5 Hewan Hasil Perkawinan Silang

Savannah Cat. Foto: Wikimedia Commons

Hewan hibrida atau hewan hasil perkawinan silang yang paling umum antara lain kuda betina dan keledai jantan. Faktanya, terdapat banyak hewan hibrida yang tidak orang ketahui yang bisa saja berada di sekitar manusia.

Beberapa perkawinan silang tidak terjadi di alam, melainkan melalui campur tangan manusia. Hal ini turut serta dikarenakan dengan kemajuan dalam bidang rekayasa genetika dan kloning.

Melansir berbagai sumber, berikut deretan hewan hasil perkawinan silang:

1. Kucing Savannah (Kucing Peliharaan + Kucing Liar)

Kucing ini merupakan hasil persilangan kucing liar Sercal dari Afrika dengan kucing domestik ras Siamese, Bengal, dan Egyptian Mau.

Secara fisik, Kucing Savannah bisa dikatakan besar. Umumnya kucing Savannah bisa mencapai panjang sekitar 44 cm.

2. Beefalo (Sapi + Bison)

Berdasarkan Bored Panda, Beefalo atau sering disebut “Catallo” merupakan hasil kawin silang antara sapi jantan dan bison Amerika betina. Persilangan dimulai sekitar abad 18 di daerah selatan Amerika Utara selama masa colonial Inggris.

3. Dzo (Sapi + Yak Liar)

Dzo. Foto: WIkimedia Commons

Dzo merupakan persilangan antara sapi dan yak liar di daerah Tibet dan Mongolia. Dzo lebih banyak menghasilkan daging dan susu dibandingkan dengan kedua moyangnya. Ukuran mereka juga lebih besar daripada yak atau sapi di wilayah tersebut. Namun sama seperti daging sapi, saat ini daging dzo juga dinilai memiliki gen yang terkontaminasi karena faktanya Dzo dapat kembali disilangkan.

4. Zubron (Sapi + Bison Eropa)

Zubron yang disilangkan dari sapi dan bison Eropa dinilai lebih kuat dan tahan terhadap penyakit. Zubron dianggap sebagai hewan ternak yang tangguh pada berbagai macam situasi. Zubron merupakan hewan yang sangat berat, tubuh dewasa bisa mencapai bobot 1.200 kg. Saat ini, Zubron hanya ditemukan di Taman Nasional Bialowieski, Polandia.

5. Leopon (Macan Tutul Jantan + Singa Betina)

Leopon merupakan hasil kawin silang dari macan tutul jantan dan singa betina. Secara fisik, kepala Leopon tampak seperti singa, sedangkan bagian tubuh lainnya mengikuti gen ayahnya, sehingga menimbulkan pola tutul. Pertama kali praktik ini dilakukan di India tahun 1859. Leopon memiliki kemampuan memanjat dan menikmati air seperti macan tutul.