Konten dari Pengguna

Mungkinkah TikTok Menjadi Media Pembelajaran di Sekolah?

20 Februari 2020 3:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syamsuri Pasinringi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak mengenal TikTok saat ini?
Platform ini kembali populer di awal tahun 2020 bahkan tercatat penggunanya mengalahkan instagram dan menjadi terpopuler di App Store.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun sebelumnya memang sempat diblokir oleh pemerintah Indonesia karena dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi pengguna di bawah umur, namun kini dapat digunakan kembali secara bebas. Sejumlah kalangan menggandrungi TikTok karena dinggap seru, fun dan dapat melebur stres. Tak heran kini viral berbagai video TikTok yang jamak dilakukan seperti goyang ubur-ubur, muka jelek challenge, dan banyak lagi lainnya.
Pengguna platform ini berlomba-lomba menciptakan konten yang kreatif, unik, dan lucu yang berpotensi untuk viral dan diikuti oleh netizen lainnya. Bukan hal yang salah, hanya kreatifitas ini seharusnya tidak berakhir sebagai wadah seru-seruan saja.
Sebagai seorang guru di salah satu SMA kota Gowa-Sulawesi Selatan, aplikasi ini buat saya seperti membawa sensasi nano-nano: Excited namun juga khawatir. Setiap hari di sekolah siswa ber-TikTok ria, entah sendiri, berdua atau berkelompok dengan berbagai gaya. Dalam hal musik platform TikTok jelas dapat memberikan wawasan bagi siswa di sisi lain juga menantang kreatifitas untuk membuat gerakan tertentu, tetapi semestinya platform ini bisa dimanfaatkan juga untuk hal yang lain, misalnya sebagai media pembelajaran di sekolah.
ADVERTISEMENT
Peluang platform ini untuk diintegrasikan ke dalam pembelajaran sebagai media sangat terbuka seperti yang saya lakukan pada tugas proyek untuk kelas X (sepuluh) pada awal semester dua ini. Siswa membuat video untuk menjelaskan benda-benda di sekitar lingkungan sekolah dalam bahasa Jerman. Tidak selesai dengan hanya membuat, namun juga mereka harus mempresentasikan video mereka di depan kelas termasuk menceritakan proses pembuatan dan manfaat yang mereka dapatkan setelah melakukan tugas ini.
Luar dugaan, ternyata video TikTok yang dibuat oleh siswa sangat menarik dan kreatif. Dikemas secara fun dipadukan dengan materi pembelajaran menciptakan sebuah karya yang sangat membantu dalam pengembangan pembelajaran bahasa Jerman di kelas. Siswa juga menuturkan bahwa dari kegiatan ini mereka mendapatkan banyak manfaat. Tidak hanya dapat menghafal dan mengenal kosa-kata dalam bahasa Jerman dengan mudah, tetapi juga mengolah kreatifitas mereka.
ADVERTISEMENT
Alih-alih melarang penggunaan TikTok di sekolah, penggunaan menjadi media pembelajaran akan lebih bijak. Seperti kata Mark Zuckerberg “ Daripada membangun tembok, lebih baik membangun jembatan yang terhubung”.