Fakta Gempa Barat Daya Pulau Nias Hari Ini

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
14 Mei 2021 18:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lokasi gempa di Nias Barat. Foto: Dok. Google Maps
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi gempa di Nias Barat. Foto: Dok. Google Maps
ADVERTISEMENT
1. Gempa terjadi pada hari Jumat, 14 Mei 2021, pukul 13.33.09 WIB.
ADVERTISEMENT
2. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo update 6,7.
3. Episenter terletak di laut pada koordinat 0,2 LU dan 96,69 BT pada jarak 125 km arah barat daya Lahomi, Nias Barat, pada kedalaman 10 km.
4. Guncangan gempa ini dirasakan di Gunung Sitoli Nias III-IV MMI, Banda Aceh III MMI, Aek Godang, Aceh Tengah II MMI dan belum ada laporan dampak kerusakan.
5. Gempa ini tidak berpotensi tsunami berdasarkan hasil pemodelan, dengan magnitudo 6,7 belum cukup kuat untuk menimbulkan deformasi dasar laut hingga mengganggu kolom air laut.
6. Hingga pukul 16.18 WIB sore ini, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock) sebanyak13 kali.
7. Gempa yang terjadi bukan gempa megathrust tetapi jenis gempa dangkal di zona outer rise yaitu zona sumber gempa di luar zona subduksi (megathrust).
ADVERTISEMENT
8. Episenter gempa barat daya Nias ini di peta tampak berada di luar zona subduksi. Inilah yang menjadi ciri sumber gempa outer rise. Gaya tektonik yang bekerja di zona ini bukan kompresional atau menekan, tapi gaya ektensional atau tarikan karena merupakan zona bending (regangan).
9. Gempa ini hasil analisis BMKG memiliki mekanisme sesar turun (normal fault) yang menguatkan bahwa gempa ini bersumber di zona deformasi akibat terbangunnya gaya tarikan atau regangan.
10. Gempa yang bersumber di zona outer rise tidak boleh diabaikan karena di Indonesia sudah 2 kali terjadi tsunami akibat gempa yang bersumber di zona outer rise, yaitu Tsunami destruktif di Sumbawa 1977 dan Tsunami Jawa 1921. Sumber gempa outer rise ini pernah memicu Tsunami Lunyuk, Sumbawa, pada 19 Agustus 1977. Saat itu gempa dahsyat magnitudo 8,3 yang oleh para ahli gempa populer disebut sebagai "The Great Sumba" telah memicu terbentuknya patahan dasar laut dengan mekanisme turun. Patahan dasar laut dengan mekanisme turun itu memicu terjadinya tsunami setinggi sekitar 8 meter dan menewaskan lebih dari 300 orang.
ADVERTISEMENT
11. Di luar negeri, zona sumber gempa outer rise juga pernah memicu tsunami mematikan. Peristiwa Tsunami Sanriku di Jepang tahun 1933 dipicu oleh gempa berkekuatan 8,6 yang bersumber di zona outer rise. Tsunami ini menewaskan lebih dari 3.000 orang. Selanjutnya adalah peristiwa tsunami Samoa di Pasifik yang terjadi pada 29 September 2009. Gempa kuat dengan magnitudo 8,1 di zona outer rise dekat subduksi Tonga juga memicu tsunami dahsyat yang menewaskan 189 orang.
12. Outer rise merupakan zona gempa yang selama ini terabaikan, karena memang lebih populer zona sumber gempa megathrust. Meskipun terabaikan, tetapi tidak kalah berbahaya dan dapat memicu terjadinya tsunami. Catatan tsunami yang bersumber di luar zona subduksi di atas kiranya cukup untuk dijadikan pelajaran untuk kita semua bahwa zona outer rise (termasuk) di wilayah Indonesia merupakan zona gempa pemicu tsunami yang patut diwaspadai dan tidak boleh diabaikan.
Daryono. Foto: kumparan
***DARYONO BMKG.
ADVERTISEMENT