Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gempa Tektonik Guncang Kabupaten Berau Kalimantan Timur Dipicu Sesar Aktif
16 Juli 2020 13:42 WIB
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari Kamis, 16 Juli 2020, sebagian wilayah Kabupaten Berau Kalimantan Timur diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa terjadi pada pukul 10.42.54 WITA berkekuatan M 4,0.
ADVERTISEMENT
Episenter terletak pada koordinat 1,85 LU dan 117,39 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah Baratdaya Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa ini termasuk dalam klasifikasi gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif. Diduga pembangkit gempa ini adalah Sesar Mangkalihat yang menerus ke arah Baratlaut.
Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di wilayah Tanjung Redep, Teluk Bayur, dan Labanan di Kabupaten Berau dalam skala intensitas II-III MMI diskripsinya adalah getaran dirasakan, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, seperti ada truk berlalu. Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan adanya dampak kerusakan yang diakibatkan guncangan gempa ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) pada 2017, Sesar Mangkalihat termasuk sesar aktif yang memiliki magnitudo tertarget mencapai M=7,0 dengan laju pergeseran 0,5 milimeter per tahun.
Sesar Mangkalihat merupakan salah satu sesar aktif yang patut diwaspadai di Kalimantan. Berdasarkan hasil skenario model guncangan gempa berkekuatan M 7.0 dengan sumber gempa Sesar Mangkalihat pada kedalaman 10 kilometer, maka terdapat beberapa wilayah yang dapat terdampak guncangan signifikan. Di wilayah Balikpapan dapat terdampak guncangan dengan intensitas III-IV MMI. Sedangkan wilayah Samarinda dapat terdampak guncangan gempa dengan intensitas V MMI. Sementara untuk daerah yang dekat dengan sumber gempa dapat terdampak guncangan mencapai skala intensitas VII-VIII MMI yang artinya berpotensi terjadi kerusakan tingkat sedang hingga berat.
ADVERTISEMENT
Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kalimatan Timur terdapat 3 struktur sesar sumber gempa yaitu (1) Sesar Maratua, (2) Sesar Mangkalihat, dan (3) Sesar Paternoster. Hasil monitoring kegempaan oleh BMKG.
Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kalimatan Timur terdapat 3 struktur sesar sumber gempa yaitu (1) Sesar Maratua, (2) Sesar Mangkalihat, dan (3) Sesar Paternoster. Hasil monitoring kegempaan oleh BMKG terhadap Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur menunjukkan masih aktif. Tampak dalam peta seismisitas pada 2 zona sesar ini aktivitas kegempaanya cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat-timur.
Catatan sejarah gempa signifikan dan merusak yang pernah terjadi di wilayah ini dan berkaitan dengan aktivitas sesar aktif cukup banyak. BMKG mencatat setidaknya sudah 7 kali gempa signifikan, satu diantaranya memicu tsunami destruktif, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Gempa dan Tsunami Sangkulirang pada 14 Mei 1921 yang menimbulkan kerusakan sedang hingga berat mencapai VII-VIII MMI. Gempa kuat ini diikuti tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang.
2. Gempa Tanjung Mangkalihat pada16 November 1964, berkekuatan M=5,7.
3. Gempa Kutai Timur pada 4 Juni 1982, berkekuatan M=5,1.
4. Gempa Muarabulan, Kutai Timur pada 31 Juli 1983, berkekuatan M=5,1.
5. Gempa Mangkalihat pada 16 Juni 2000, berkekuatan M=5,4.
6. Gempa Tanjungredep pada 31 Januari 2006 berkekuatan M=5,4 dan
7. Gempa Muaralasan, Berau pada 24 Februari 2007, berkekuatan M=5,3.
Gempa Berau yang terjadi tadi pagi menarik untuk dicermati. Kita dapat diambil pelajaran bahwa catatan gempa signifikan tersebut di atas dapat mengalami pengulangan karena sifat gempa yang memiliki periode ulang. Dengan demikian, daerah yang pernah mengalami gempa kuat pada masa lalu dapat kembali terjadi pada masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, sebagai upaya mitigasi bencana maka wilayah yang memiliki catatan sejarah gempa merusak pada masa lalu wajib membangun bangunan tahan gempa serta mengedukasi warganya bagaimana cara selamat saat terjadi gempa. Ini penting sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian gempa berikutnya.***DARYONO BMKG.