur yang minim, dan keterampilan yang terbatas dalam hal manajemen usaha sering kali menghambat perkembangan bisnis mereka.
Kedua, adopsi teknologi yang rendah juga menjadi masalah besar. Sementara teknologi dapat meningkatkan efisiensi produksi, pemasaran, dan distribusi, banyak UMKM bahari di Desa Kusamba, Klungkung, Bali masih menggunakan metode tradisional dalam kegiatan sehari-hari mereka.
Logo Desa Kusamba, Klungkung, Bali (Dokumentasi Pribadi)
Tidak kalah pentingnya adalah tantangan terkait keberlanjutan lingkungan. Perubahan iklim, penangkapan ikan yang berlebihan, dan polusi laut menjadi ancaman serius bagi UMKM bahari yang dilakukan seperti budidaya pemanenan atau produksi garam organik dan pemindangan ikan. Para pelaku usaha harus mencari keseimbangan antara keberlanjutan ekonomi dan perlindungan lingkungan agar sektor ini dapat terus berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Darynaufal Mulyaman, Direktur CESFAS UKI, pada kesempatan penyuluhan dengan Program Studi Hubugan internasional (HI) Universitas Udayana pada 23 November 2023, mengungkapkan bahwa, proses perizinan berusaha serta paparan pada ekonomi global seperti akses modal dan pasar menjadi nilai tambah yang harus dilaksanakan untuk peningkatan UMKM di Desa Kusamba atau pedesaan lain pada umumnya.
Suasana Desa Kusamba, Klungkung, Bali (Dokumentasi Pribadi)
Sementara itu, A.A. Bagus Surya Widya Nugraha, Dosen HI Universitas Udayana, mengungkapkan bahwa fasilitas penjualan elektronik tentu mempunyai nilai positif dan negatif, hal ini yang harus diperhatikan bagi warga Desa Kusamba, atau penduduk desa lainnya. Gempuran teknologi dan arus informasi dari wadah digital tentu akan sulit untuk disaring.
Lalu, Putu Andi Yuda Prayoga, Vice President Junior Chamber Indonesia (JCI) Bali dan Praktisi Usaha Rintisan, mengungkapkan bahwa UMKM di pedesaan acap kali terganjal pada proses pemasaran yang teoritis dari ilmu pemasaran. Maka dari itu secara praktek, sering kali tertinggal dengan UMKM di perkotaan.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, terdapat juga peluang besar. Kolaborasi dengan pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan sektor swasta dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi UMKM bahari. Pemberian pelatihan dalam manajemen usaha, akses terhadap modal usaha yang lebih baik, serta pengembangan infrastruktur yang mendukung akan memberikan dorongan besar bagi pertumbuhan sektor ini. Pendidikan dan sosialisasi juga penting. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem laut dan memberdayakan UMKM bahari dapat mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat secara keseluruhan.