Gempa 5,9 Magnitudo Guncang Samudera Hindia Selatan, Jabar, dan Jateng

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
Konten dari Pengguna
18 Mei 2019 12:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gempa Bumi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Bumi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekitar pukul 08.51.30 WIB, Sabtu (18/5/2019), wilayah Samudera Hindia Selatan-Jawa diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa ini berkekuatan 5,9 magnitudo yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 5,6 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Episenter terletak pada koordinat 9,63 LS dan 108,51 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 212 kilometer arah selatan Pangandaran, Provinsi Jawa Barat pada kedalaman 33 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, diketahui gempa dangkal ini diakibatkan oleh adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini memiliki mekanisme pergerakan turun dengan sedikit komponen mendatar (oblique normal fault).
Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di beberapa daerah selatan Jawa seperti Pangandaran, Kebumen, Tasikmalaya, Cilacap, Banyumas, Karangkates, Blitar, Tulungagung, dan Kediri dalam skala intensitas II-III MMI menyebabkan banyak orang panik dan keluar rumah, sementara di Banjarnegara, Bantul, dan Solo guncangan dalam skala intensitas II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.
ADVERTISEMENT
Hingga pukul 09.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan kecil. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Data BMKG Foto: Dok. BMKG
Wilayah selatan Cilacap-Pangandaran merupakan kawasan seismik aktif dan berpotensi terjadi gempa kuat. Berdasarkan catatan gempa pada katalog gempa BMKG, sejak tahun 1940 di zona ini sudah terjadi gempa kuat sebanyak enam kali gempa kuat, yaitu pada 21 Maret 1940 (6.3 magnitudo); 7 September 1974 (6.5 magnitudo); 24 Juli 1979 (6.9 magnitudo); tsunami merusak 17 Juli 2006 (7.7 magnitudo); 3 Maret 2011 (6.7 magnitudo); dan 13 juni 2013 (6.7 magnitudo). Dengan memperhatikan tingginya potensi dan aktivitas gempa di wilayah ini maka penting untuk terus menggalakkan upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG
Dr. DARYONO