Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
BMKG: Ambon Diguncang 66 Kali Gempa Susulan
26 September 2019 17:26 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Daryono. Foto: kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1568351178/ceoblkiop1iprpmv7lru.jpg)
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan monitoring terhadap gempa Kairatu berkekuatan 6.5 magnitudo. Hingga pukul 12.30 WIB, Kamis (26/9), berdasarkan hasil monitoring BMKG, telah terjadi 66 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershocks) dengan magnitudo terbesar 5.6 magnitudo dan terkecil 3.0 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Adapun gempa susulan yang guncangannya signifikan dan dirasakan masyarakat terjadi empat kali, dengan data sebagai berikut:
1. Gempa 3.2 magnitudo pada pukul 09.41.11 WIB;
2. Gempa 4.0 magnitudo pada pukul 10.37.18 WIB;
3. Gempa 3.7 magnitudo pada pukul 10.50.48 WIB
4. Gempa 4.0 magnitudo pada pukul 12.28.42 WIB.
Dampak guncangan gempa utama tadi pagi yang mencapai skala intensitas hingga V hingga VI MMI di Ambon, Haruku, dan Kairatu mengakibatkan beberapa bangunan di beberapa tempat rusak, dan beberapa orang mengalami luka-luka.
Pembangkit gempa ini diduga kuat berasal dari struktur sesar yang melintas di wilayah Kecamatan Kairatu Selatan. Dalam peta tektonik Pulau Seram, tampak struktur sesar ini berarah barat daya-timur laut. Sesar ini memiliki pergerakan mendatar-mengiri (sinistral strike-slip).
ADVERTISEMENT
Sayangnya, struktur sesar yang melintas di Kalratu selatan ini belum memiliki nama, sehingga untuk memudahkan penyebutannya dapat kita namai "Sesar Kairatu".
Hasil monitoring BMKG menunjukkan, ternyata sebelum terjadi gempa 6.5 magnitudo pagi tadi, sudah terjadi sejumlah rentetan aktivitas gempa pembuka (foreshocks) berkekuatan kecil sejak sekitar sebulan lalu di Kairatu Selatan. Peta seismisitas Maluku menunjukkan di sekitar episenter gempa tadi pagi terdapat klaster aktivitas gempa dengan magnitudo antara 1.5 magnitudo hingga 3.5 magnitudo sebanyak 30 kali, sejak 28 Agustus 2019-25 September 2019.
Gempa ini menjadi contoh nyata mengenai keberadaan "Gempa Tipe 1". Menurut Kiyoo Mogi (1963) ahli gempa Jepang, tipe gempa utama didahului oleh gempa pendahuluan/pembuka (foreshocks) dan selanjutnya diikuti oleh serangkaian gempa susulan.
ADVERTISEMENT
Harapan kita, semoga gempa susulan terus meluruh energinya dan kondisi kembali normal.
Jakarta, 26 September 2019
Kepala Bidang Mitigasi gempabumi dan Tsunami BMKG
Dr. DARYONO